Vioniema, Dari Rumahan Hingga Masuk Hotel, Kacang Langkoseng dengan Rasa Unik yang Mencuri Perhatian

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Saat pandemi COVID-19 yang melanda dunia pada tahun 2020 lalu, banyak orang dipaksa untuk beradaptasi dengan situasi baru, termasuk Salma, yang akrab disapa Emma.

Sebagai seorang ibu yang harus memenuhi biaya kuliah anaknya, Emma mencari cara untuk menghasilkan pendapatan dari rumah. Dari situ, lahirlah Vioniema, sebuah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang memproduksi kacang langkoseng dengan varian rasa unik.

Awalnya, Emma hanya menitipkan kacang langkoseng produksinya di warung-warung sekitar dengan harga Rp2.000 per bungkus. Namun, berkat ketekunan dan inovasi, Vioniema kini telah berkembang pesat.

Produk kacang langkoseng Vioniema tidak hanya dijual di warung-warung, tetapi juga telah merambah ke hotel, cafe, dan koperasi ternama di Makassar, seperti Hotel Ibis, Cafe Ongkel Jhon, dan Koperasi Bank Indonesia.

Nama Vioniema sendiri memiliki cerita unik. Awalnya, Emma memberi nama usahanya Violet99, yang melambangkan keberanian dan kekayaan. Namun, karena nama tersebut sudah didaftarkan oleh pihak lain, Emma harus mengganti nama usahanya menjadi Vioniema.

"Vio" diambil dari kata violet, yang tetap mempertahankan makna keberanian dan kekayaan, sementara "niema" adalah nama panggilan akrab Emma. Kini, Vioniema identik dengan kacang langkoseng berkualitas tinggi yang telah menjadi favorit banyak orang.

Salah satu keunikan produk Vioniema adalah varian rasa kacang langkoseng yang tidak biasa. Selain rasa original, Vioniema juga memproduksi kacang langkoseng dengan rasa daun jeruk, yang memberikan sensasi unik di setiap gigitan.

Tidak hanya kacang langkoseng, Vioniema juga telah memperluas produknya dengan menghadirkan Songkolo Tidak Begadang, Kacipok Pelangi, Kerupuk Sutra, dan Kacang Disko. Namun, kacang langkoseng tetap menjadi produk unggulan yang menjadi ciri khas Vioniema.

Meskipun telah meraih banyak kemajuan, Emma mengakui bahwa tantangan terbesar saat ini adalah sulitnya mencari tenaga kerja yang memiliki semangat untuk maju bersama. "Kami butuh orang-orang yang memiliki visi yang sama, yang ingin berkembang bersama, terutama dalam mempertahankan kualitas kacang langkoseng yang menjadi andalan kami," ujarnya.

Emma juga menyampaikan harapannya agar UMKM seperti Vioniema terus mendapatkan dukungan dari pemerintah dan komunitas.

"Alhamdulillah, kami selalu mendapat dukungan dari pemerintah dan komunitas, seperti Ridoh Challenge with UMKM (RC), yang membantu kami dalam berbagai hal, mulai dari fasilitasi tempat jualan hingga pembuatan kartu nama dan atribut lainnya," kata Emma, Jumat (14/2).

Dukungan ini sangat penting untuk terus mempromosikan kacang langkoseng Vioniema ke pasar yang lebih luas.

Emma juga berpesan kepada sesama pelaku UMKM untuk tidak mudah tersinggung dengan kritik, terutama yang berkaitan dengan rasa produk.

"Jangan baper kalau ada kritikan dari sesama UMKM. Misalnya tentang rasa kacang langkoseng kami. Jangan pelit berbagi tester. Saat event, siapkan tester untuk dicicipi. Jika saat itu mereka belum membeli, insya Allah suatu saat mereka akan mencari produk kacang langkoseng yang sudah mereka coba," ujar Emma.

Produk kacang langkoseng Vioniema kini bisa ditemukan di berbagai tempat ternama di Makassar, seperti Amanda Brownies Sulsel, BSI UMKM Centre Makassar, BNI Xplor, Hotel Raising, Hotel Kryad Hana Makassar, Royal Bay, Kantor Pos Indonesia, Cafe Q, Cafe Gendut, Warung Rawon Mas Bowo, dan masih banyak lagi.