SPN Jawa Barat Ungkap Kebohongan Valyano Boni Siswa Dipecat Jelang Pelantikan, TNI AL Turun Tangan
Ia diduga melakukan sejumlah pelanggaran dan diduga mengidap Narcissistic Personality Disorder (NPD).
TRIBUN-TIMUR.COM - Kepala Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Jawa Barat, Kombes Dede Yudy Ferdiansyah, mengungkap kebohongan Valyano Boni Raphael.
Valyano Boni Raphael dipecat jelang pelantikan anggota Polri.
Boni dituding pernah berbohong soal riwayat mengikuti pendidikan.
Diketahui, Boni dipecat dari SPN Polda Jabar H-6 menjelang pelantikan anggota Polri.
Ia diduga melakukan sejumlah pelanggaran dan diduga mengidap Narcissistic Personality Disorder (NPD).
Dede mengatakan Boni berbohong saat proses Penelusuran Mental Kepribadian (PMK).
Ketika mengisi Litpers, yaitu tes untuk menelusuri latar belakang, sikap, dan cara hidup calon Bintara, Boni dikatakan mengaku tak pernah mengikuti pendidikan militer.
Tetapi, setelah pihak SPN Polda Jabar berkoordinasi dengan Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan, dan Latihan Sekolah Bintara TNI Angkatan Laut (Kodiklatal Seba TNI AL), diketahui Boni pernah mengikuti pendidikan pada 2023.
"(Boni) memberikan keterangan palsu. Yang Bersangkutan mengisi Litpers atau PMK, (mengaku) tidak pernah mengikuti pendidikan militer," ungkap Dede saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi III DPR RI, Kamis (6/2/2025), dikutip dari YouTube TV Parlemen, Selasa (11/2/2025).
"Dari hasil koordinasi dengan Kodiklatal Seba TNI AL, Yang Bersangkutan pernah mengikuti pendidikan di Seba TNI AL gelombang 1 tahun 2023 selama dua bulan," imbuh dia.
Untuk memperjelas riwayat pendidikan militer Boni, Kodiklatal TNI AL mengirim surat kepada SPN Polda Jabar.
Dalam surat Komandan Kodiklatal TNI AL Nomor: R/758/XI/2024 tertanggal 12 November 2024, Boni disebutkan pernah mengikuti pendidikan sebagai siswa Dikmaba TNI AL angkatan XLIII/1 Tahun Ajaran 2023.
Meski demikian, Boni diberhentikan karena mengidap depresi berat.
Selain itu, kata Dede, menurut surat Kodiklatal TNI AL, Boni juga tidak mengikuti kegiatan belajar melebihi 10 persen dari seluruh jam pelajaran.
"Keputusan Komandan Kodiklat TNI AL, Yang Bersangkutan dikeluarkan dengan alasan memiliki penyakit depresi berat dengan gejala psikotik," jelas Dede.
Diduga Idap NPD
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Bagian Psikologi Sumber Daya Manusia (SDM) Polda Jabar, Ipda Ferren Azzahra Putri, menyampaikan pemaparan mengenai hasil pemeriksaan psikologi terhadap Valyano Boni Raphael.
Hasilnya, kata Ferren, beberapa perilaku Boni menjurus ke NPD.
Ferren lantas memberikan contoh-contoh perilaku Boni yang dianggap mengarah ke NPD.
Pertama, Ferren mengatakan Boni berteriak 'Brimob' saat berlari bersama siswa SPN Polda Jabar.
"Contoh, anak kami dinyatakan NPD adalah saat lari bersama siswa, anak kami bersorak 'Brimob' dan itu dianggap oleh Bakpesi Polda Jabar (sebagai perilaku) NPD," jelas Ferren.
Contoh selanjutnya adalah, saat Boni meminta fasilitas kesehatan yang tak sesuai aturan SPN Polda Jabar.
Menurut Ferren, Boni meminta dirawat di RS Siloam saat akan menjalani operasi impaksi gigi.
"Merasa memiliki hak lebih. Kami dapat data dari SPN, Yang Bersangkutan tidak ingin dirawat di rumah sakit Polri saat impaksi gigi."
"(Boni) ingin dirawat di Siloam, ingin mendapat fasilitas terbaik," urainya.
Selain NPD, Boni juga disebutkan melakukan eksploitasi interpersonal terhadap rekannya.
Pada suatu kesempatan, Boni dikatakan pernah meminta kepada rekannya, agar ia dipukul menggunakan sapu lidi.
Alasannya, Boni ingin menunjukkan kepada orang tua, ia menjadi korban pemukulan.
"Dengan maksud seolah dipukuli pengasuh. Karena dilakukan pemeriksaan tidak terbukti adanya pemukulan dan penculikan tersebut, Propam kami sudah melaksanakan pemeriksaan," kata Ferren.
Belum selesai melanjutkan pernyataannya, omongan Ferren lantas dipotong oleh Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni.
Menurut Sahroni, apa yang disampaikan Ferren merupakan luapan kebencian dan bukan faktual dari cerita yang terjadi.
"Ini sudah meluapkan kebencian. Ini nggak baik, nggak boleh, ini nggak bisa. Ini bukan faktual dari cerita yang terjadi, ini hanya kebencian."
"Masa menuduh si ini nggak bener si itu nggak bener, apa Ibu bener? Belum tentu," kata Sahroni.
Hasil Pemeriksaan Dikatakan Sehat
Terkait Valyano Boni Raphael yang diduga mengidap NPD, sang ibu, Veronica Putri Amalia, membantahnya.
Sebab, menurut hasil pemeriksaan biro psikologi dan Polri Jawa RS Polri Sukamto, Boni dinyatakan sehat.
Sebagai informasi, pemeriksaan psikologi ini dilakukan Boni setelah ia dipecat dari SPN Polda Jabar dan dinyatakan NPD.
"Setelah anak kami keluar dari SPN, kami melakukan pemeriksaan di biro psikologi, hasilnya berbeda dari yang dipaparkan SPN. Hasilnya sehat," kata Veronica dalam kesempatan yang sama.
"Yang kedua, kami melakukan pemeriksaan di RS Polri Sukamto, di mana hasilnya anak kami sehat secara pemeriksaan psikolog dan kesehatan jiwa," tegas dia.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Gaji Fantastis Satria Kumbara di Militer Rusia Tapi Ingin Pulang ke Indonesia |
![]() |
---|
Pernyataan Tegas TNI AL dan DPR RI Soal Nasib Satria Eks Marinir Tentara Bayaran Rusia |
![]() |
---|
Nasib Satria Eks Marinir TNI AL Bangga Jadi Tentara Rusia, Kini Mengemis Mau Pulang |
![]() |
---|
3 Perwira Marinir Lulus Pendidikan Militer di Amerika Serikat, termasuk Charles Lumban Gaol |
![]() |
---|
Siapa Kolonel Harun Arrasyid? Ini Profil Kepala Operasional Armuzna 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.