Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Fokus Transformasi Digital dan Inovasi, BSI Cetak Pertumbuhan Laba 22,83 Persen

BSI berhasil mempertahankan kinerja dengan pertumbuhan yang konsisten di atas industri perbankan, dengan fundamental yang kuat.

|
Penulis: Rudi Salam | Editor: Ina Maharani
handover BSI
KINERJA BSI - Direktur Utama BSI Hery Gunardi (tengah), Corporate Secretary BSI Wisnu Sunandar (Paling kiri), Direktur Information Technology BSI Saladin D Effendi (Kedua dari kiri), Direktur Compliance & Human Capital BSI Tribuana Tunggadewi (Ketiga dari kiri), Direktur Finance & Strategy BSI Ade Cahyo Nugroho (lima dari kiri), Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna (enam dari kiri) dan Direktur Risk Management BSI Grandhis H Harumansyah (paling kanan), berpose usai pemaparan kinerja Rabu (6/2/2024) 

 

Jakarta, Tribun - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berhasil menjaga momentum pertumbuhan kinerja positif dan berkelanjutan pada akhir 2024, dengan mencetak laba bersih mencapai Rp7,01 triliun, tumbuh dobel digit 22,83 persen secara tahunan (yoy).

Tidak hanya laba bersih, BSI mencatat semua indikator keuangan lain rerata tumbuh dobel digit mulai dari Dana Pihak Ketiga (DPK), pembiayaan, dan aset Perseroan. Fokus pada pembiayaan yang berkualitas, transformasi digital dan inovasi menjadi kunci BSI menjaga kinerja yang impresif di tengah dinamika kondisi perekonomian.

Direktur Utama BSI, Hery Gunardi mengatakan tahun 2024 merupakan periode menantang di mana kondisi ekonomi global masih diliputi ketidakpastian, dengan likuiditas yang ketat dan persaingan pasar yang tinggi. Di tengah kondisi itu, BSI terus mempertahankan fokus untuk senantiasa agile dan inovatif melalui transformasi digital serta menjaga pertumbuhan pembiayaan yang berkualitas.

“Alhamdulillah, kinerja yang dicapai menggembirakan bahkan melebihi ekspektasi di tengah ketidakpastian ekonomi global. BSI, setiap tahun sejak lahir hingga saat ini, selalu tumbuh di atas pertumbuhan industri,” ujar Hery.

Kinerja impresif tersebut adalah impact dari implementasi strategi 2024. Pertama, BSI fokus memperbaiki infrastruktur transaction banking dengan meluncurkan BYOND by BSI dan memperbanyak mesin ATM/CRM, EDC, BSI Agent, serta merchant QRIS. Kedua, menggali potensi bisnis model yang baru yakni bisnis berbasis emas, tabungan haji, bancassurance, dan bisnis treasury.

Menurut Hery, langkah yang diambil terbukti efektif. BSI berhasil mempertahankan kinerja dengan pertumbuhan yang konsisten di atas industri perbankan, dengan fundamental yang kuat.

Dengan pertumbuhan laba bersih 22,83 persen yoy pada 2024, BSI menjadi salah satu di jajaran Top 10 Bank yang mencatatkan pertumbuhan kinerja tertinggi. Pencapaian laba yang tinggi tidak terlepas dari pengelolaan DPK yang tepat serta pertumbuhan penyaluran pembiayaan yang sustain.

Di tengah ketatnya kompetisi likuiditas sektor perbankan, BSI mencatat pertumbuhan DPK sebesar 11,46 persen menjadi Rp327,45 triliun. Pencapaian ini ditopang oleh dana murah (CASA) yang mencapai rasio 60,12 persen dari total DPK. Sepanjang 2024, CASA BSI mencapai Rp197 triliun atau naik 10,65 persen yoy. DPK BSI dari produk-produk tabungan mencapai Rp140,53 triliun, disusul deposito Rp130,58 triliun, dan giro Rp56,33 triliun. Pengelolaan DPK yang tepat memberikan dampak positif pada penurunan beban bagi hasil.

“Kami mengambil peluang dengan memanfaatkan potensi Islamic ecosystem yang hanya dimiliki oleh bank syariah. Salah satunya lewat bisnis emas dan haji. Inovasi dan transformasi digital yang memudahkan transaksi secara digital juga turut berdampak positif terhadap penghimpunan DPK,” ujarnya.

Penyaluran pembiayaan BSI juga menunjukkan kinerja impresif dengan pertumbuhan di atas industri. Pada 2024, BSI tercatat menyalurkan pembiayaan sebesar Rp278,48 triliun, tumbuh 15,88 persen yoy. Berdasarkan segmen, pembiayaan wholesale mencapai Rp77,22 triliun atau tumbuh 14,38 persen yoy, disusul segmen ritel senilai Rp49,38 triliun (naik 16,86 persen yoy). Selain itu, pembiayaan untuk segmen konsumer tercatat Rp151,88 triliun atau naik 16,34 persen yoy.

“BSI ini punya demand side yang luar biasa kuat, untuk itu kami terus meningkatkan dan memperbaiki sisi supply. Supply ini adalah dari sisi produk hingga distribution channel, tidak hanya cabang tetapi juga elektronik channel seperti ATM, mobile banking, QRIS dan lainnya,” tutur Hery.

Pengelolaan pembiayaan secara tepat berimbas pada membaiknya kualitas pembiayaan yang disalurkan. Per akhir 2024, rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) gross BSI membaik menjadi 1,90 persen. Cost of credit (CoC) perseroan juga membaik di level 0,83 persen pada 2024.

Bagi pemilik saham, perseroan juga mencetak rasio imbal hasil menarik, yang terlihat dari angka return on equity (ROE) sebesar 17,77 persen. BSI menutup tahun 2024 dengan kenaikan aset sebesar 15,55 persen menjadi Rp408,61 triliun. Adapun rasio return on asset (ROA) perseroan pada 2024 berada di level 2,49 persen.

Hery menegaskan, rasio keuangan yang solid menjadi kunci tercapainya kinerja yang positif. “Sejumlah indikator keuangan lainnya menunjukkan pencapaian kinerja yang tidak kalah solid, yang menopang pencapaian bottom line,” lanjutnya.

BSI juga turut berkontribusi dalam melakukan green activity, di antaranya penyaluran pembiayaan keuangan berkelanjutan mencapai Rp66,50 triliun, naik dari Rp57,7 triliun pada 2023. Portofolio pembiayaan berkelanjutan BSI ditopang oleh pembiayaan sosial yang mencapai Rp52,40 triliun dan pembiayaan sumber daya alam yang berkelanjutan (green financing) Rp14,10 triliun. BSI juga berhasil menerbitkan sustainability sukuk tahap I senilai Rp3 triliun.

Berbagai langkah implementasi BSI dalam menunjukkan komitmen net zero emission tersebut menempatkan BSI pada peringkat 4 skor ESG di tingkat global. “BSI juga mendukung low carbon economy pada setiap operasional dan bisnis perusahaan,” ujarnya.

Dari sisi operasional, komitmen BSI ditunjukkan dengan pemakaian kendaraan operasional ramah lingkungan, membangun gedung ramah lingkungan, termasuk pengelolaan air limbah serta pencahayaan yang hemat energi. “Selain itu, kontribusi terhadap kemaslahatan umat juga dilakukan untuk program socioekonomi, pendidikan, kesehatan, kemanusiaan, dan dakwah serta advokasi,” lanjutnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved