Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

2784 Sapi di Gowa Terinfeksi PMK, Tersebar di 14 Kecamatan

Untuk mengantisipasi, pihaknya telah membentuk tim pengendalian dan penanggulangan PMK. 

ISTIMEWA/Dinas Peternakan Gowa
Suasana Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Gowa saat memantau dan memvaksin ternak sapi terinfeksi PMK beberapa waktu lalu. 

TRIBUN-GOWA.COM - Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Gowa, mengkonfirmasi jumlah ternak sapi terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Plt Kepala Dinas Peternakan Gowa, Muhammad Chaerul Aswar mengatakan, berdasarkan data sebanyak 2.784 hewan ternak terinfeksi di 14 kecamatan.

"Data terakhir kita ada 14 kecamatan yang sudah tertular dengan 2.784 kasus. Ternak yang sakit 2.784, mati 2 ekor, dijual 6 ekor," ujarnya, Selasa (4/2/2025)

Untuk mengantisipasi, pihaknya telah membentuk tim pengendalian dan penanggulangan PMK

Dia menyebutkan, tim ini  terdiri dari dokter hewan, paramedis, penyuluh, serta tenaga swadaya masyarakat yang telah diberikan pelatihan khusus.

"Upaya-upaya mengantisipasi untuk mengendalikan. Pertama, kita membuat tim pengendalian dan penanggulangan penyakit kuku dan mulut di Gowa, itu beranggotakan dokter hewan, paramedik, penyuluh, dan tenaga swadaya masyarakat yang sudah diberikan pelatihan,” bebernya.

Sebagai langkah pencegahan dan pengobatan, pihaknya telah melakukan berbagai tindakan

Termasuk vaksinasi terhadap 500 ekor ternak, desinfeksi pada 62 ekor, serta tindakan preventif dan pengobatan terhadap 2.892 ekor.

Aswar mengatakan, penyemprotan disinfektan juga dilakukan di kandang-kandang ternak serta peralatan peternak.

Hewan ternak juga disemprot dengan disinfektan, dengan syarat tidak terkena bagian mata.

Aswar menerangkan, vaksinasi dilakukan di kecamatan yang belum melaporkan adanya kasus PMK, seperti Kecamatan Tombolo Pao. 

Di wilayah ini, terdapat sekira 7.000 ekor sapi yang menjadi sasaran vaksinasi.

Tak hanya itu, pihaknya juga melakukan pengobatan bagi ternak yang telah terpapar. 

Ternak-ternak ini mendapatkan suntikan antibiotik serta obat untuk mengatasi luka di lidah, mulut, dan kuku.

“Kita melakukan penyuntikan antibiotik dan pemberian obat anti sariawan serta obat kumur yang bisa membantu menyembuhkan luka di bagian lidah, mulut, dan kuku,” jelasnya

Aswar menjelaskan untuk menghindari kepanikan di kalangan peternak pihaknya terus menggenjot sosialisasi 

Peternak kata dia, tak perlu khawatir sebab PMK bisa disembuhkan asalkan hewan mendapat pengobatan yang tepat serta perawatan yang baik.

“Saat ini, kalau terserang PMK, sapi biasanya panik sehingga dijual. Padahal, sapi ini bisa disembuhkan. Jadi kita sosialisasikan agar peternak tidak panik dan menjual murah sapinya. Kita bisa membantu masyarakat dan menyadarkan bahwa ini bisa sembuh,” jelasnya.

Aswar menyebut, PMK disebabkan oleh virus yang sangat menular. 

Penyebarannya, bisa terjadi melalui udara, kendaraan pengangkut ternak, maupun peralatan yang digunakan peternak.

“Jumlah penyerangan pada ternak, kalau satu kecamatan ada ternak yang terserang, hampir dipastikan di atas 80 persen desa-desa di kecamatan tersebut juga terserang. Tinggal yang menentukan adalah kekebalan sapi itu sendiri,” ungkapnya.

Populasi ternak terbesar di Gowa berada di dataran tinggi, seperti Biring Buku, Tompo Bulu, dan Mamuju. 

Daerah itu lebih rentan terhadap penyebaran PMK karena jumlah ternaknya yang lebih banyak dibandingkan dataran rendah.

Dia menambahkan, palagi musim hujan, memperparah kekebalan ternak.

Laporan TribunGowa.com, Sayyid Zulfadli

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved