Jenesys 2025
Generasi Muda Jepang Mulai Enggan Nonton TV, Pembaca Surat Kabar Masih Besar
Dua media didatangi yakni Hokkaido Television Broadcasting (HTB) dan surat kabar harian The Hokkaido Shimbun Press.
Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Sudirman
Laporan Jurnalis Tribun Timur Fahrizal Syam dari Sapporo, Jepang
TRIBUN-TIMUR.COM, SAPPORO - Sebanyak 16 jurnalis asal Indonesia, termasuk jurnalis Tribun Timur, Fahrizal Syam, berkunjung dan sharing informasi ke dua media terkemuka di Sapporo, Prefektur Hokkaido.
Kunjungan dilaksanakan dalam program Jenesys 2025, Jumat (31/1/2024).
Dua media didatangi yakni Hokkaido Television Broadcasting (HTB) dan surat kabar harian The Hokkaido Shimbun Press.
Pada kunjungan pertama di HTB, peserta diterima langsung Presiden Direktur HTB Tatsuro Terauchi.
Ia ditemani Sekretaris Jiguchi Naomi, Direktur Warta Berita Goto Yuya, dan Yamagami Nobu selaku penyiar berita.
HTB adalah satu dari lima stasiun televisi swasta di Sapporo.
Sementara satu stasiun televisi lainnya yakni stasiun nasional NHK.
Tatsuro Terauchi memaparkan bagaimana HTB yang menyasar semua segmen, menyajikan siaran menarik dan berkualitas untuk pemirsanya.
Saat ini, kata Terauchi, ada total 170 karyawan di stasiun HTB, 40 orang di antaranya menangani bagian pemberitaan.
Menurut Terauchi, generasi muda di Jepang saat ini mulai enggan menonton televisi, dan lebih memilih sosial media.
Untuk itu mereka turut bertransformasi dengam merambah ke sosial media untuk broadcasting.
"Generasi muda sekarang mulai enggan menonton televisi dan lebih memilih sosial media. Untuk itu kami melihat Youtube kini memiliki potensi dikembangkan dibanding televisi," ujarnya.
Terauchi juga mengajak peserta Jenesys berkeliling melihat ruang produksi hingga studia HTB.
Kunjungan kemudian dilanjutkan ke The Hokkaido Shimbun Press, perusahaan surat kabar terbesar di Hokkaido.
Dari kunjungan itu, terungkap bahwa masyarakat Jepang masih memiliki minat yang tinggi untuk membaca koran.
Terlihat dari surat kabar The Hokkaido Shimbun Press dicetak cukup tebal, 30 halaman.
Belum lagi jumlah cetakan mencapai 650 ribu eksamplar per hari.
Selain itu, hampir sama dengan sebagian besar media cetak di Indonesia, The Hokkaido Shimbun Press juga menyediakan koran digital berlangganan.

Hokkaido Television Broadcasting dan The Hokkaido Shimbun Press pun cukup tertarik mendengar bagaimana perkembangan media di Indonesia.
Acara diakhiri dengan saling bertukar cenderamata.
HTB dan The Hokkaido Shimbun Press masing-masing memberi cendera mata berupa boneka maskot bernama On-Chan dan Bun Chan.
Setiap media di Jepang memang hampir semua memiliki maskot sendiri yang menjadi daya tarik ke pemirsanya. (*)
Kanji Bukan Sekadar Kaligrafi, Tapi Seni Ekspresikan Diri |
![]() |
---|
Cerita Pipang Bugis, Keluarga Kecil, dan Air Mata Perpisahan dengan Warga Jepang |
![]() |
---|
Melihat Parlemen Hokkaido, Tak Ada Sekat untuk Masyarakat |
![]() |
---|
Masalah Serius Depopulasi Jepang, Anak Muda Ogah Menikah hingga Sekolah Tutup karena Tak Punya Siswa |
![]() |
---|
Jalan Kaki di Tengah Hujan Salju Lebat, Peserta Jenesys 2025 Temui Pemerintah Kota Takikawa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.