Sosok 2 Peraih Adhi Makayasa Pensiun Dini sebagai Tentara, Kini Jadi Menteri Prabowo
Sosok dua peraih penghargaan Adhi Makayasa jadi menteri setelah pensiun dini sebagai tentara
Tahun 2015, AHY kembali mengenyam pendidikan di AS, dan kemudian meraih predikat Summa Cum Laude dari US Army Command and General Staff College di Fort Leavenworth, Kansas. Sampai awal 2016, AHY ditugaskan sebagai Komandan Batalyon Infanteri Mekanis 203 Arya Kamuning, salah satu pasukan elit pengaman Ibu Kota Negara. Sebagai Danyonif 203 AHY sukses memimpin latihan bersama pasukan Australia di Darwin pada tahun 2016.[20]
Karier
Pada 10 Agustus 2017, AHY mendirikan The Yudhoyono Institute dan duduk sebagai Direktur Eksekutif.[21] Bersamaan dengan itu, AHY juga membentuk AHY Foundation yang fokus terhadap isu sosial dan kemanusiaan khususnya kesehatan, pendidikan dan lingkungan serta respon tanggap bencana.
Pilkada DKI 2017
AHY memulai karier politiknya sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta pada pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017. Ia diusung oleh koalisi 4 partai politik yakni Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Amanat Nasional (PAN) dan berpasangan dengan Sylviana Murni.
Pasangan Agus-Sylvi menantang pasangan Cagub petahana Basuki Tjahja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) dan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno (Anies-Sandi). Agus-Sylvi mendapatkan nomor urut 1, Ahok-Djarot mendapatkan nomor urut 2, dan Anies-Sandi mendapatkan nomor urut 3.[22]
Pada tahun 2019, AHY sempat digadang-gadang masuk ke dalam kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga Indonesia.[23]
Kogasma
KOGASMA
Pada 17 Februari 2018, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengukuhkan AHY sebagai Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) untuk Pemilukada 2018 dan Pemilu 2019. AHY dipercaya memimpin upaya pemenangan Partai Demokrat pada Pemilukada 2018 dan Pemilu Legislatif 2019.[11]
Ia menjadi juru kampanye Partai Demokrat dan mengonsolidasikan kader-kader di daerah guna memenangkan calon yang diusung oleh Partai Demokrat pada Pemilukada 2018. Partai Demokrat berhasil mencapai target awal 35 persen dari 171 pemilihan.[butuh rujukan]
Pada Pemilu 2019, Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) dilakukan secara serentak. Pada Pilpres 2019, Partai Demokrat berkoalisi dengan partai politik pengusung pasangan Prabowo-Sandi. Untuk Pileg 2019, Partai Demokrat menargetkan 15 persen dari jumlah keseluruhan kursi DPR RI. Hasil Pileg 2019, Partai Demokrat meraih 10.876.507 suara (7,77 persen).[24]
Pada Oktober 2019, AHY ditunjuk sebagai Wakil Ketua Umum Partai Demokrat.[25]
Pada tanggal 15 Maret 2020 AHY terpilih secara aklamasi oleh seluruh peserta Kongres ke V Partai Demokrat di JCC Senayan, Jakarta, menjadi Ketua Umum Partai Demokrat menggantikan SBY periode 2020-2025.[26]
Ketua Umum Partai Demokrat
Pada tanggal 15 Maret 2020, AHY terpilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat dalam Kongres ke-V Partai Demokrat. AHY didaulat oleh seluruh pemilik Hak Suara untuk menjadi Ketua Umum Partai Demokrat Periode 2020-2025. Dukungan tersebut ia dapatkan dari 34 provinsi dan 514 Kabupaten dan Kota di seluruh Indonesia.[27][28]
Setelah ditetapkan menjadi Ketua Umum Partai Demokrat, AHY langsung menggerakkan seluruh elemen dan struktur partainya dari mulai pusat sampai daerah untuk bergerak membantu masyarakat yang terdampak Pandemi Covid-19. Gerakan ini sangat masif, karena selama masa pandemi para kader dan pengurus Demokrat secara gotong royong menyalurkan masyarakat dengan total nilai bantuan hampir 200 Miliar Rupiah.
Kepemimpinan AHY sempat diuji oleh aksi dari upaya pembegalan partai oleh KSP Moeldoko yang dikenal dengan Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPKPD). Namun, ditengah krisis tersebut, AHY mampu keluar dan berhasil mempertahankan kedaulatan Partai Demokrat dengan menjaga soliditas internal dan kecepatan serta ketepatan dalam mengambil langkah dan keputusan.[29]
Menjelang Pemilu 2024, AHY bersama Demokrat telah menyatakan dukungan untuk Anies Rasyid Baswedan sebagai Bakal Calon Presiden bersama dengan Nasdem dan PKS yang tergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Berdasarkan survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Mei 2023, AHY memiliki elektabilitas yang tinggi untuk menjadi pasangan atau Bakal Calon Wakil Presiden potensial dari ketiga kandidat Bacapres yang ada, baik Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, maupun Anies Rasyid Baswedan.[30]
Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN)
Pada tanggal 21 Februari 2024, AHY dilantik menjadi Menteri Agraria dan Tata Ruang merangkap Kepala Badan Pertanahan Nasional oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara. Pelantikan AHY itu berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 34/P Tahun 2024 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Menteri Negara Kabinet Indonesia Maju Periode Tahun 2019-2024 yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo di Jakarta, tanggal 20 Februari 2024.
2. Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara
Dikutip dari Wikipedia, Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara (lahir 10 Maret 1977) adalah seorang pengusaha, dan purnawirawan TNI AD.
Kini ia menjabat sebagai Menteri Transmigrasi di Kabinet Merah Putih sejak 21 Oktober 2024. Ia lulusan terbaik Akademi Militer tahun 1999.
Reformasi TNI mengamanatkan militer untuk tidak terlibat dalam kegiatan politik dan bisnis.
Untuk itu, sebagai konsekuensi dari aktivitasnya dalam dunia bisnis, politik negara dan usahanya mengembangkan jaringan internasional, Suryanagara memutuskan pensiun dini, setelah dinas 20 tahun di militer.
Pasca pensiun, Suryanagara mengakuisisi beberapa perusahaan investasi dan konsultan, yang ia gagas dan rintis bersama para mitra bisnisnya.
Saat ini, ia mengembangkan berbagai perusahaan, yang bergerak dalam bidang investasi, energi dan usaha lainnya.
Selain pengusaha, Suryanagara juga adalah seorang penulis [1] dan pengajar di beberapa institusi pendidikan.
Pengalamannya di bidang investasi, dilengkapi dengan pengetahuannya di bidang strategi dan geopolitik, pertahanan dan intelijen, keamanan nasional dan regional,[3] serta perdamaian internasional.
Riwayat Hidup
Karier Militer
Suryanagara memulai karier sebagai Komandan Peleton di Yonkav 8-Tank/Kostrad hingga menjadi Perwira Seksi Operasi. Lalu, ia dipindahkan ke Aceh untuk membentuk satuan baru, Yonkav 11/Kodam Iskandar Muda.
Periode itu, ia lebih banyak bertugas di medan tempur, selama tiga tahun; Operasi Rencong pada tahun 2003 dan Operasi Pemulihan Keamanan tahun 2004.[6] Setelah Tsunami yang membawa berkah perdamaian di Aceh, penugasan beralih ke Operasi Bantuan Kemanusiaan pada tahun 2005.
Tahun 2006, Suryanagara terpilih sebagai penjaga perdamaian di Lebanon,[7] melalui Kontingen Garuda-XXIII A/UNIFIL.
Ia juga terpilih menjadi perwakilan UNIFIL (bersama perwira India dan Polandia) sebagai pembawa bendera PBB dalam Hari Nasional Italia tahun 2007, di Roma Italia.
Pulang dari Lebanon, Suryanagara ikut membidani dan membangun Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP TNI) di Sentul, Bogor.
Tahun 2010, Mabes TNI menugaskan Suryanagara sebagai Instruktur Internasional pertama TNI, di bidang Misi Pemeliharaan Perdamaian. Bersama instruktur dari Jerman dan Australia, ia melatih 35 perwira dari 11 negara, di New Castle, Australia.
Saat mengembangkan PMPP TNI, Suryanagara juga ditugaskan sebagai staf pimpinan di Mabes TNI.
Baik sebagai Staf Pribadi Kasum TNI, maupun Panglima TNI. Sebelum akhirnya ia ditarik ke Istana Negara untuk membantu tugas-tugas kepresidenan.
Pada masa itu, Suryanagara juga diberi kesempatan menjadi wakil TNI dalam Program "The Young Future Leader" dari Pemerintah Australia tahun 2012, dan dari Pemerintah Korea Selatan tahun 2013.
Selain aktif sebagai perwira lapangan melalui penugasan operasi dalam dan luar negeri, menulis menjadi hobi yang ditekuni Suryanagara, seperti tulisan yang berjudul "TNI AD menjadi tentara kelas dunia, mungkinkah?" yang diterbitkan majalah Jurnal Yudhagama Vol 33 No.I, Edisi Maret 2013.
Beberapa tulisan sebelumnya adalah; Membangun Sikap Kewaspadaan Generasi Muda (2002).
Pendayagunaan Public Relations TNI untuk mengembalikan Citra TNI di masa depan (2002), Konsepsi Teritorial bagi Satuan Kostrad (2003), Konsepsi Penyelesaian Konflik Aceh secara Damai (2004), Strategi Public Relations TNI di Daerah Operasi Tempur (2005), dan TNI dan Bencana Alam: Upaya mitigasi untuk mengurangi risiko bencana (2006). Melalui tulisan-tulisan itu, Suryanagara mendapatkan penghargaan sebagai penulis terbaik di tingkat Kostrad, TNI AD dan TNI.
Tidak hanya mengisi ruang pemikiran di internal TNI, Suryanagara juga menuangkan pemikiran dan gagasannya di surat kabar nasional, sejak berpangkat Kapten. Tulisan pertamanya di harian nasional adalah "Negosiasi Secangkir Kava di Sirec" (2010, Kompas),[12] dan "Australia, Indonesia formalizing military diplomacy" (2012, Jakarta Post).[13]
Sebagaimana dituturkan dalam artikel "Kenapa Saya menulis?", ia mengakui, hobi menulisnya didasari oleh pemikiran bahwa dua kualitas terpenting dalam dunia militer profesional adalah "knowledgeable" dan "open-minded leadership."
Menurutnya, hal tersebut dibuktikan oleh Mayor Jenderal Clausewitz (Prussia), Kapten Liddell Hart (Inggris), Jenderal Besar AH. Nasution (Indonesia) dan Jenderal Sun Tzu (Tiongkok). Nama-nama tersebut memberi kontribusi yang sangat besar lewat karya tulisnya, dan menjadi rujukan bagi institusi militer di seluruh dunia.
Berbeda dengan profesi lainnya, ia sependapat dengan Samuel P. Huntington, bahwa profesionalisme militer bukan semata-mata soal keahlian dan kemahiran, melainkan juga soal "Loyalitas, Jiwa Korsa, dan Tanggung Jawab kepada Negara".
Karena itu, Suryanagara mengatakan bahwa militer profesional harus mengedepankan pengetahuan, keterampilan dan karakter, yang dibentuk melalui pendidikan dan dunia literasi, selain penugasan di lapangan.
Pada tahun 2015-2016, saat mengikuti pendidikan di US Army Command and General Staff College, Fort Leavenworth, Kansas, AS, Suryanagara aktif dalam organisasi Senat Mahasiswa bersama 8 perwira lainnya, mewakili 109 perwira dari 90 negara.
Atas prestasi akademiknya, ia juga mendapat penugasan sebagai Asisten Operasi dalam "Joint Military Exercise: Eagle-Owl"; Latihan Militer Gabungan antara pasukan Amerika Serikat dan Inggris.
Di akhir pendidikan, ia dinominasikan sebagai peraih penghargaan "General Dwight D. Eisenhower Award" (Lulusan Terbaik).
Daftar 19 Sosok Kader Gerindra di Kabinet Prabowo, PKS, PBB, PPP, PKP, Prima, dan Garuda Senasib |
![]() |
---|
Keberadaan Gibran saat Pelantikan Menteri Baru Terungkap, Anak Jokowi Tak Hadir di Istana |
![]() |
---|
Purbaya Yudhi Sadewa Sebut Mesin Ekonomi Pincang antara Era SBY dan Jokowi |
![]() |
---|
Prabowo Subianto Copot Wakil Menteri Kehutanan Sulaiman Umar, Ipar Haji Isam |
![]() |
---|
Siapa Menteri BUMN Setelah Erick Thohir Digeser ke Menpora? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.