FK UMI Jalin Silaturahmi Bahas Prophetic Medicine di King Abdul Aziz Jeddah

Dr dr Rachmat Faisal Syamsu MKes FISPH FISCM

Wakil Dekan IV  FK UMI

Melaporkan dari Jeddah, Arab Saudi

PIMPINAN Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia (FK UMI) Makassar melakukan kunjungan ke Medical Faculty, King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi.

Kunjungan ini bertujuan untuk bersilaturahmi dengan Ketua Ilmiah YAJ Aplikasi Pengobatan Nabi (Thibbun Nabawi/Prophetic Medicine Medical Faculty King Abdul Aziz), Prof Soad Khalil Al Jaouni PhD, seorang hematologist pediatric and visit.

Dalam kunjungan tersebut, hadir Dekan FK UMI Dr dr Nasrudin AM SpOG(K) MARS MSc FISQua AIFO-K, Wakil Dekan I Dr dr Ida Royani MKes MHPE, Wakil Dekan IV Dr dr Rachmat Faisal Syamsu MKes FISPH FISCM, serta Dosen Bagian Radiologi Dr dr Erlin S SpRad(K).

Tim FK UMI disambut langsung oleh Prof Soad di Ruang Prophetic Medicine.

Prof Soad memaparkan berbagai contoh pengobatan Thibbun Nabawi yang telah diterapkan di fakultasnya dan menyambut dengan antusias inisiatif pengembangan Prophetic Medicine di tingkat global.

Baca juga: Dosen FK UMI Raih Penghargaan Peneliti Muda Terbaik di Konfrensi Mustaqbal University Arab Saudi

Dekan FK UMI, Dr Nasrudin AM, menjelaskan bahwa kunjungan ini bertujuan untuk merancang kolaborasi penelitian dan publikasi di masa depan antara FK UMI dan Medical Faculty King Abdul Aziz.

Selain itu, undangan resmi untuk Prof Soad guna menghadiri acara internasional yang akan digelar FK UMI pada pertengahan Juni 2025 juga disampaikan.

Ida Royani, menambahkan bahwa FK UMI saat ini tengah aktif mengembangkan Prophetic Medicine untuk memainkan peran strategis di masa mendatang.

Baca juga: Dosen Fakultas Kedokteran UMI Presentasi Karya llmiah di Arab Saudi

Kegiatan ini menjadi langkah konkret FK UMI dalam upaya meraih akreditasi internasional sekaligus memperkuat kompetensi dosen di bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam penelitian dan publikasi.

Nasrudin menegaskan bahwa syiar kegiatan ini sangat penting tidak hanya untuk akreditasi nasional dan internasional, tetapi juga untuk mendukung nilai-nilai agama Islam.(*)