Penembakan
Beda Kasus Rudi S Gani, Warga Enrekang Ditembak Kepolisian Tangkap Pelaku tak Cukup 24 Jam
Kepolisian cepat menangkap penembak di Kabupaten Enrekang tak sampai 24 jam namum belum tangkap pelaku penembak Rudi S Gani di Kabupaten Bone.
TRIBUN-TIMUR.COM- Belum tuntas kepolisian mengungkap pelaku penembakan pengacara Rudi S Gani di Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, malam tahun baru 2025 lalu, kini ada penembakan memakai senapan di Enrekang.
Penembakan ini terjadi di Dusun Sudu, Kelurahan Buntu Sugi, Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang.
Pelaku pun ditangkap tak sampai 24 jam.
Hal ini berbeda dengan pelaku penembakan Rudi S Gani yang belum ditangkap hingga saat ini.
Kepolisian belum menangkap pelaku selama 16 hari sejak penembakan 31 Desember 2024 lalu.
Kasi Humas, Polres Enrekang Iptu Agung mengatakan korban merupakan warga Sudu yang kesehariannya bekerja sebagai wiraswasta bernama Irwan (41).
Sedangkan, pelaku merupakan sekampung korban bernama Hasrullah (39).
Pada saat kejadian, Iptu Agung mengatakan insiden penembakan ini terjadi pada Rabu (15/1/2025) pukul 12.30 Wita.
Agung menjelaskan, saat insiden ini terjadi korban sedang duduk di depan rumahnya.
"Pelaku sempat mondar-mandir depan rumah korban, selanjutnya tanpa sebab diketahui, pelaku kemudian menembak korban sebanyak satu kali," tutur Agung saat ditemui di Mako Polres Enrekang, Kamis (16/1/2025) sore.
"Kemudian korban terkena peluru di bagian badannya,"tambahnya.
Setelah menerima informasi dari warga terkait adanya penembakan, personel Unit Reskrim Polsek Alla bersama tim Resmob gabungan Polres Enrekang, kemudian menangkap pelaku di rumahnya.
Selanjutnya pelaku beserta barang bukti dibawah ke Mako Polres Enrekang untuk proses penyelidikan lebih lanjut.
"Dari tangan pelaku kita sita senapan angin merek Canon bold model 747L," tuturnya.
Terkait motif pelaku melakukan penembakan, Iptu Agung mengatakan saat ini masih dalam penyelidikan pihaknya.
"Kita tunggu dulu hasil pemeriksaan dari psikolog terkait pelaku apa benar dalam gangguan jiwa atau tidak," tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, kejadian penembakan ini sempat viral di sosmed.
Kepala satuan (Kasat) Reskrim Polres Enrekang, Iptu Herman membenarkan Ikhwal peristiwa ini terjadi.
"Iya benar korban langsung dibawa ke RS Maspul," tutur Iptu Herman saat dikonfirmasi Tribun-Timur.com.
Iptu Herman mengungkapkan pelaku ini diduga Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ).
"Pelaku diduga orang dalam gangguan jiwa," singkatnya.
Pelaku Belum Ditangkap
Dua pekan berlalu, polisi belum berhasil mengungkap penembak pengacara Rudi S Gani saat malam pergantian tahun di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
Polres Bone mengaku pihaknya masih melakukan penyelidikan mendalam terkait kasus tersebut.
Polisi juga telah memeriksa saksi-saksi termasuk saksi kunci istri korban dan menyita belasan senapan angin di sekitar lokasi penembakan.
Lantas apa yang menjadi kendala polisi mengungkap kasus ini?
Menurut Pakar Kriminologi dari Unismuh Makassar, Muhammad Ibnu Maulana Ruslan ada beberapa kendala dialami pihak kepolisian mengungkap kasus penembakan Rudi S Gani.
"Aksi yang dilakukan oleh pelaku ini sangat terstruktur dan sangat rapi tentunya. Itulah sebabnya pihak kepolisian masih kesulitan mencari pelaku ini," ujarnya saat dihubungi Tribun-Timur.com via telepon selular, Kamis (16/1/2025).
Ia mengaku kejahatan yang terstruktur dan rapi membutuhkan pendalaman kasus yang lumayan lama.
"Tapi tentunya kita berharap agar kasus ini bisa terang benderang karena semua kejahatan memiliki celah," bebernya.
Ia meminta Polres Bone memberikan perhatian ekstra terhadap kasus penembakan Rudi S Gani.
Baca juga: Penembak Rudi S Gani Tak Kunjung Ditangkap, Peradi Makassar Bereaksi Keras
"Lebih ke perhatian ekstra terhadap kasus yang seperti ini, apalagi ini menjadi atensi publik, saya yakin polisi sedang berfokus kepada pengidentifikasian pelaku," tandasnya.
Sebelumnya, Kriminolog daru UNM, Prof Heri Tahir menyebut penembakan yang menewaskan pengacara Rudi S Gani merupakan pembunuhan berencana.
"Kalau dilihat dari sisi kriminolog itu ini merupakan pembunuhan berencana dan struktur," ujar Heri saat dikonfirmasi Tribun-Timur.com via telepon selular, Kamis (2/1/2024).
"Sudah lama diincar dan ikuti dan bisa jadi juga dilakukan oleh orang yang profesional karena melihat dari sisi penembakannya dia tahu titik vital seseorang," sambungnya.
Ia menyebutkan pelaku pembunuhan lebih dari satu orang.
"Kalau yang mengeksekusinya itu satu orang tapi yang terlibat dalam proses penembakan itu lebih dari satu orang," bebernya.
Selain itu ia menyebutkan profesi pengacara sangat rawan akan tindakan kriminal.
"Jadi memang harus dicari tahu semua dulu kasus-kasus apa saja yang pernah ditangani, karena kan profesi pengacara ini rawan terjadi kriminal," jelasnya.
"Apalagi saya baca juga kasus yang paling banyak ditangani itu masalah perdata, itukan sensitif sekali, pidana juga sensitif," ucapnya.
Periksa 42 Saksi
Sejauh ini, sudah ada puluhan saksi yang dimintai keterangan oleh penyidik terkait peristiwa penembakan berujung tewasnya Rudi S Gani di malam pergantian tahun.
Kasat Reskrim Polres Bone, AKP Yusriadi Yusuf mengatakan sejauh ini pihaknya sudah memeriksa sebanyak 42 saksi.
"Saat ini penyidik dari Polda dan Polres Bone telah melakukan pendalaman informasi dari saksi-saksi, yang telah diperiksa ada 42 orang," ujar AKP Yusriadi di Polsek Lappariaja, Jumat (10/1/2025).
Ia berharap dengan keterangan saksi tersebut, pihaknya bisa memperoleh titik terang dari peristiwa penembakan yang menewaskan Rudi S Gani.
"Kami berharap dengan diperiksanya saksi ini, kami bisa menemukan titik terang dari pelaku penembakan," jelasnya.
Selain itu pihaknya juga telah meminta saksi kunci dari kasus penembakan tersebut.
"Kalau saksi kunci sudah juga kami periksa, termasuk istrinya dan 12 orang yang ada di TKP sudah kami periksa. Semoga segera ditangkap pelakunya," harapnya.
Sebelumnya, Pengacara bernama, Rudi S Gani ditembak Orang Tak Dikenal (OTK) saat dirinya tengah menantikan malam pergantian tahun bersama keluarga di Desa Pattuku Limpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan pada Selasa (31/12/24) pukul 22.30 Wita.
Dari hasil Tim Labfor yang telah meneliti proyektil peluru yang bersarang di tulang leher korban.
Hasilnya, peluru tersebut bukan dimuntahkan dari jenis senjata api melainkan dari senapan angin.
Pantauan Tribun-Timur.com dilokasi kejadian, Kamis (9/1/2025) nampak garis polisi masih terpasang disekitar lokasi kejadian.
Namun, suasana disekitar lokasi kejadian nampak sepi.
Hanya kerabat dari istri Rudi S Gani yang nampak dilokasi kejadian.
"Yang di rumah hanya saya (orang tua Hj Maryam) dan anaknya. Yang lainnya masih ada semua di Makassar," ujar ayah Hj Maryam, Samsu Alam.
Ia mengaku saat peristiwa penembakan, dirinya sempat mendengarkan bunyi tembakan satu kali.
"Iye jelas sekali kedengaran kalau itu suara tembakan, bahkan disaat yang lainnya bilang pecah pembuluh darah hanya saya yang bilang kalau Rudi itu ditembak," jelasnya.
"Karena saya sempat memegang luka nya dan dalam itu," bebernya.
Peradi Bakal Surati Presiden dan Kapolri
Ketua Tim Pencari Fakta Peradi Makassar, Tadjuddin Rachman mengaku belum mendapat update terbaru dari polisi terkait kasus penembakan Rudi.
"Saya sudah tidak tahu, justru ini kita tidak enaknya karena tidak ada juga update polisi kepada kita selaku pendampingnya ini, tidak ada informasi jadi tidak enak juga kita," kata Tadjuddin, Rabu (15/1/2025).
Padahal pihaknya mengaku sudah sangat terbuka ke polisi terkait informasi yang diperlukan.
"Kita ini sudah sangat tinggi toleransi, tapi tidak ada update sampai ke kita, harusnya kan transparan kepada masyarakat, ini tidak ada," ujarnya.
Tadjuddin menyayangkan sikap Polda Sulsel yang terkesan tidak lagi membangun kordinasi dengan tim pendamping hukum Rudi S Gani atas kasus itu.
"Kita tidak mengerti apa yang terjadi. Makin hari makin gelap, mestinya makin hari makin terang ini barang. Ini makin gelap, bahkan sepertinya tenggelam. Tidak ada (update)," katanya.
Jika dalam sepekan ini pelaku tidak kunjung tertangkap, Tadjuddin berencana akan menyurat ke Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Bahkan, tim TPF Peradi Makassar juga bakal surati Presiden Prabowo Subianto dan Komisi III DPR RI untuk Rapat Dengar Pendapat (RDP) terkait penembakan misterius itu.
"Jadi rencananya kita ini, kalau minggu depan tidak ada (perkembangan), kita ini menyurat ke Komisi III dan Kapolri," jelas Tadjuddin.
"Jadi tim pengacara Peradi akan menyurat kepada Kapolri, kapolda, Kapolres dan Komisi III, sama presiden. Mendesak agar segera mengungkap dan ditangkap itu pelakunya," sambungnya.
(tribun-timur.com/wahdaniar/alqadri)
Lima WNI Ditembak di Malaysia, 1 Meninggal dan 1 Kritis |
![]() |
---|
Profil Rudi S Gani Ditembak Posisi Muka dan Dada di Bone Telah Tangani Sengketa Lahan |
![]() |
---|
Penembak Bocah 11 Tahun Pakai Senapan Angin di Makassar Ditangkap, Ternyata Teman Bermain Korban |
![]() |
---|
Warga Jl Sinassara Tewas Saat Pulang Kerja, Dikenal sebagai Sosok Santun |
![]() |
---|
Siapa Tetsuya Yamagami, Pria yang Nekat Tembak Mantan PM Jepang Shinzo Abe |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.