Penembak Rudi S Gani Tak Kunjung Ditangkap, Peradi Makassar Bereaksi Keras
Rudi S Gani, tewas ditembak di kantor barunya tepat di samping rumah mertua, saat makan malam bersama keluarga menunggu tahun baru
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Hari ini, genap 15 hari kasus penembakan pengacara Rudi S Gani, di malam pergantian tahun, belum terungkap, Rabu (15/1/2025).
Rudi S Gani, tewas ditembak di kantor barunya tepat di samping rumah mertua, saat makan malam bersama keluarga menunggu tahun baru, Selasa (31/12/2024) malam.
Tepatnya, di Desa Pattuku Limpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
Padahal, 42 saksi telah diperiksa oleh penyidik Polres Bone dibantu Tim Polda Sulsel.
Selain itu, 12 pucuk senapan angin yang diduga digunakan penembak misterius itu, juga telah disita.
Begitu juga dengan posisi pelaku membidik korban saat memegang piring berisi makanan dan ikan bakar, telah digaris polisi.
Tidak hanya itu, sosok yang dicurigai pun telah dibeberkan istri almarhum, Hj Maryam (45) ke penyidik Polres Bone di Mapolda Sulsel.
Ketu Tim Pencari Fakta (TPF) Peradi Makassar, Tadjuddin Rachman yang dikonfirmasi, juga mengaku belum mendapat update terbaru dari polisi.
"Saya sudah tidak tahu, justru ini kita tidak enaknya karena tidak ada juga update polisi kepada kita selaku pendampingnya ini, tidak ada informasi jadi tidak enak juga kita," kata Tadjuddin Rachman.
Padahal, kata Tadjuddin, pihaknya mengaku, sudah sangat terbuka ke polisi terkait informasi yang diperlukan.
"Kita ini sudah sangat tinggi toleransi, tapi tidak ada update sampai ke kita, harusnya kan transparan kepada masyarakat, ini tidak ada," ujarnya.
Tadjuddin menyayangkan sikap Polda Sulsel yang terkesan, tidak lagi membangun kordinasi dengan tim pendamping hukum Rudi S Gani, atas kasus itu.
"Kita tidak mengerti apa yang terjadi. Makin hari makin gelap, mestinya makin hari makin terang ini barang. Ini makin gelap, bahkan sepertinya tenggelam. Tidak ada (update)," katanya.
Jika dalam sepekan ini pelaku tidak kunjung tertangkap, Tadjuddin berencana akan menyurat ke Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Bahkan, Tadjuddin dan tim TPF Peradi Makassar juga bakal menyurat ke Presiden Prabowo Subianto dan juga Komisi III DPR RI untuk Rapat Dengar Pendapat (RDP) terkait penembakan misterius itu.
"Jadi rencananya kita ini, kalau minggu depan tidak ada (perkembangan), kita ini menyurat ke Komisi III dan Kapolri," jelas Tadjuddin.
"Jadi tim pengacara Peradi akan menyurat kepada Kapolri, kapolda, Kapolres dan Komisi III, sama presiden. Mendesak agar segera mengungkap dan ditangkap itu pelakunya," sambungnya.
Patahan Daun Lengkuas Jadi Bukti Polisi Pengacara Rudi S Gani Ditembak di Tempat Tinggi
Posisi Penembak Diketahui dari Patahan Daun Lengkuas
Fakta baru terungkap dalam misteri penembakan pengacara Rudi S Gani, di Dusun Limpoe, Desa Pattukku Limpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
Tim Tribun-Timur, menyaksikan langsung lokasi penembakan jelang malam pergantian tahun itu.
Untuk menuju lokasi, tim tribun menempuh perjalanan darat sejauh 100 kilometer menuju Kabupaten Bone, Kamis (9/1/2025).
Tepatnya di Kecamatan Lappariaja, yang jaraknya dari Kota Watampone, masih berkisar 75 kilometer.
Di Tugu Pertigaan alun-alun pusat perkantoran Kecamatan Lappariaja, perjalanan dilanjutkan ke arah poros Bone-Soppeng.
Sekitar 1 kilometer, perjalanan dilanjutkan sejauh 9 kilometer menyusuri jalan desa menuju Dusun Limpoe, Desa Pattukku Limpoe.
Meski jaraknya terbilang tidak terlalu jauh, akses jalan rusak membuat waktu tempuh memerlukan 30-45 menit.
Tiba di lokasi, kedua mertua Almarhum Rudi S Gani, Syamsu Alam (75) dan Suhati.
Suhati menjaga warung kelontong di bawah kolong rumahnya, sementara sang suami baru saja tiba dari sawah.
Jelang matahari terbenam, Tim Tribun melihat langsung lokasi penembakan itu terjadi.
Tampak garis polisi masih terpasang tepat di bangunan yang bakal dijadikan kantor hukum oleh Rudi.
Bangunan itu berhimpitan langsung dengan rumah Syamsu Alam, tepat di samping kiri.
Di dalam bangunan seluas 4x6 meter yang pengerjaan hampir rampung itu, Rudi merenggang nyawa.
Ia ditembak menggunakan peluru kaliber 8 mellimeter, saat makan malam bersama keluarganya pada pukul 21.30 Wita.
Peluru yang disebut dimuntahkan dari laras senapan angin itu, menembus pipih tepat di sisi kanan hidung Rudi.
Proyektil peluru yang ditemukan Tim Forensik Biddokkes Polda Sulsel bersarang di tulang lehernya.
Temuan posisi peluru di tulang leher itu, menguatkan dugaan pelaku membidik Rudi, di tempat yang lebih tinggi.
Pasalnya, selain lokasi kejadian (bangunan kantor Rudi), polisi juga memasang police line (garis polisi) di pekarangan samping rumah warga.
Posisi rumah warga itu berada di atas gundukan tanah setinggi 1-2 meter dari jalanan dusun tepat di depan kantor yang dibangun Rudi.
Jaraknya pun hanya sekitar 15-20 meter dari posisi bangunan kantor tempat Rudi tertembak.
Di pekarangan samping rumah panggung tersebut, terdapat tumbuhan lengkuas, serre, kelor, pohon kelapa dan juga kandang ayam.
Polisi juga disebut menemukan ranting lengkuas yang patah, saat melakukan olah TKP seusai kejadian.
"Diduga disitu posisi itu yang menembak, karena ada rantingnya itu lengkuas patah infonya waktu dicek sama polisi," ucap salah satu warga di lokasi.
Selain itu, di dalam garis polisi juga terdapat tumpukan kayu bakar yang disusun rapih.
Saat bidikan lensa kamera 70-200 mm tribun, disejajarkan dari sudut lokasi yang digaris polisi dengan posisi duduk Rudi di dekat pintu belakang kantor, terlihat cukup presisi.
Terlebih, empat jendela bangunan kantor yang sudah hampir rampung tersebut belum dipasangi kaca dan pintu depan.
Dugaan posisi penembak berada tidak jauh dari lokasi kejadian, juga dikuatkan dengan pernyataan Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan.
"Yang jelas berdasarkan hasil Labfor, korban ditembak dari jarak sekitar 15 meter," ucap Yudhiawan kepada tribun saat di Mapolres Enrekang, Selasa (7/1/2024).
Mertua Rudi, Syamsul Alam (75) yang ditemui di rumahnya, pun menceritakan detik-detik peristiwa memilukan itu dialami menantunya.
"Jadi iyyero wettue kejadian mattunu-tunu bale'ki yelona bolae, pas matunu ni bale e diobbini tama lalengna kantor ee manre. Manengka makkedaka tembakan pa'na bedai oninna sibawa petasan e, kalau tembakan macinnong oninna petasan e malemma," ucap Syamsu Alam dalam bahasa Bugis.
| Munafri Minta Polrestabes Proses Hukum Pelaku Tawuran Kelompok di Sapiria |
|
|---|
| 11 Keluarga Kehilangan Tempat Tinggal Akibat Pembakaran Tujuh Rumah Pelaku Tawuran |
|
|---|
| Ketua Komisi E Andi Tenri Indah Ultimatum Kadis Pendidikan Soal Dokumen |
|
|---|
| Gubernur Jatim Khofifah Pulang ke Makassar Jenguk Yuliana Parawansa |
|
|---|
| Kerentanan Warga Pulau Makassar: Ombak Menguat, Layanan Menyusut |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/Ketua-TPF-Peradi-Makassar-Tadjuddin-Rachman-2024-44.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.