Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Polwan

Sosok Lima Polwan Dipercaya Jabat Kapolres Mutasi Terbaru Polri, Ada Peraih Adhi Makayasa

AKBP Ratna Quratul Aini jebolan Akademi Kepolisian  2006 peraih Adhi Makayasa.

Editor: Sudirman
Ist
AKBP Ratna Quratul Ainy, S.I.K., M.Si, AKBP Anita Indah Setyaningrum, S.I.K., M.H, AKBP Novita Eka Sari, S.H., S.I.K., M.H, AKBP Yunita Stevani, S.I.K., M.Si, AKBP Eliana Papote. Lima Polwan kini menjabat Kapolres. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Sosok lima Polisi Wanita (Polwan) dipercaya menjabat Kapolres mutasi terbaru Polri.

Keempatnya ditunjuk menjabat Kapolres per Desember 2024.

Mutasi kelimanya bersamaan 347 polisi lainnya.

Hal itu berdasarkan surat telegram di antaranya ST Nomor: ST/2775/XII/KEP./2024 ada 78 Personel dimutasi, ST nomor: ST/ 2776 /XII/KEP./2024 ada 352 personel dimutasi.

Lalu ST Nomor: ST/ 2777/XII/KEP./2024 ada 244 personel dimutasi dan ST itu bernomor: ST/ 2778 /XII/KEP /2024. Dalam ST ini ada 60 personel dimutasi.

Baca juga: Masih Ingat Kasus Polwan Bakar Suami, Briptu Dila Menangis Minta Pengampunan

Berikut lima Polwan dipercaya menjabat Kapolres:

1. AKBP Ratna Quratul Ainy, S.I.K., M.Si

Ratna menjadi Kapolres Semarang Polda Jateng yang baru.

AKBP Ratna Quratul Aini jebolan Akademi Kepolisian  2006 peraih Adhi Makayasa.

Peraih Adhi Makayasa atau lulusan terbaik Akademi Polisi (Akpol) dan Akademi Militer (Akmil) mayoritas didominasi taruna laki-laki.

Namun pada tahun 2006 lalu, sejarah mencatat untuk pertama kalinya ada sosok perempuan yang dinobatkan sebagai peraih Adhi Makayasa Akpol.

Bahkan hingga saat ini Kompol Ratna Quratul Aini tercatat pula sebagai satu-satunya Polwan peraih Adhi Makayasa.

Tak hanya meraih Adhi Makayasa, rupanya pada tahun 2006 itu Kompol Ratna Quratul Aini mendapatkan tiga penghargaan sekaligus.

Sebagai jebolan Akpol 2006 diketahui Kompol Ratna Quratul Aini hanya menempuh pendidikan taruna selama 3 tahun 6 bulan.

Pada pendidikan tingkat pertama hingga ketiga di Akpol, Ratna mendapat penghargaan Wiratama emas.

Pada tingkat ketiga sampai lulus, Ratna meraih dua penghargaan istimewa yaitu Adhi Tanggap dan Adhi Makayasa.

Adhi Tanggap diberikan kepada dirinya karena ia memperoleh nilai akademi tertinggi.

Kemudian Adhi Makayasa sebagai final pendidikan Akpol ia memperoleh nilai akademi, nilai mental kelribadian dan jamsani tertinggi.

Ratna pernah menjabat Kanit Reskrim Polsek Cengkareng Polrestro Jakarta Barat Polda Metro Jaya pada 2009. 

Pernah juga jadi Kasubnit III Satresnarkoba Polrestro Jakbar Polda Metro Jaya di 2009 dan Sespri Gubernur PTIK pada 2013.

Pernah jadi ajudan istri wakil presiden selama satu periode dari 2014-2019.

Tahun 2022  menjadi Kapolsek Penjaringan, Jakarta Utara.

Gagal Masuk Kowal 

Meski terbilang cemerang dan meraih berbagai penghargaan termasuk Adhi Makayasa saat menempuh pendidikan Akpol, rupanya Kompol Ratna Quratul Aini pernah merasakan pahitnya kegagalan.

Kompol Ratna Quratul Aini pernah ditolak untuk masuk Polri dan Komando Wanita Angkatan Laut (Kowal) pada tahun 1999.

Bukan tanpa alasan dirinya ditolak pendaftaran, karena memang usia pada saat itu belum cukup umur atau masih 16 tahun.

Karena syarat usia saat mendaftar sebagai anggota Polri tahun 2000 harus 17 tahun.

Wanita kelahiran Pati, Jawa Tentah 10 Mei 1982 ini akhirnya bekerja disebuah Apotek untuk mengisi waktu luang sampai usianya cukup mendaftar sebagai anggota Polri.

Selama enam bulan bekerja, ayahnya yang merupakan pensiunan PNS ini memberi kabar bahwa ada pembukaan pendaftatan Polwan tahun 2000.

 Namun pada saat itu ia bukan mendaftar sebagai Polwan Akpol, tapi Polwan Bintara dari Polda Jawa Tengah.

"Dulu sih cita-citanya bukan jadi Polri ya dulu cita-citanya ingin jadi dokter, karena depan SMA 2 Pati itu Polres Pati, dari situlah timbul keinginan jadi Polri," tegas dia dilansir dari Warta Kota.

Ratna mendaftarkan diri sebagai anggota Polri didukung oleh ayahnya karena semua persyaratan sudah disiapkan.

Dari ribuan orang yang mendaftarkan diri, Ratna lolos seleksi dari setiap tahap yang sudah menjadi syarat.

Sebanyak 500 Polisi Bintara berangkat ke Lido, Sukabumi, Jawa Barat untuk menjalani pendidikan selama enam bulan.

Selesai pendidikan, ia mendapat penempatan tugas pertama sebagai staf Prov Mabes Polri.

Pada tahun 2002, ada penerima Akpol Polwan dari Bintara, tapi karena masa dinasnya belum dua tahun, Ratna tidak bisa ikut seleksi.

"Tahun 2002 itu penerima Taruni Akpol pertama, karena sebelum-sebelumnya tidak ada dan untuk Polwan Bintara syaratnya harus dua tahun sudah berdinas," jelas dia.

Karena belum cukup masa dinas, akhirnya Ratna menunggu pendaftaran pada tahun 2003.

Waktu yang dinanti akhirnya tiba, tanpa ada persiapan khusus, Ratna dengan percaya diri daftar ke Akpol.

Tapi, resiko yang harus diambil oleh Ratna adalah jika ia gagal atau tidak lulus Akpol maka status Polwan Bintaranya sudah tidak diakui alias menjadi masyarakat sipil.

"Pendaftaran untuk Polwan Bintara yang memiliki prestasi, kebetulan waktu Bintara itu saya peringkat 2 dari 500 siswa se-Indonesia," ujar dia.

"Kalau misalkan saya enggak lulus di Akpol itu saya jadi masyarakat sipil bukan jadi polisi lagi itu Resiko yang harus diambil kalau memang mau melangkah lebih baik ya Kita harus berani ambil resiko, kalau pun sudah berani ambil resiko itu, kita harus berusaha semaksimal mungkin," sambung dia.

Dari 286 siswa Akpol yang ikut pendidikan, Ratna membuktikan bahwa dirinya menjadi wanita berprestasi.

Karena sampai tahun 2021 ini, belum ada lagi polisi wanita yang mampu menyetarakan dirinya sebagai peraih bintang Adhi Makayasa.

Penghargaan itu diberikan langsung oleh mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Momen pertemuan secara langsung dengan Presiden tidak bakal bisa terulang kembali karena hanya dirasakan sekali seumur hidupnya.

"Ya alhamdulillah perasaan saya senang sekali karena Presiden SBY pernah berada di posisi yang sama beliau juga peraih Adhi Makayasa suatu kebanggaan buat saya ya bisa berhadapan langsung dengan beliau kemudian membawa kedua orang tua saya ketemu dengan beliau orang nomor satu di Indonesia," tuturnya.

2. AKBP Anita Indah Setyaningrum, S.I.K., M.H

Ditunjuk menjadi Kapolres Magelang Kota Polda Jateng yang baru,

AKBP Anita Indah Setyaningrum pernah menjabat Kepala Subbidang Penerangan Masyarakat (Kasubbid Penmas) Polda Jateng.

AKBP Anita merupakan alumni Akpol tahun 2005 dan mengenyam berbagai penugasan di antaranya di Polda Sumbar dan Akpol.  

Pada saat bertugas di Polda Sumbar, dirinya sempat bertugas di Polsek Harau dan menjadi satu-satunya Kapolsek wanita di Polres Limapuluh Kota.

3. AKBP Novita Eka Sari, S.H., S.I.K., M.H.

Jabatannya barunya menjadi Kapolres Bantul Polda DIY

Tak banyak informasi mengenai  AKBP Novita Eka Sari.

Jabatannya sekarang adalah Kasubdit Regident menjabat sebagai Ditlantas Polda DIY.

4. AKBP Yunita Stevani, S.I.K., M.Si.

Dipercaya menjadi Kapolres Bintan Polda Kepri

 AKBP Yunita Stevani pernah menjabat Kapolres Bintan.

Dia juga pernah menjabat merupakan Kasubdit 2 Dirkrimsus Polda Kepri.

Jabatan Kapolsek dan Kasat Lantas pernah diembannnya di Kepulauan Riau.

Yakni sebagai Kasat Lantas Polres Bintan dan Kapolsek Lubuk Baja Kota Batam.

Serta pernah menduduki Kasat lantas Polresta Barelang.

5. AKBP Eliana Papote

Kini menjadi Kapolres Timor Tengah Utara Polda NTT. 

AKBP Eliana Papote lulusan  Akademi Kepolisian tahun 2006.

Mengenyam pendidikan di Pasca Sarjana (S2) Magister Manajemen, Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang tahun 2019.

AKBP Eliana Papote pernah menjadi Kepala Seksi BPKB Subdit Regident Direktorat Lalulintas Polda NTT,

Dan menjabat Wakapolres Manggarai Barat (Mabar) sejak 2021.

 

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved