Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pengacara Ditembak di Bone

Polisi Sita 11 Senapan Angin di Sekitar TKP Penembakan Pengacara Rudi S Gani di Bone

11 senapan angin milik warga yang disita Polres Bone sementara dikaji di laboratorium forensik (Labfor) Polda Sulsel.

Penulis: Wahdaniar | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM/WAHDANIAR
Kapolres Bone, AKBP Erwin Syah. Polres Bone sita 11 senapan angin di sekitar lokasi penembakan pengacara Rudi S Gani di Pattuku Limpoe. 

TRIBUN-TIMUR.COM, BONE - Polres Bone menyita 11 senapan angin di sekitar lokasi penembakan pengacara Rudi S Gani (49) di Desa Pattuku Limpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel).

“Sudah ada 11 senapan angin yang diamankan dari beberapa warga masyarakat yang ada di sana," ujar Kapolres Bone, AKBP Erwin Syah kepada wartawan, Senin (6/1/2025).

Senapan tersebut sementara dikaji di laboratorium forensik (Labfor) Polda Sulsel.

"Senapan itu akan kita kaji secara Labfor,” ujarnya.

“Selain itu barang bukti yang kita amankan seperti hasil autopsi. Kemudian peluru yang diidentifikasi bersumber dari senapan angin,“ sambungnya.

Dia mengatakan, polisi juga sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan rekonstruksi. 

Saat ini pihaknya tengah fokus mengejar pelaku.

“Olah TKP, rekonstruksi sudah kita lakukan. Terkait dengan memburu pelaku, semua langkah-langkah kepolisian sudah diambil. Anggota secara maraton untuk melakukan pemeriksaan, dan mencari petunjuk,” katanya.

Ia pun meminta dukungan kepada masyarakat atas insiden penembakan ini.

Dirinya juga menegaskan polisi akan bekerja secara profesional.

“Kami memohon kerja sama kepada semua elemen, berikan informasi ke kami, dukung kami, percayakan ke kami. Polri akan bekerja secara maksimal dan profesional,” tandasnya.

Periksa 14 Saksi

Kepolisian Resort (Polres) Bone telah memeriksa 14 saksi dalam kasus penembakan pengacara Rudi S Gani di malam tahun baru.

Kasi Humas Polres Bone, Iptu Rayendra mengatakan saksi yang diperiksa ini merupakan saksi langsung di lokasi kejadian, baik di dalam rumah korban maupun di luar rumah.

"Jadi ada sebayak 14 orang yang telah diperiksa dan sudah dituangkan dalam berita acara pemeriksaan" ujarnya saat dikonfirmasi Tribun-Timur.com via telepon selular, Senin (6/1/2025). 

Sementara khusus untuk istri korban, Hj Maryam diperiksa langsung Polda Sulsel hari ini di Makassar.

Hanya saja Rayendra belum bisa membeberkan lokasi dan waktu pastinya. 

Kolase Rudi S Gani semasa hidup dan saat dibawa ke rumah sakit usai ditembak otk di malam tahun baru, Selasa (31/12/2024) malam.
Kolase Rudi S Gani semasa hidup dan saat dibawa ke rumah sakit usai ditembak otk di malam tahun baru, Selasa (31/12/2024) malam. (Tribun-Timur.com)

"Mungkin besok atau sebentar, jadi kita belum ditahu juga, apakah akan diperiksa di Mako Polda Sulsel kah, di hotel, atau di rumah keluarganya," sambungnya.

Dia mengatakan, Hj Maryam masih merasa trauma dengan kejadian ini. 

Sehingga pemeriksaan ini juga tetap mengutamakan kenyamanan dari korban.

Selain itu, Polres juga meluruskan terkait desas desus jumlah peluru yang mengenai korban. 

Ia menegaskan, jumlahnya satu peluru, dengan jenis peluru angin 8 mm yang mengenai bagian bawah mata kanan. 

"Jadi ini juga sekaligus meluruskan, informasi yang bilang ada di lehernya, ada di dadanya, sampai bilang ada dua, ada tiga sampai lima peluru," ujarnya.

Proyektil peluru yang mengenai wajah korban tersebut ditemukan di leher dekat tulang sehingga peluru ini cukup dalam menembus kepala korban.

"Jadi ini laporan dari Kabid Humas Polda Sulsel proyektilnya itu ditemukan di leher," sambungnya.

Detik-detik Penembakan 

Rudi S Gani tewa ditembak OTK di Lappariaja, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan jelang pergantian tahun, Selasa (31/12/2024).

Istri Rudi S Gani, Hj Maryam (45) menceritakan detik-detik dugaan penembakan terhadap sang suami.

Maryam mengatakan saat kejadian, ia dan Rudi tengah berkumpul di rumah dengan sanak keluarga.

Mereka membuat acara makan bersama sembari menunggu malam pergantian tahun.

"Kita sementara makan-makan sama keluarga, tiba-tiba ada suara ledakan langsung dia (Rudi) tergeletak," kata Maryam.

Maryam menyaksikan suaminya tumbang tepat di sampingnya.

Meski demikian, Maryam mengaku tidak mengetahui pasti sumber ledakan.

Pasalnya, di sekeliling rumahnya di Desa Pattuku Limpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, suasananya tidak begitu terang.

"Tidak ada saya lihat (orang di luar rumah) karena gelap juga, karena ada mobil terparkir di depan jadi di belakangnya agak gelap," ujarnya.

Maryam juga mengaku, tidak begitu memperhatikan suasana sekitar lantaran sementara makan.

"Tidak ada kita perhatikan karena sementara makan," ucapnya.

Baca juga: Istri Pengacara Rudi S Gani Diperiksa Polisi Terkait Kasus Penembakan Misterius Tewaskan Suaminya

Saat sang suami tumbang, Maryam sempat menduga korban mengalami pecah pembuluh darah.

"(Awalnya) saya belum lihat luka, pemikiran saya itu pecah pembuluh darah, karena ada darah keluar," terang Maryam.

"Saya periksa ternyata tidak, saya bersihkan (darahnya) ternyata ada memar di samping hidung," sambungnya.

Maryam baru sadar suaminya menjadi korban penembakan setelah dibawa ke puskesmas dan diperiksa oleh polisi.

Keluarga baru tahu, suaminya jadi korban penembakan justru saat di puskesmas.

"Baru saya tahu waktu ada polisi bilang di puskesmas bahwa ini ditembaki, ditembak," bebernya.

Ditembak Senapan Angin dari Jarak 20 Meter 

Pengacara Rudi S Gani dipastikan tewas karena tertembus peluru di bagian wajah.

Berdasarkan hasil autopsi terhadap jenazah almarhum, pelaku diperkirakan menembak korban dengan menggunakan senjata angin dari jarak kurang lebih 20 meter.

“Hasil otopsi korban mengalami luka tembak di bagian muka bawah mata kanan,” kata Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Didik Supranoto saat ditemui wartawan di kantornya, Kamis (2/1/2025) siang.

Akibat tembakan orang tak dikenal (OTK) itu, lanjut Didik, peluru bersarang di tulang leher korban.

“Kemudian peluru bersarang di tulang leher,” ujar perwira menengah tiga melati ini. Proyektil itu kata Didik, telah dibawa tim Labfor untuk diselidiki.

Didik mengatakan, Tim Labfor telah meneliti proyektil peluru yang bersarang di tulang leher korban.

Hasilnya kata dia, peluru tersebut bukan dimuntahkan dari jenis senjata api.

“Proyektil dibawa ke Labfor dan pihak Labfor menyatakan peluru itu merupakan peluru senapan angin, bukan senjata api,” kata Kombes Pol Didik Supranoto ditemui wartawan di kantornya, Kamis (2/1/2025).

Meski demikian, pihaknya mengaku masih menyelidiki lebih lanjut terkait peluru yang digunakan pelaku.

“Peluru tersebut kaliber 8 milimeter, sekarang masih dalam penyelidikan,” jelasnya.

Berdasarkan informasi yang didapat, pelaku diperkirakan menggunakan senapan jenis Pre-Charged Pneumatic (PCP) atau tabung angin semiotomatik. Senapan angin ini termasuk senjata yang dijual bebas di pasaran.

Pellet PCP atau pelurunya bermaterial tembaga alumunium. Bukan logam timbal seperti peluru senjata api organik milik aparat.

Laboratorium forensik Polda Sulsel juga mengidentifikasi kalibrasi atau ukuran pellet terbilang besar kaliber 8 mm (milimeter).

Pellet seukuran biji kacang tanah itu sejatinya untuk satwa atau kertas target olahraga menembak.

Namun, di kasus penembakan di malam Tahun Baru 2025 ini menyasar organ vital pengacara anggota perhimpunan advokat Indonesia (Peradi) Sulsel itu.

Tim gabungan penyidik direktorat reserse dan kriminal umum dan forensik Polda Sulsel, masih menyidik kasus menghebohkan ini.

Selain aparat polisi, tim pengacara dan penyidik partikelir dari Peradi Sulsel, juga dilaporkan tengah mengumpulkan bukti, petunjuk, keterangan, dugaan motif, dan latar belakang kasus ini.(*)

 

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved