Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

15 Hari Pascabanjir Pangkep, Sampah 1 Ton Mengonggok di Kolong Jembatan Pangkajene

Onggokan sampah ini menumpuk pada satu dari tiga tiang pancang jembatan utama di km 53 jalan poros Makassar-Parepare ini.

|
Penulis: Nurul Hidayah | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM/NURUL HIDAYAH
OLEOLE BANJIR - Sampah kayu dan plastik menumpuk di Jembatan Sungai Pangkajene, Pangkep, Sulsel, Minggu (5/1/2025). Sampah ini sisa banjir bandang tiga hari di DAS barat Sungai Pangkajene. 

Jembatan pertama berada di Desa Sapanang, Kecamatan Bungoro, sekitar 5.9 km dari pabrik Semen Tonasa.

Jembatan kedua sekaligus utama melintasi jalan poros Makassar - Parepare. 

Melintasi jalan negara, kapasitas tonasenya hingga 2.000 ton.

Sedangkan jembatan ketiga di Palampang, Mappasaile, sekitar 630 meter dari jembatan utama. 

Tonase jembatan ketiga ini lebih kecil, dibawah 1.000 ton. 

Saat banjir 3 hari pertengahan Desember 2024 melanda Sulsel, aparat polisi dan perhubungan mengalihkan kendaraan angkutan penumpang tonase kecil ke jembatan 'iconic' Pangkajene ini.

Di banjir lalu, dampaknya mengganggu aktivitas ekonomi Pangkep.

Banjir areal tambak di Pangkep mencakup 35 desa dan kelurahan di 7 kecamatan. 

Mulai dari Kecamatan Pangkajene, Minasatene Bungoro, Labakkang, Ma'rang, Segeri, dan Mandalle.

Sebanyak 6.534,21 hektare lahan tambak  dilaporkan terdampak banjir.

Dinas Perikanan Pangkep mencatat kerugian akibat banjir di sektor perikanan ini mencapai Rp 45,7 miliar.

"Lahan tambak yang terdampak banjir 6.534,21 hektare dengan kerugian sebesar Rp 45,7 miliar," kata Kepala Dinas 

Perikanan Pangkep Amril kepada wartawan, Selasa (24/12/2024).

"Dari 7 Kecamatan, yang paling terdampak adalah Ma'rang dengan luas terdampak 2.087 hektare," ujar Amril.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved