Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pengacara Ditembak di Bone

Amanah Terakhir Rudi S Gani Pengacara yang Tewas Ditembak OTK di Bone

Salah satu kabar yang mengharukan datang dari anak ketiga Rudi yang rencananya akan menggelar acara lamaran pada 5 Januari 2025.

Penulis: Renaldi Cahyadi | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM/RENALDI CAHYADI
Saudara Rudi S Gani, Mahir Gani di rumah duka, Jl Kelurahan, lorong 6, Kelurahan Kaluku Bodoa, Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Rabu (1/1/2025) malam. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Meninggalnya Rudi S Gani meninggalkan duka mendalam bagi seluruh keluarganya.

Rudi S Gani adalah seorang advokat tewas ditembak orang tak dikenal (OTK) di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan jelang pergantian tahun.

Salah satu kabar yang mengharukan datang dari anak ketiga Rudi yang rencananya akan menggelar acara lamaran pada 5 Januari 2025.

Hal itu diungkap saudara korban yakni Mahir Gani saat ditemui di rumah duka, Jl Kelurahan, lorong 6, Kelurahan Kaluku Bodoa, Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Rabu (1/1/2025) malam.

Mahir mengatakan, Rudi S Gani sempat memberitahukan bahwa putrinya akan dilamar pada 5 Januari.

"Dia berbicara kepada saya dan memberikan amanah agar saya menjadi juru bicara untuk berbicara dengan wali laki-laki nantinya," katanya.

Rudi S Gani diketahui memiliki empat anak, dua laki-laki dan dua perempuan. 

Mahir sangat bersedih atas kejadian tersebut.

Namun dirinya tetap percaya bahwa pihak kepolisian akan menyelidiki kasus ini dengan profesional. 

Kolase: Foto semasa hidup Pengacara Rudy S Gani (Istimewa) dan foto Rudi S Gani usai ditembak Orang Tak Dikenal (OTK) di Desa Pattukulimpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan pada Selasa (31/12/2024) pukul 22.30 Wita.
Kolase: Foto semasa hidup Pengacara Rudy S Gani (Istimewa) dan foto Rudi S Gani usai ditembak Orang Tak Dikenal (OTK) di Desa Pattukulimpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan pada Selasa (31/12/2024) pukul 22.30 Wita. (Kolase Tribun Timur)

"Tentu saya sangat bersedih dengan kejadian ini, tapi saya percaya pihak kepolisian akan mengusut kasus ini sampai tuntas," jelasnya.

"Saya yakin pihak Polri akan profesional dengan kasus ini," tambahnya.

Detik-detik Sang Pengacara Ditembak

Pantauan Tribun-Timur.com di lokasi, Rabu (1/1/2025), sejumlah keluarga dan kerabat almarhum berdatangan.

Istri almarhum, Hj Maryam (45) juga hadir di depan ruang autopsi menunggu pemeriksaan personel Dokkes.

Wajahnya tampak sembab menangisi kepergian suami yang meninggal dengan cara tragis.

Saat dihampiri wartawan, Hj Maryam bersedia menceritakan detik-detik dugaan penembakan terhadap sang suami.

Maryam mengatakan saat kejadian, ia dan Rudi tengah berkumpul di rumah dengan sanak keluarga.
Mereka membuat acara makan bersama sembari menunggu malam pergantian tahun.

Saat santap bersama, kata Maryam, suara ledakan terdengar dan Rudi tergeletak.

"Kita sementara makan-makan sama keluarga, tiba-tiba ada suara ledakan langsung dia (Rudi) tergeletak," kata Maryam.

Maryam menyaksikan langsung tumbangnya sang suami yang tepat berada di sampingnya.

Meski demikian, Maryam mengaku tidak mengetahui pasti sumber ledakan.

Pasalnya, di sekeliling rumahnya di Desa Pattuku Limpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, suasananya tidak begitu terang.

"Tidak ada saya lihat (orang di luar rumah) karena gelap juga, karena ada mobil terparkir di depan jadi di belakangnya agak gelap," ujarnya.

Baca juga: Ini Kasus Ditangani Pengacara Rudi S Gani Sebelum Tewas Ditembak di Bone Sulsel

Maryam juga mengaku, tidak begitu memperhatikan suasana sekitar lantaran sementara makan.

"Tidak ada kita perhatikan karena sementara makan," ucapnya 

Saat sang suami tumbang, Maryam sempat menduga korban mengalami pecah pembuluh darah.

"(Awalnya) saya belum lihat luka, pemikiran saya itu pecah pembuluh darah, karena ada darah keluar," terang Maryam.

"Saya periksa ternyata tidak, saya bersihkan (darahnya) ternyata ada memar di samping hidung," sambungnya.

Maryam baru sadar suaminya menjadi korban penembakan setelah dibawa ke puskesmas dan diperiksa oleh polisi.

"Baru saya tahu waktu ada polisi bilang di puskesmas bahwa ini ditembaki, ditembak," imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, sebelum kejadian, Rudi S Gani merampungkan sebagian perkara kliennya sebelum libur tahun baru.  

Seharian, pada Selasa (31/12/2024) Rudi S Gani melayani klien di Kota Watampone, Kabupaten Bone.

Setelah menuntaskan agenda pada hari itu, Rudi S Gani kembali ke kediamannya di Desa Pattukulimpoe, Kecamatan Lappariaja.

Pattukulimpoe merupakan kampung halaman istri Rudi.

Sementara Rudi beralamat di Kelurahan Kaluku Bodoa, Kecamatan Tallo, Makassar berdasarkan kartu identitas.

Rudi tiba di rumah istri pada sore hari. 

Pada malam hari sebelum insiden nahas itu, Rudi masih sempat bercengkrama dengan keluarga.   

Belum diketahui apa motif kasus ini.

Jajaran kepolisian Resort Bone masih sementara menyelidiki.

Peradi Bentuk Tim Investigasi

Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Makassar akan menurunkan tim investigasi khusus untuk mengusut tuntas kasus penembakan tragis yang menewaskan advokat Rudi S Gani di Bone, Sulawesi Selatan.

Ketua Peradi Makassar, Jamil Misbach menegaskan bahwa tim ini akan diisi oleh para pengacara terbaik yang tergabung dalam Peradi. 

Langkah ini diambil sebagai bentuk solidaritas dan komitmen Peradi dalam melindungi anggotanya sekaligus mencari keadilan atas kasus ini.

"Kami akan membentuk tim investigasi untuk menyelidiki kasus penembakan yang mengakibatkan anggota kami meninggal dunia," kata Jamil Misbah kepada Tribun-Timur.com, Rabu (1/1/2025).

Menurutnya, kasus ini tidak hanya soal Rudi S Gani, tetapi juga tentang keamanan dan kehormatan profesi advokat.

Rudi S Gani diketahui telah menjadi anggota aktif Peradi sejak dilantik pada 16 Februari 2022. 

Selama masa keanggotaannya, ia dikenal sebagai advokat yang berdedikasi tinggi dan memiliki integritas dalam menangani berbagai perkara hukum.

Tragedi yang menimpa Rudi terjadi pada malam pergantian tahun di Desa Pattukulimpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone

Saat itu, ia sedang makan malam bersama keluarga ketika pelaku tak dikenal (OTK) melepaskan tembakan hingga melukai wajah dan dadanya.

Selain membentuk tim investigasi internal, Jamil juga meminta pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini.

"Almarhum adalah anggota kami yang memiliki hak untuk dilindungi oleh hukum. Kami meminta polisi untuk tidak hanya menangkap pelaku, tetapi juga mengungkap motif di balik kasus ini," ujar Jamil.(*)

(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved