Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Aplikasi Anjungan Desa Bahasa Bugis dengan Pengenalan Wajah, Karya Putra Sulsel Risman Arung

 Aplikasi Anjungan Desa hadir dengan sistem digital dan bahasa daerah, mempermudah pelayanan masyarakat di Bone, Sulsel. Inovasi.

Penulis: Wahdaniar | Editor: Sukmawati Ibrahim
Tribun Timur
CEO PT Tekno Jaya Indonesia, Risman Arung, memperkenalkan Aplikasi Anjungan Desa yang mengusung bahasa Bugis, memberikan kemudahan pelayanan digital di desa. 

TRIBUNBONE.COM, BONE - Pelayanan digital kini menjadi sistem pelayanan ideal. Selain lebih efisien, pelayanan digital juga lebih akuntabel.

Salah satunya lewat Aplikasi Anjungan Desa, karya putra asli Sulsel, sekaligus CEO PT Tekno Jaya Indonesia, Risman Arung.

Pria kelahiran Selayar ini memperkenalkan aplikasi yang mengusung bahasa daerah, selain bahasa Inggris dan Indonesia. 

Salah satunya adalah bahasa Bugis, yang dikenalkan dalam sosialisasi digital di 372 desa di Kabupaten Bone.

Selain mendekatkan diri dengan masyarakat, pengenalan aplikasi berbahasa Bugis ini juga dinilai sebagai upaya pelestarian bahasa daerah yang dapat diakses dengan mudah oleh seluruh kalangan di tingkat desa.

Anjungan Desa dilengkapi dengan peranti lengkap, mulai dari layar monitor untuk User Interface (UI) hingga alat cetak untuk mencetak langsung berkas yang dibutuhkan, yang semuanya dirakit dalam satu paket portabel. 

Alat ini bisa diletakkan di tempat-tempat pelayanan, seperti kantor desa.

"Tujuan kita adalah mendigitalisasi desa. Sebelumnya yang serba manual, seperti menggunakan kertas, sekarang kita digitalkan," ujar Risman Arung saat dikonfirmasi, Minggu (29/12/2024).

Aplikasi ini juga dilengkapi dengan tanda tangan elektronik berupa barcode, sehingga berkas yang dicetak bisa dipertanggungjawabkan.

Tak hanya itu, aplikasi yang dikembangkan sejak 2023 ini sudah dilengkapi dengan database pribadi untuk penyimpanan data masyarakat, yang dapat diakses dengan pengenalan wajah (face recognition).

Dengan sistem ini, masyarakat tidak perlu khawatir jika lupa membawa KTP atau berkas penting lainnya. Selain itu, penggunaan kertas bisa diminimalisasi.

"Kita menemukan masalah saat warga lupa membawa KTP atau KTP hilang, yang menghambat proses administrasi. Makanya, kami menggunakan sistem pengenalan wajah. Jika wajahnya bisa dikenali, walaupun KTP hilang, proses tetap berjalan lancar," jelasnya.

Aplikasi ini tidak hanya memberikan pelayanan umum, tetapi juga melayani pajak dan izin usaha.

Risman mengatakan bahwa sistem pengenalan wajah ini pertama kali diterapkan di Indonesia dan sudah mendapatkan hak cipta dari pusat.

"Kami sudah mendapat persetujuan dari Ketua Apdesi pusat, dan pemerintah pusat juga sudah meng-ACC bahwa ini adalah yang pertama," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved