Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Wisata Pantai Layar Putih Makassar Jadi Riset Pariwisata Berkelanjutan

Wisata Pantai Layar Putih Tanjung Merdeka Kota Makassar dipilih jadi riset Pariwisata Berkelanjutan Guru Besar Pendidikan Sosiologi Nurlina Subair

Editor: Ari Maryadi
Tribun Timur
Wakil Dekan I FISIP Unismuh Makassar Dr Andi Luhur Prianto memandu diskusi di bertema Dinamika No One Left Behind: Kontestasi Aktor Pentahelix dalam tata kelola Pariwisata Berkelanjutan di Kawasan Pesisir Tanjung Bunga. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Wisata Pantai Layar Putih Tanjung Merdeka Kota Makassar dipilih jadi riset Pariwisata Berkelanjutan.

Penelitian tersebut digagas oleh Guru Besar Pendidikan Sosiologi FKIP Unismuh Prof Nurlina Subair sebagai ketua tim.

Riset tersebut mengkaji bagaimana pengelolaan Wisata Pantai Layar Putih Tanjung Merdeka bersaing dengan wisata yang dikelola oleh perusahaan besar lainnya di Kota Makassar.

"Tidak boleh ada pihak merasa ditinggalkan dalam konsep pembangunan berkelanjutan. Jangan sampai yang ada kemajuan swasta, tapi pengelola komunitas ini jangan ditinggalkan. Kami ingin melihat apa yang perlu dilakukan supaya tidak ada perbedaan terlalu mencolok antara swasta dan komunitas," kata Wakil Dekan I FISIP Unismuh Makassar Dr Andi Luhur Prianto dalam diskusi Kamis (26/12/2024).

Sementara itu Prof Nurlina Subair menjelaskan riset tersebut mengkaji bagaimana kolaborasi pemerintah terhadap komunitas setempat dalam pengelolaan wisata Pantai Layar Putih Tanjung Merdeka.

"Penelitian kami lakukan sudah tahap akhir, bagaimana nanti kolaborasi Pemkot, akademisi turun beri masukan atau penelitian selanjutnya," kata Prof Nurlina Subair.

Prof Nurlina Subair melihat adanya fenomena sejumlah nelayan di Pantai Tanjung Bunga memutuskan beralih profesi sebagai pedagang bunga.

"Sebelum dikelola wilayah ini, banyak nelayan pindah profesi tanam bunga padahal dulu nelayan, karena wilayah dikelola swasta sehingga ada wilayah pantai bukan lagi jadi ruang publik," kata Prof Nurlina Subair.

Dulu dipandang sebagai tempat esek-esek, kini Wisata Pantai Layar Putih disulap jadi salah satu pilihan destinasi wisata indah di Kota Makassar.

Tempat wisata ini berada di samping jembatan Barombong, jembatan perbatasan Kota Makassar dan Kabupaten Gowa.

Wisata Pantai Layar Putih Kota Makassar bisa jadi pilihan untuk liburan keluarga.

"Dulu pantai ini dipandang tempat esek-esek. Stigma itu kita ubah jadi tempat wisata indah," kata Jumari Daeng Mangung, pengelola KSW Layar Putih dalam diskusi bareng akademisi FISIP Unismuh Makassar Kamis (26/12/2024).

Wisata Pantai Layar Putih di Kelurahan Tanjung Merdeka Kota Makassar.
Wisata Pantai Layar Putih di Kelurahan Tanjung Merdeka Kota Makassar. (Tribun Timur)

Wisata Pantai Layar Putih Tanjung Merdeka menyuguhkan keindahan sunset setiap sore.

Anak-anak muda, pasangan kekasih, ataupun keluarga bisa menikmati keindahan sunset di tempat ini.

"Sore-sore anak muda senang melihat sunset ini. Pengakuan beberapa pengunjung katanya sunset terbaik ada di muara jenneberang ini," kata Jumari.

Adapun nama Pantai Layar Putih ini diambil karena memiliki tuguh layar putih raksasa.

Dulunya tuguh itu berdiri tinggi sebagai penanda bagi para pelayanan ataupun pelaut yang ingin datang.

Namun tugu putih raksasa itu kini sudah sejajar dengan air laut karena pengaruh abrasi setiap tahun.

"Ikon layar putih ini jadi simbol dan sejarah sejarah. Tugu layar putih simbol bagi kota Makassar untuk merapat ke muara harus ada simbol tanda dilihat," kata Jumari.

Biaya masuk ke Pantai Layar Putih terjangkau. Hanya Rp5 ribu bagi pengendara motor dan Rp10 ribu bagi pengendara mobil.

Wisata Pantai Layar Putih Tanjung Merdeka
Wisata Pantai Layar Putih Tanjung Merdeka Kota Makassar dipilih jadi riset Pariwisata Berkelanjutan.

Wisata ini menyediakan sejumlah gazeboh untuk bersantai sekaligus menikmati angin sepoi-sepoi.

Adapula tersedia fasilitas kamar mandi dan WC, serta ruangan bersantai.

Kamis (26/12/2024), peneliti FISIP Unismuh Makassar memilih pantai Layar Putih sebagai lokasi diskusi.

Dalam kesempatan itu hadir Dekan Dekan FIKIP Unismuh Makassar Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos, M.Si, Wakil Dekan I Andi Luhur Prianto, ketua tim peneliti Prof Nurlina Subair, perwilan Dinas Pariwisata Kota Makassar, Dinas Lingkungan Hidup, dan perwakilan masyarakat setempat.

"Kami datang sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat. Kami datang untuk penelitian tentang tata kelola pariwisata kawasan Tanjung bunga dengan 4 wisata. Kami ingin lihat peran pengelola dan pemerintahn dengan konsep pentahelix," kata Luhur Prianto.

Luhur Prianto mengundang pengelola dari empat wisata Tanjung Bunga untuk mencari tahu bagaimana sumbangsih pemerintah dan pihak-pihak terkait bagi pariwisata di kawasan Tanjung bunga ini.

"Nah pantai di wilayah ini kan ada yang dikelola oleh swasta adapula dikelola oleh masyarakat setempat. Masalah besar di pantai itu bagaimana mengelola lingkungan secara umum, ini tantangan motivasi bagaimana pantai sehat, dan secara ekonomi bermanfaat bagi sekitar," ujar Luhur.

Luhur membahas tentang konsep pembangunan berkelanjutan.

"Tidak boleh ada pihak merasa ditinggalkan. Jangan sampai yang ada kemajuan swasta, tapi pengelola komunitas ini jangan ditinggalkan. Kami ingin melihat apa yang perlu dilakukan supaya tidak ada perbedaan terlalu mencolok antara swasta dan komunitas," ujar Luhur.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved