Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Terumbu Karang

Spider hingga VAR Ampuh Selamatkan Terumbu Karang di Wilayah 10 Persen Terumbu Karang Dunia

Terungkap di Diskusi Akhir Tahun: Adopsi Karang sebagai Solusi Keberlanjutan Konservasi, 10 Desember 2024. Pemandunya dari IKA Unhas Wilayah Sulsel

|
Editor: AS Kambie
Courtesy: Kamaruddin Azis
Beberapa praktik dan contoh pengelolaan Terumbu Karang dengan sistem VAR atau Verital Artificial Reef di Pulau Barrang Lompo, Makassar, dan di Tomori, Sulawesi Tengah. 

Oleh: Denun
Pemerhati Terumbu Karang

TRIBUN-TIMUR.COM - Ekosistem terumbu karang NKRI menghadapi tantangan signifikan meskipun dianggap memiliki keanekaragaman hayati teramat tinggi. 

Indonesia, rumah sekitar 34 persen dari total luas terumbu karang di kawasan Segitiga Karang Dunia, mencakup 2,53 juta hektare atau 25.000 km⊃2;, sekitar 10 persen dari total luas terumbu karang dunia. 

Sayangnya, kondisinya terus terdegradasi. 

Penyebabnya, penggunaan alat tangkap ikan merusak yang masif seperti bom, bahan bius. Juga karena pencemaran, pengembangan wilayah pesisir, hingga akibat pemanasan global. 

Berkurangnya atau rusaknya terumbu karang akan mengancam masa depan kita semua. 

Upaya perbaikan dilakukan melalui transplantasi karang merupakan salah satu upaya untuk memulihkan sekaligus meningkatkan tutupan karang di rongga lautan, dan ini membutuhkan kesadaran pra pihak akan pentingnya pelestarian ekosistem ini.

Sejumlah penyelam ADS, praktisi pemberdayaan masyarakat pesisir hingga pelestari terumbu karang membagikan pengalaman mereka dalam Diskusi Akhir Tahun: Adopsi Karang sebagai Solusi Keberlanjutan Konservasi, Selasa, 10 Desember 2024. 

Kegiatan dipandu oleh Kamaruddin Azis, dari IKA Unhas Wilayah Sulawesi Selatan. 

Imran, instruktur selama ADS yang juga akademisi di Institut Maritim Balikdiwa Makassar punya pengalaman mengkonservasi terumbu karang di Selat Makassar.

Ada metode replantasi bernama VAR, atau Verital Artificial Reef untuk pembentukan anakan karang. 

“VAR ini sebagai jawaban atas semakin sulitnya mendapat anakan karang untuk dipindahkan atau ditransplantasi di tempat lain. Apalagi sudah banyak bagian terumbu karang yang rusak,” ujar Kamaruddin Azis.

Dia berharap ke depan, ada upaya berkelanjutan mengenai ini sebab dapat tumbuh 4-5 milimeter dalam sebulan atau dapat dipindahkan setelah setahun. 

Dikatakan, kegiatan transplantasi di Barrang Lompo itu mendapat dukungan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi DIKTI. 

”Setelah setahun berjalan lalu mendapat dukungan dari  Yayasan KEHATI untuk perluasannya,” kata Kamaruddin Azis.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved