Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kepemilikan Saham di Sulsel Didominasi Pegawai Swasta, Pelajar dan Pengusaha

Jumlah Single Investor Identification (SID) di Sulsel sampai dengan September 2024 385.477 atau tumbuh sebesar 29,62 persen yoy.

Penulis: Rudi Salam | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM/MUHAMMAD ABDIWAN
Kepala Unit Pengelolaan Wilayah 3 Bursa Efek Indonesia (BEI), Kemas M Rumaiyar memaparkan materi pasar modal di Gedung BEI Jl Jend Sudirman, Jakarta, Senin (2/12/2024). Tingkat inklusi masyarakat Sulsel terhadap produk pasar modal mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Tingkat inklusi masyarakat Sulawesi Selatan (Sulsel) terhadap produk pasar modal mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan.

Hal ini tercermin dari jumlah Single Investor Identification (SID) di Sulsel sampai dengan September 2024 385.477 atau tumbuh sebesar 29,62 persen yoy.

Data terbaru ini didapatkan dari Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar).

Data tersebut juga dipaparkan Kepala OJK Sulselbar, Darwisman saat Journalist Update di Jakarta, Senin (2/12/2024).

Dari total investor pasar modal tersebut, yang terbanyak adalah investor reksadana sebanyak 369.438 SID.

Kemudian disusul saham sebanyak 119.510 SID dan Surat Berharga Negara (SBN) sebanyak 17.223 SID.

Darwisman memaparkan, kepemilikan saham di Sulsel berdasarkan jenis pekerjaan didominasi oleh pegawai swasta sebanyak 38.271 rekening.

“Kemudian disusul oleh pelajar 32.120 rekening dan pengusaha 17.671 rekening,” papar Darwisman.

Lalu pekerjaan lainnya sebanyak 16.969 rekening, pegawai negeri 5.941 rekening, dan ibu rumah tangga 5.497 rekening.

Kemudian guru sebanyak 1.740 rekening, TNI/Polri 778 rekening, serta pensiunan 623 rekening.

“Adapun kepemilikan saham berdasarkan range umur didominasi oleh investor dengan range umur 18 sampai 25 tahun,” kata Darwisman.

Sementara itu, Kepala Unit Pengelolaan Wilayah 3 Bursa Efek Indonesia (BEI), Kemas M Rumaiyar mengakui bahwa bahwa banyak milenial terjun di pasar modal.

Alasannya karena berbagai pihak memang saat ini sedang gencar-gencarnya melakukan edukasi dan literasi.

“Kami sedang bangun branding (di kampus ada) namanya Galeri Investasi. Akhirnya mulai belajar, dan sekarang terbantu sosial media,” katanya.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved