Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Taruna Ikrar

Taruna Ikrar, BPOM RI dan Reputasi Global Indonesia Sesuai Visi Presiden

Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) Taruna Ikrar melakukan pertemuan bilateral dengan Konsulat Jenderal RI LA

Penulis: Abdul Azis | Editor: Mansur AM
Tribun-timur.com/citizen reporter
Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) Taruna Ikrar melakukan pertemuan bilateral dengan Konsulat Jenderal RI Los Angeles, Purnomo Ahmad Chandra, di Los Angeles, Amerika, Sabtu 16 November 2024. 

TRIBUN-TIMUR.COM, LOS ANGELES- Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) Taruna Ikrar melakukan pertemuan bilateral dengan Konsulat Jenderal RI Los Angeles, Purnomo Ahmad Chandra, di Los Angeles, Amerika, Sabtu 16 November 2024.

Pertemuan ini menindak lanjuti  izin Presiden nomor  B-00003424/Kemensetneg/Ses/Simpel/11/2024.

"Pertemuan bilateral ini penjajakan tentang Investasi Perusahaan Obat Dan Suplemen Kesehatan Amerika Serikat, di Indonesia," ujar Taruna Ikrar via keterangan tertulis.

Lanjut Taruna Ikrar, kolaborasi ini selaras dengan visi Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dalam mendorong kewirausahaan dan mengembangkan industri kreatif, Kemitraan dengan Rumah BUMN di seluruh Indonesia melalui Nota Kesepahaman antara BPOM dengan Kementerian BUMN.

"Apalagi saat ini strategi BPOM RI diakui di dunia global seperti mengangkat derajat, reputasi dan level BPOM RI (the Indonesian FDA) selevel dengan negara negara maju seperti Amerika serikat FDA dan Europe FDA," tambah Taruna. 

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sedang menargetkan untuk masuk dalam daftar WHO Listed Authority (WLA), sebuah pengakuan bergengsi di dunia internasional bagi lembaga pengawas obat dan makanan.

Kepala BPOM, Taruna Ikrar, menegaskan bahwa upaya ini merupakan prioritas utama untuk memperkuat posisi Indonesia di kancah global.

Taruna menyebutkan bahwa saat ini BPOM berada di level 3 dari 4 level otoritas pengawas menurut standar WHO.

“Kami menargetkan  tahun depan, BPOM bisa masuk ke dalam WHO Listed Authority, yang saat ini hanya terdiri dari 30 negara dari total 194 negara anggota WHO,” 

Upaya ini bukan sekadar untuk meningkatkan reputasi, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi industri farmasi Indonesia. Menurut Taruna, jika Indonesia masuk ke dalam daftar WHO tersebut, produk-produk obat yang diproduksi di Indonesia tidak perlu lagi melalui proses inspeksi yang berulang ketika akan diekspor ke negara-negara anggota WHO Listed Authority.

“Ini akan mempercepat ekspor obat-obatan ke pasar internasional," kata Taruna Ikrar.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved