Judi Online
Program Baru: Korban Judi Online Dibantu Pemerintah
Pemerintah akan memberikan bantuan untuk korban kecanduan judi online (judol) yang saat ini tengah dirawat di RSCM, Jakarta. Menko Bidang Pemberdayaan
“Di tahun 2024, dari bulan Januari sampai Oktober yang dirawat inap ada 46 pasien namun untuk rawat jalannya ada 120 pasien. Jumlah ini lebih besar dari 2023. Rawat inap sendiri meningkat 3 kali lipat dibanding 2023. Sementara rawat jalannya meningkat 2 kali lipat dibanding tahun 2023,” kata dr Kristiana.
Psikiater Konsultan Adiksi ini mengungkapkan, penyebab peningkatan kasus judi online ini ditengarai karena situs judi online yang mudah diakses semua usia. Mulai dari remaja, dewasa hingga lanjut usia.
Dari penelitian pihaknya, pelaku judi online mayoritas mengakses permainan melalui media sosial.
“Orang Indonesia ini suka bermain media sosial dan iklan judi online menarik,” sebutnya.
Lebih lanjut dalam penelitian yang sama, bahwa prevalensi pelaku judi online juga meningkat. Semula di tahun 2023 adalah 2 persen maka di tahun 2024 ini meningkat jadi 8,3 persen.
Adapun populasi terbanyak yang bermain judi online adalah 18 – 35 tahun.
“Awalnya iseng-iseng diajak teman, have fun, kesenangan pribadi ada adrenalin, kemudian ada kemudahan mencari uang dengan cepat sehingga impulsif. Lebih instans dan mudah dapat uang, itu motivasi mereka ikut judi online,” terang dr Kristiana.(Tribun Network/fah/rin/wly)
Perputaran Uang Judi Online Tembus Rp 1.200 Triliun, Hampi Setengah APBN |
![]() |
---|
Wilayah Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi Paling Banyak Warga Miskin Pakai Bansos Main Judol |
![]() |
---|
Propam Periksa HP Polisi di Barru, Cari Aplikasi Judi Online |
![]() |
---|
Pegawai Komdigi Foya-foya Pakai Uang Judol Beli Mobil, Tas Mahal, Smartphone hingga Cincin Berlian |
![]() |
---|
Frederik Kalalembang: Perketat Registrasi SIM Card Solusi Hentikan Judi Online |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.