Narkoba
Cerita Pelarian 7 Narapidana Rutan Salemba, Termasuk Gembong Narkoba 110 Kg Murtala Ilyas
Kesempatan bagi tujuh orang narapidana Rumah Tahanan (Rutan) Salemba Jakarta melarikan diri.
*Cerita 7 Narapidana Rutan Salemba Kabur Selepas Hujan Lebat
TRIBUN-TIMUR.COM, JAKARTA - Hujan lebat yang mengguyur Jakarta pada Senin (11/11) malam menjadi kesempatan bagi tujuh orang narapidana Rumah Tahanan atau Rutan Salemba Jakarta melarikan diri.
Menerobos gorong-gorong saluran air, ketujuh narapidana yakni AAK (22), J bin I (29), W bin T (47), MJ bin ZA (42), M bin I (43), MAU bin S (30), dan AN bin N (27) kabur dari Rutan Salemba pada Selasa (12/11) dini hari
Di tengah udara dingin selepas hujan lebat pada Senin malam itu, tujuh narapidana teesebut bekerja sama menjebol tiga lapis teralis besi di gorong-gorong saluran air dari dalam Rutan.
Mereka kemudian tunggang-langgang kabar menuju Jalan Percetakan Negara IX.
Kaburnya ketujuh narapidana dalam kasus narkotika terbilang rapi dan cepat.
Sebab, gorong-gorong saluran air tempat mereka keluar berhadapan langsung dengan pos keamanan RW 04, Kelurahan Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Di mana, ada yang tiga orang petugas keamanan setempat yang berjaga pada malam itu.
Effendi (61 tahun), petugas keamanan RW 04 menceritakan kronologi yang diketahuinya terkait kaburnya ketujuh narapidana dari Rutan Salemba.
Kepada Tribunnews, Effendi mengatakan bahwa pada Senin (11/11) malam itu kondisi di jalan Percetakan Negara IX atau sisi kiri Rutan Salemba terbilang sepi dan sunyi.
Sebab, pada sore hingga malam, hujan deras mengguyur wilayah tersebut.
Dia juga mendengar bahwa petugas sipir Rutan Salemba tengah menggelar apel malam pada pukul 20.00 WIB.
Itu diketahui Effendi karena ia memutuskan berangkat tugas berjaga lebih awal. Mengingat selepas hujan, rawan terjadi tindak kejahatan di daerah tersebut.
Padahal, dia biasa bertugas berjaga mulai pukul 22.00 WIB hingga 05.00 WIB esok harinya.
Pada Senin malam itu, Effendi menyebut tidak ada aktivitas ataupun orang-orang yang berkumpul dekat gorong-gorong, tempat para narapidana kabur. Dia berjaga bersama dua orang rekannya.
Sesekali, mereka berbagi tugas untuk berpatroli atau berkeliling di kawasan RW 04 Kelurahan Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
“Saya di sini jaga bertiga, enggak liat ada kegiatan orang dekat sini. Hanya warga sekitar yang keluar masuk, kalau warga saya pasti kenal kan. Habis hujan juga jadi sepi di daerah sini,” kata Effendi menceritakan peristiwa malam itu.
Tak terasa, azan salat subuh berkumandang di sekitar Jalan Percetakan Negara IX.
Effendi pun memutuskan untuk izin kepada rekannya untuk menunaikan salat subuh dan pulang ke rumah.
Sementara, satu rekannya pulang ke rumah dan seorang lainnya masih berjaga sambil membuka portal di jalan Percetakan Negara IX.
Setibanya di rumah, Effendi memutuskan untuk istirahat tidur selepas berjaga malam.
Ketika ingin memejamkan mata, dia dikagetkan dengan adanya sejumlah orang yang memberikan informasi kalau ada narapidana Rutan Salemba kabur.
Bergegas, Effendi melangkahkan kakinya ke pos keamanan tempatnya berjaga.
“Pas sampai, saya sudah liat petugas sudah ramai dekat gorong-gorong depan pos jaga. Ada napi kabur katanya,” ujarnya.
Dia pun mengaku sempat ditanya oleh pihak kepolisian perihal kaburnya ketujuh narapidana itu.
Effendi mengaku tak mengetahui persis. Sebab, dia menduga kalau para narapidana kabur selepas dirinya bersama kedua rekannya pulang berjaga.
"Di sini kan dari jam 10 malam sampai subuh, enggak mungkin kalau saya enggak lihat ada orang kabur pas jaga. Dari sini (pos jaga) suara air mengalir dari gorong-gorong terdengar jelas, apalagi orang motong atau patahkan besi,” ungkapnya.
Dari pengamatan Tribunnews.com di lokasi, gorong-gorong yang menjadi pintu para narapidana untuk kabur terdapat tiga lapis teralis besi.
Setiap lapisan, terdiri dari enam jeruji besi.
Gorong-gorong saluran air itu berukuran 1x1 meter.
Di sisi luar gorong-gorong, terdapat dua lapis teralis besi.
Adapun, kondisinya sudah berkarat dan mulai keropos pada sisi lainnya.
Para narapidana itu menjebol sebanyak tiga tiang teras di setiap lapisan.
Itu terlihat dari teralis besi yang sudah bolong dan telah ditutup kembali oleh petugas.
Sedangkan, pada sisi terluar, petugas menambahkan pengamanan dengan memasang teralis besi baru berukuran 1,5 x 1 meter.
Dari informasi yang dihimpun Tribunnews, ada orang dari luar Rutan Salemba yang sudah menjebol lapisan terluar teralis besi gorong-gorong pada sehari sebelum para narapidana kabur.
Sebab, pada sisi terluar teralis besi gorong-gorong itu, ada lapisan coran semen yang membentang dan menahan teralis besi sisi terluar.
Ada dugaan coran semen penahan tralis besi yang dijebol para narapidana itu dihancurkan oleh orang dari luar Rutan pada saat hujan lebat mengguyur wilayah itu pada sore hingga malam hari, Senin (11/11).
Penghancuran coran semen penahan teralis besi itu dilakukan di saat kondisi sepi dan hujan lebat.
Hal ini pun diperkuat oleh keterangan Effendi yang mengaku mengetahui adanya coran semen yang menahan teralis besi gorong-gorong. Namun, selepas kaburnya para narapidana, coran semen itu hancur dan menyisakan tralis besi yang telah bengkok dan terbuka.
“Dulu ada ini coran semennya buat nahan tralis, tapi saya baru liat (selasa pagi) sudah hancur.
Saya enggak tau persis kapan hancurnya, karena enggak memperhatikan pas jaga malam itu,” kata dia.
Petugas Sipir Berlarian
Asa 7 narapidana kasus narkotika yang melarikan diri dari Rutan Salemba Jakarta pada Selasa (12/11) dini hari itu.
Satu diantaranya adalah Murtala Ilyas (42).
Murtala adalah residivis dan bos besar sabu jaringan Aceh yang ditangkap Polres Metro Jakarta Barat.
Adapun barang bukti 110 kg sabu diamankan dari Murtala Ilyas pada tahun 2024.
Mendapati kaburnya 7 orang narapidana, petugas Rutan langsung mendekati gorong-gorong saluran air yang menjadi pintu keluar.
Bahkan, ada petugas keamanan Rutan yang terlihat berlarian untuk mengecek sekitar lokasi kaburnya 7 narapidana.
Itu diungkapkan seorang warga yang enggan disebut namanya kepada Tribunnews.
Dia mengaku menyaksikan para petugas keamanan Rutan berkumpul dan berlarian di sekitar gorong-gorong yang dijebol ketujuh narapidana.
“Pagi saya lihat sudah ramai di sini, ada yang berlarian juga,” ujarnya. Meski begitu, dia mengatakan tak mengetahui persis peristiwa apa yang terjadi pada saat itu.
Sementara dari pengamatan Tribunnews di lokasi, tidak ada kamera CCTV yang terpasang mengarah ke area gorong-gorong saluran air, pintu para narapidana kabur.
Hanya terdapat lampu LED berukuran besar yang terpasang mengarah ke jalan.
Adapun, kamera CCTV berwarna putih terlihat terpasang dekat gorong-gorong itu. Namun, tak mengarah ke jalan ataupun ke gorong-gorong tersebut.
Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Hukum dan HAM DKI Jakarta, Tony Nainggolan mengatakan tujuh tahanan yang melarikan diri ada yang masih berstatus tahanan atau masih menjalani proses sidang dan sudah berstatus terpidana.
"Tujuh tahanan dan narapidana kasus narkoba tersebut diduga melarikan diri dengan cara menjebol teralis kamar," kata Tony saat dikonfirmasi di Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa lalu.
Investigasi yang dilakukan meliputi pemeriksaan internal terhadap para petugas Rutan Salemba yang bertugas ketika ketujuh tahanan melarikan diri dari dalam sel.
Diharapkan dalam waktu dekat tujuh tahanan Rutan Salemba yang melarikan diri tersebut dapat segera diamankan petugas gabungan dari Ditjenpas dan aparat kepolisian.
"Rutan Jakarta Pusat bersama Ditjenpas juga akan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan keamanan dan keselamatan masyarakat. Mohon dukungan masyarakat," kata Tony.(tribun network/yud/dod)
Tentara Mulai Berantas Narkoba, 78 Saset Diduga Sabu Dilaporkan ke Kodim Bantaeng Sulsel |
![]() |
---|
3,7 Kg Sabu Rencana Dikirim ke Sidrap, Satnarkoba Polres Pinrang Gagalkan |
![]() |
---|
4,6 Kg Sabu Disembunyikan Dalam Perut Ikan Asal Malaysia Gagal Edar di Sidrap Sulsel |
![]() |
---|
4 Nelayan Jadi Otak Jaringan Narkoba 117 Kg, Kaki Tangan Dihukum Mati |
![]() |
---|
Maki-maki dan Todong Petugas dengan Badik, Pengedar Narkoba Satu Bal di Bone Sulsel Ditembak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.