Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ivan Sugianto Punya Dekkeng Perwira? Kini Nangis Minta Maaf Usai Paksa Siswa Sujud dan Menggonggong

Ialah Kompol Teguh Setiawan kini menjabat Wakasatreskrim Polrestabes Surabaya.

Editor: Sudirman
Ist
Ivan Sugianto dan Kompol Teguh Setiawan. Ivan Sugianto diduga berteman dengan Kompol Tegus Setiawan. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Netizen mulai menguliti sosok Ivan Sugianto pengusaha yang paksa siswa SMA Kristen 2 Gloria menggonggong dan bersujud.

Setelah ditelusuri, ternyata Ivan Sugianto punya teman seorang polisi tugas di Polrestabes Surabaya, Jawa Timur.

Ialah Kompol Teguh Setiawan kini menjabat Wakasatreskrim Polrestabes Surabaya.

Isu itu mencuat setelah foto Ivan Sugianto dan tiga temannya bersama Kompol Teguh, beredar.

Foto itu disebut diambil saat Ivan Sugianto menjalani pemeriksaan.

Baca juga: Sosok Ivan Sugianto Paksa Siswa SMA Gloria Sujud dan Menggonggong, Klub Malamnya Pernah Digerebek

Kompol Teguh Setiawan mengakui kebenaran foto tersebut.

Namun menurutnya, foto itu merupakan dokumentasi lama saat ia baru saja pindah tugas ke Polrestabes Surabaya.

"Itu foto lama saat saya baru pindah Polrestabes Surabaya. Bukan saat IV diperiksa," kata Kompol Teguh, Kamis (14/11/2024), dikutip dari TribunJatim-Timur.com.

Terkait nasib IV, Kompol Teguh mengungkapkan pengusaha Surabaya itu sudah diperiksa.

Saat ini, lanjut Kompol Teguh, pihak kepolisian masih mengumpulkan bukti.

"Sudah pernah diperiksa berkaitan laporan informasi dan laporan dari (SMA 2) Gloria."

"Proses perkara sedang berjalan, polisi masih mengumpulkan alat bukti," jelasnya.

Menangis Minta Maaf

Ivan Sugianto yang viral karena memaksa siswa SMA Kristen Gloria 2 Surabaya sujud dan menggonggong di hadapannya mengaku menyesal.

Pernyataan Ivan itu disampaikan melalui video yang diunggah di akun X (dulu Twitter) pribadinya, yakni @LexWU_13.

Dalam video tersebut, Ivan menyampaikan permintaan maaf atas kegaduhan yang telah terjadi.

Dia terutama minta maaf kepada siswa yang dia minta sujud dan menggonggong di hadapannya, yakni ET, dan kedua orang tuanya.

"Saya sebagai orang tua dari AL (inisial), saya ingin meminta maaf sebesar-besarnya dan saya benar-benar menyesal atas perbuatan dan kegaduhan yang telah terjadi," ungkapnya.

"Permintaan maaf ini saya sampaikan kepada SMA Gloria 2, kepada orang tua siswa, terutama kepada ET (inisial), dan kedua orang tuanya." 

"Saya meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia atas kegaduhan dan arogansi yang telah saya perbuat," ucap Ivan.

Ivan mengatakan alasannya baru buka suara sekarang adalah karena selama ini dia memilih untuk diam dan intropeksi diri atas peristiwa yang terjadi.

 "Selama ini saya lebih memilih diam, saya lebih memilih untuk intropeksi diri atas perbuatan yang terjadi."

"Semoga Tuhan bisa mengampuni saya, semoga Tuhan bisa menjadikan saya menjadi manusia yang lebih baik," harapnya.

Dengan memejamkan mata dan menggenggam kedua tangannya, Ivan mengatakan bahwa ia akan segera menyerahkan diri kepada Polrestabes Surabaya.

"Saya akan segera menyerahkan diri ke Polrestabes Surabaya," kata Ivan.

Dia pun berharap masyarakat Indonesia bisa mengampuni perbuatannya tersebut.

"Saya berharap kepada seluruh masyarakat Indonesia, terutama warga Surabaya, saya berharap bisa mengampuni saya," ucap Ivan.

Tidak lupa, pada akhir video, Ivan juga tampak menangis dan meminta maaf kepada keluarganya karena sudah membuat mereka malu atas perbuatannya.

"Untuk istri dan anak saya, papa minta maaf atas perbuatan yang sudah membuat kalian malu," ungkap Ivan.

Kronologi Siswa SMA Diminta Bersujud dan Menggonggong

Sebelumnya, kasus pengusaha IV meminta siswa SMA Kristen 2 Gloria Surabaya, EN, bersujud dan menggonggong, viral di media sosial.

Kasus ini bermula saat EN mengejek rambut anak IV, EL, saat keduanya bertanding basket.

Sebagai informasi, EN dan EL berasal dari sekolah berbeda.

Buntut kejadian itu, EL bersama sejumlah pria dewasa, termasuk IV, mendatangi sekolah EN pada 21 Oktober 2024.

Saat itulah, IV kemudian membentak EN dan meminta korban meminta maaf karena telah mengejek EL.

Tak berhenti sampai di situ, IV meminta EN bersujud dan menggonggong.

"Kejadiannya di tenda-tenda itu (depan sekolah). Iya (disuruh menggonggong). Kejadiannya pas pulang sekolah, tapi tepatnya kurang tahu," ungkap petugas keamanan SMA Kristen 2 Gloria Surabaya yang enggan disebutkan namanya, Rabu (13/11/2024).

Pihak guru, petugas keamanan, dan Bhabinkamtibnas kemudian mendatangi lokasi kejadian karena mengetahui ada keributan.

Mereka berniat meredam amarah IV yang masih membentak EN.

Kasus berlanjut dengan guru SMA Kristen 2 Gloria Surabaya, atas nama sekolah, membuat laporan ke polisi dengan nomor LPM/1121/X/2024/SPKT/POLRESTABES SURABAYA.

Meski demikian, pihak sekolah enggan berkomentar lebih jauh mengenai laporan tersebut.

"Kami diwakili penasihat hukum. Silakan langsung hubungi Pak Sudiman Sidabuke selaku penasihat hukum kami," jelas Humas SMA Kristen 2 Gloria Surabaya, Robi Dharmawa, Rabu.

Terpisah, Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Dirmanto, membenarkan adanya laporan dari pihak sekolah terkait peristiwa intimidasi itu.

Saat ini, penyidik tengah melakukan proses pendalaman.

"Pihak sekolah terus mendesak agar Polrestabes Surabaya melakukan proses lanjut terkait dengan kejadian ini. Dan sekarang ini kita juga terus melakukan pendalaman," ujar dia, Rabu.

Keluarga Korban Tak Ingin Lanjutkan Kasus

Sementara itu, pihak keluarga korban diketahui tak ingin melanjutkan kasus intimidasi yang dialami anaknya.

Hal ini disampaikan Kasubag Humas Polrestabse Surabaya, AKP Rina Shanty.

Rina mengatakan, pihaknya sudah mengunjungi rumah korban, tapi keluarga menyatakan tak ingin melanjutkan kasus.

"Kami sudah mengunjungi rumah korban untuk meminta keterangan, namun orang tua korban menyatakan tidak ingin kasus ini dilanjutkan," jelas Rina, Kamis.

"Kami sudah mengunjungi rumah korban, tapi orang tua korban menyatakan tidak ingin kasus ini dilanjutkan," tegasnya lagi.

Keluarga korban enggan melanjutkan kasus tersebut lantaran dikabarkan telah ada kesepakatan damai antara keluarga korban dengan pengusaha IV.

Kendati demikian, pihak kepolisian telah memeriksa delapan saksi, termasuk IV.

"Saksi yang sudah diperiksa sekitar delapan orang. Saudara IV (terlapor) sudah diperiksa sebanyak tiga kali," kata Kombes Dirmanto ketika berada di Mapolrestabes Surabaya, Kamis.

Dirmanto menyebut tak menutup kemungkinan jumlah saksi akan bertambah seiring berjalannya waktu.

Ia juga menyinggung soal kemungkinan meminta keterangan saksi ahli.

"Ya kemungkinan nanti masih ada beberapa (saksi) yang kita lakukan pemeriksaan. Mungkin juga dari beberapa ahli akan kita panggil nanti," jelasnya.

"Kita akan terus melakukan upaya-upaya sebagaimana peristiwa (intimidasi anak) ini supaya betul-betul terang benderang. Sehingga tidak simpang siur di berbagai pemberitaan," pungkas dia.

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved