Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Guru Besar Unhas

Unhas Kukuhkan 3 Guru Besar Baru di Bidang Pertanian dan Ilmu Budaya

Unhas kukuhkan tiga guru besar baru, fokus di bidang pertanian dan ilmu budaya. Semakin memperkuat kontribusi akademik dan ilmiah.

Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Sukmawati Ibrahim
IST
Pengukuhan Tiga Guru Besar Unhas di Lantai 2 Gedung Rektorat, Kampus Unhas Tamalanrea, Makassar pada Selasa (12/11/2024).   


Prof Dr Ir Amir Yassi MSi

Sementara Prof Amir Yassi berpidato dengan judul "Prediksi Iklim Berdasarkan Kearifan Lokal (Pallontara/Papananrang) dan Analisis Frekuensi Peluang Curah Hujan di Sulawesi Selatan". 


Prof Amir mengangkat isu perubahan iklim yang mempengaruhi pola distribusi air, terutama di Sulawesi Selatan.  


Perubahan ini menyebabkan ketidakseimbangan jumlah air pada musim kemarau dan musim hujan. 


Sehingga, masyarakat menghadapi kekurangan air saat kemarau dan banjir di musim hujan, berdampak pada jadwal tanam dan produktivitas pertanian.  


Prof Amir menjelaskan bahwa Indonesia memiliki berbagai tipe hujan, seperti tipe ekuatorial, tipe monsun, dan tipe lokal, dipengaruhi oleh kondisi fisiografis wilayah. 


Oleh karena itu, penerapan teknologi budidaya tanaman harus menyesuaikan dengan pola distribusi hujan tahunan.  


Ia menggunakan pendekatan peramalan iklim mikro melalui penggabungan analisis statistik frekuensi curah hujan dan metode prakiraan iklim tradisional (pallontara) untuk menentukan jadwal tanam padi dan palawija.  

Prof Dr Harlinah Sahib MHum


Prof Harlinah dalam pidatonya yang berjudul "Relasi Bahasa, Budaya, dan Pemikiran Masyarakat Kajang dalam Perspektif Linguistik Antropologi" menyoroti keterkaitan antara bahasa, budaya, dan pemikiran.  

Menurutnya, bahasa adalah representasi pemikiran manusia yang memungkinkan seseorang mengekspresikan pikiran, pengalaman, dan keinginan kepada orang lain. 

Ia menjelaskan bahwa linguistik antropologi mengeksplorasi bagaimana bahasa mencerminkan budaya suatu masyarakat, seperti masyarakat Kajang yang dikenal dengan adat istiadat, sistem religi, dan ritual tradisional.  

Bahasa dalam masyarakat ini mengandung unsur budaya seperti kosakata yang berkaitan dengan sistem kepercayaan, ritual, dan pandangan dunia. 

Praktik budaya masyarakat Kajang mencerminkan sub-budaya yang diwujudkan dalam berbagai ritual dan adat istiadat, seperti ritual kematian.  (*)

 

 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved