Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Debat Pilkada Luwu

Patahuddin-Dhevy Bijak Garansi Tidak Ada Lagi Anak Putus Sekolah di Luwu Gara-gara Biaya

Hal itu diutarakan keduanya saat proses debat kedua pemilihan bupati dan wakil bupati di Hotel Claro, Kota Makassar pada Selasa (12/11/2024).

Penulis: Muh. Sauki Maulana | Editor: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM/MUH SAUKI MAULANA
Pasangan nomor urut 02, Patahuddin-Muh Dhevy Bijak Pawindu kompak mengenakan kemeja berwarna biru muda saat proses debat kedua Pilkada Kabupaten Luwu di Hotel Claro, Kota Makassar, selasa (12/11/2024). 

TRIBUN-TIMUR.COM, LUWU - Pasangan Patahuddin-Muh Dhevy Bijak Pawindu tegas bakal menjamin akses pendidikan yang layak bagi setiap bagi anak di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.

Hal itu diutarakan keduanya saat proses debat kedua pemilihan bupati dan wakil bupati di Hotel Claro, Kota Makassar pada Selasa (12/11/2024) sekitar pukul 20.00 Wita.

Dari pertanyaan panelis, didapati data angka anak tidak sekolah mencapai 12.000 orang.

Kondisi ini terjadi karena keterbatasan akses ke fasilitas pendidikan, faktor ekonomi keluarga, hingga kesadaran akan pentingnya pendidikan

Kata Patahuddin, pelayanan pendidikan menjadi hak wajib setiap warga negara.

Oleh karenanya, pemerintah daerah harus hadir memfasilitasi kebutuhan para anak untuk mengenyam bangku pendidikan.

"Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Dan pemerintah negara wajib memfasilitasi. Program kami, tidak ada lagi anak-anak di Kabupaten Luwu yang tidak bersekolah karena urusan biaya. Kami menjamin, akan menyediakan pakaian sekolah mulai dari tingkat PAUD hingga SMP," tegasnya.

Tak hanya sarana, bantuan dalam bentuk hibah bagi sekolah madrasah hingga sekolah umat kristiani juga bakal menjadi perhatian bagi pasangan nomor urut 02.

"Bahkan menyiapkan sarana bagi daerah tertentu untuk menjemput anak-anak yang jarak rumahnya jauh dari sekolah," aku Patahuddin.

Sementara wakilnya, Dhevy Bijak memandang pendidikan sebagai alat agar Kabupaten Luwu keluar dari kemiskinan.

"Kabupaten Luwu keluar dari kemiskinan ketika masyarakat memaknai bahwa pendidikan itu penting. Pemerintah harus hadir memberikan akses untuk mendapatkan pendidikan yang layak," bebernya.

Menurut Dhevy, prasarana pendukung seperti akses jalan yang baik menjadi penunjang bagi siswa-siswi untuk bisa bersekolah.

"Dan terkait dengan itu, memang banyak kesenjangan terkait infrastruktur di wilayah kami. Khususnya di Walenrang Barat, banyak anak yang bersekolah menempuh jarak hampir 5 kilometer dengan berjalan kaki. Ini terjadi karena kurangnya infrastruktur jalan," terangnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved