Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilgub Sulsel 2024

Azhar: DIA tidak Mau Petani Menderita

Azhar Arsyad mengaku optimis petani tidak lagi menderita melalui salahsatu programnya 'offtaker'. 

Editor: Muh Hasim Arfah
Ist
Calon Gubernur Sulsel Azhar Arsyad saat berkunjung di Desa Lumbewe Kecamatan Burau, Kab. Luwu Timur, Selasa (22/10/2024) 

TRIBUN-TIMUR.COM, GOWA - Calon Wakil Gubernur Sulsel nomor urut 1, Azhar Arsyad mengaku optimis petani tidak lagi menderita melalui salah satu programnya 'offtaker'. 

Selama ini bantuan pemerintah ke petani seperti bibit, pupuk, alat pertanian (alsintan) tidak cukup membuat petani sejahtera. 

"Kita tidak mau petani menderita. Kadang bantuan benih, pupuk, kadang traktor, tapi pertanyaannya dimana pemerintah saat harga panen turun?," tegas eks Anggota DPRD Sulsel periode 2019-2024 ini saat temu ratusan relawan di Bonto-bontoa Gowa, Senin (11/11/2024) sore.

"Disitulah petani menderita. Bayangkan (petani) mulai menanam sampai pada akhirnya memanen. Saat terakhir (penen) harga turun, dan tidak ada pemerintah intervensi," sambung Azhar.

Dari kasus itu, sambung Azhar, jika dirinya terpilih bersama Moh Ramdhan Pomanto di Pilgub Sulsel ini, akan memberikan solusi ke petani. Dengan menerapkan government off-taker. Artinya, semua produk pertanian akan dibeli oleh pemerintah. 

"Disitulah pemerintahan DIA hadir, melalui offtaker, dimana hasil panen petani, hasil nelayan jika terjadi penurunan akan dibeli dengan harga yang layak," kata Azhar.

Program offtaker ini, juga dijelaskan Danny Pomanto saat debat kedua, Minggu (10/11).

Dengan skema 10 persen dari APBD yang ada yakni senilai 500 miliar. 

Dari situ dialokasikan 200 juta per desa.

Yakni 50 juta untuk peningkatan SDM kepala desa dan PKK.

Sebanyak Rp 50 juta aparatur desa, disitu ada guru mengaji, guru sekolah minggu, guru hindu, pemandi jenazah dan imam masjid.

"Dan 100 juta untuk infrastruktur desa. Kalau padnya tidak naik. Tapi kalau naik kita akan naikan lagi karena jangan biarkan desa berjuang sendiri. Kasian kepala desa hanya mengandalkan addnya padahal mereka punya tanggungjawab di kabupaten kota," ucap Azhar.

Azhar menegaskan program ini adalah realistis yang akan memberikan angin segar di desa membantu meningkatkan kesejahteraan. 

"Seperti contoh di Makassar Pak Danny melalui program bank sampah yang membeli sampah masyarakat. Perputaran miliaran, sampah saja. Artinya apa, beliau kompeten, inovatif, punya visi yang jelas," lanjut Azhar.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved