Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilgub Jatim 2024

Hasil Survei: Pemilih Jawa Timur Didominasi 'Pemilih Uang' , Dianggap Wajar

Radius Setiyawan, Peneliti Utama PUSAD UMSurabaya mengatakan, hasil survei itu 38,3 persen masyarakat Jawa Timur menganggap wajar politik uang.

Editor: Ansar
TribunnewsMaker
Hasil survei Pilkada Jatim terkait dengan jumlah presentase masyarakat yang menerima money politics. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Hasil survei menujukkan, sebagian besar pemilih memilih calon kepada daerah karena uang.

Hasil survei menujukkan, jumlah pemilih idealis ternyata kalah banyak dibanding peminat politik uang.

Pilkada 2024 bakal digelar pada 27 November mendatang.

Kini sisa 19 hari lagi menuju perebutan kursi gubernur-wakil gubernur hingga bupati-wakil bupati.

Politik uang menjadi hal yang kerap ditemui jelang pencoblosan pemilihan kepala daerah.

Pusat Studi Anti Korupsi dan Demokrasi (PUSAD) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya merilis hasil survei terkait tingkat permisifitas politik uang dan membaca pola klientelisme di Jatim menjelang Pilkada 2024. 

Peneliti Utama PUSAD UMSurabaya,Radius Setiyawan mengatakan, hasil survei itu 38,3 persen masyarakat Jawa Timur menganggap wajar politik uang.

Dalam survei tersebut juga ditemukan 9 kabupaten/kota permisif politik uang di Jawa Timur.

Yaitu Kabupaten Ponorogo 7,5 persen, Kabupaten Sampang 5,30 persen, Bangkalan 4,40 persen, Pamekasan 4,32 persen, Sumenep 4,30 persen, Kota Malang, Lumajang 4,00 persen, Lamongan 3,45 persen dan Jember 3,30 persen.

“Hanya 5,9 persen masyarakat yang menolak menerima uang, sementara 54,8 persen masyarakat menerima uang tapi tidak memilih yang memberi uang dan 35,9 persen masyarakat menerima uang tersebut dan memilih calon yang memberikan uang,”ujar Radius dalam diskusi yang digelar secara terbuka di gedung teater UMSurabaya, Senin (4/11/24).

Selanjutnya, dalam hasil survei tersebut besaran nominal yang diharapkan masyarakat adalah 100.000 dengan presentasi tertinggi yakni 35,2 persen.

Radius menjelaskan, teknik pengambilan sample memakai multistage random sampling. 

Di mana, lokasi diambil disemua kab/kota di Jawa Timur, sebanyak 38 Kab/ Kota.

 Kemudian, masing-masing Kab/Kota diambil di tingkat kecamatan untuk dijadikan sample penelitian.

Sampel tiap kecamatan dibagi secara proporsional berdasarkan jumlah pemilih di tiap kecamatan dan kelurahan yang dijadikan lokasi penelitian.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved