Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Perikanan

FIKP Unhas Gandeng Universitas dari Tiongkok Pelatihan Pengembangan Offshore Marine Eco-Ranching

pelatihan ini bertujuan meningkatkan kapasitas teknis dan praktis dalam pengelolaan serta pengembangan marine eco-ranching

Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Muh. Irham
ist
Pelatihan Talent Cultivation & Technical Personnel Training Course, Sino-Indonesia Technical Cooperation on Offshore Marine Eco-Ranching, Selasa (29/10), di Ruang Sidang FIKP Unhas 

MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - “Cina adalah mitra yang luar biasa dalam bidang maritim. Kami berharap melalui pelatihan ini, kita bisa belajar teknologi serta inovasi yang dikembangkan di sana;’’ kata Dekan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) Unhas, Prof Safruddin SPi MP PhD, ketika membuka pelatihan Talent Cultivation & Technical Personnel Training Course, Sino-Indonesia Technical Cooperation on Offshore Marine Eco-Ranching, Selasa (29/10), di Ruang Sidang FIKP. 

Ahli Oseanografi Perikanan itu berharap, pelatihan yang berlangsung secara hybrid dan diikuti peserta dari berbagai lembaga, baik nasional maupun internasional tersebut dapat berdampak besar bagi keberlanjutan ekosistem laut di Indonesia. 

“Pengalaman dan pengetahuan mendalam yang dimiliki Tiongkok dalam berbagai aspek kelautan menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia,’’ ucap  Safruddin yang juga mantan Sekretaris Departemen Perikanan Unhas.

Dr Widyastuti SKel salah satu panitia mengungkapkan, pelatihan tersebut merupakan kerja sama antara FIKP Unhas dengan Shanghai Ocean University dan Guangdong Ocean University.

“Pesertanya berasala dari berbagai kalangan, seperti akademisi, pemerhati lingkungan, dan pemerintah,’’ kata dosen Ilmu Kelautan Unhas itu.  

Menurut Widya, pelatihan ini bertujuan meningkatkan kapasitas teknis dan praktis dalam pengelolaan serta pengembangan marine eco-ranching berbasis teknologi artificial reef, sekaligus memperkuat hubungan Indonesia-Tiongkok dalam konservasi laut dan pembangunan ekonomi biru.

Pelatihan tersebut dirangkaikan diskusi ilmiah dan menghadirkan beberapa pakar  kelautan dari kedua universitas Tiongkok. Prof Zhou Zhang dari Shanghai Ocean University memperkenalkan konsep dasar artificial reef. 

Menurut Zhou artificial reef merupakan struktur buatan yang dirancang untuk menggantikan fungsi terumbu alami yang rusak. 

Menurut Prof Zhang, artificial reef tidak hanya berdampak ekologis tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat pesisir. Ia menjelaskan struktur ini dapat mendukung kegiatan perikanan berkelanjutan serta mengurangi tekanan pada terumbu karang alami.

Prof Zhaoyang Jiang dari  Shandong University menjelaskan lebih dalam mengenai desain dan metode instalasi artificial reef. Pada kesempatan itu, Jiang menguraikan berbagai jenis material yang digunakan, mulai dari beton, besi, batu, hingga kayu. 

Setiap material  dan desainnya disesuaikan dengan kebutuhan ekologi setempat. Prof Jiang juga mengisahkan, teknologi artificial reef di Tiongkok berkembang pesat, dari material tradisional seperti bambu, hingga struktur kompleks yang ramah lingkungan dan mampu menahan tekanan laut.

Dr Shike Gao dari Shanghai Ocean University memaparkan  hasil survei dampak ekologi dari instalasi artificial reef. Menurut Dr Gao, setiap struktur yang ditempatkan di laut harus dievaluasi dampaknya, baik dari segi ekologi, ekonomi, maupun sosial. 

Survei rutin terhadap area terumbu meliputi pengukuran kualitas air, sedimen, serta produktivitas perikanan untuk mengetahui bagaimana artificial reef dapat meningkatkan keanekaragaman hayati dan mendukung kesejahteraan masyarakat pesisir. 

Prof Liqiang Zhao dari Guangdong Ocean University menyoroti peran penting kerang sebagai salah satu biota laut yang sangat mendukung keberlanjutan ekonomi biru. Kerang tidak hanya berfungsi sebagai filter feeder yang membersihkan ekosistem, tetapi juga memiliki nilai ekonomi tinggi di bidang pariwisata dan industri pangan. 

“Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan budidaya kerang yang berkelanjutan sebagai bagian dari pembangunan ekonomi pesisir,’’ kata Prof Zhao

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved