Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilgub Sulsel 2024

Sebut Makassar Tak Punya Sawah, Jubir DIA Tuding Andi Sudirman Sebarkan Hoaks

Juru Bicara Danny-Azhar, Asri Tadda mengatakan, pernyataan Andi Sudirman Sulaiman itu adalah informasi yang keliru.

Penulis: Siti Aminah | Editor: Alfian
Tribun Timur
Paslon Danny Pomanto-Azhar Arsyad dan Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi adu gagasan di debat perdana Pilgub Sulsel, Jl Andi Djemma, Makassar, Senin (28/10/2024) malam. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pernyataan Calon Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman terkait Makassar tak punya lahan sawah menuai sorotan dari Tim Danny Pomanto-Azhar Arsyad. 

Juru Bicara Danny - Azhar, Asri Tadda mengatakan, pernyataan ASS itu adalah informasi yang keliru.

Itu menunjukkan bahwa ASS tidak mengenali kondisi ril di Makassar sebagai ibukota Provinsi Sulawesi Selatan.

"Salah besar jika mengatakan di Makassar tidak ada sawah. Untuk diketahui, luas panen padi di Makassar pada tahun 2021–2023 adalah 2.789,10–2.805,89 hektare," kata Asri Tadda, Selasa (29/10/2024).

Di sisi lain, sambung Asri, Kota Makassar juga memiliki beberapa kawasan peruntukan pertanian.

"Ada kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan seluas 168,79 hektare di sebagian Kecamatan Biringkanaya, dan kawasan peruntukan usaha tanaman hias di koridor sempadan jalan lingkungan di seluruh kecamatan," jelasnya.
 
Selain itu, Kota Makassar juga memiliki potensi usaha hasil olahan pertanian berbahan baku hortikultura, seperti pengolahan cabe, markisa, bawang goreng, kripik, dan minuman segar sari buah. 
 
Dengan begitu, kata Asri, pernyataan tersebut perlu diluruskan dengan menunjukkan data yang benar agar masyarakat dapat menilai mana calon pemimpin yang benar-benar mengenali daerahnya sendiri.

"Di debat beliau bilang jangan sampaikan hoax, tapi nyatanya beliau yang melakukan itu. Kami tidak menyangka beliau tidak tahu hal itu, padahal tinggalnya di Makassar," pungkas Asri.

Diketahui, Danny Pomanto-Azhar Arsyar mengusung visi Sulsel Global Food Hub yang Sombere, Macca dan Resilient Untuk Semua. 

Visi tersebut dijabarkan dalam delapan misi, namun Danny-Azhar hanya menyampaikan tiga misi prioritas dalam debat ini. 

Misi pertama, restrukturisasi spasial dan ekologi yang sombere, macca, resilient, dan Produktif. 

DIA-tagline Danny-Azhar merancang misi pertama untuk restrukturisasi ruang dan ekologi guna menciptakan kawasan yang lebih produktif dan ramah lingkungan.

Beberapa poin utama dari misi ini adalah, membangunan serentak 10 kawasan unggulan Sulsel yang terintegrasi dan resilient.

Kedua, pengembangan ekosistem produksi pangan hulu-hilir, ketiga penataan kota yang terpadu dan pemberdayaan desa agar memiliki daya saing.

Keempat, konektivitas wilayah melalui infrastruktur terpadu, selanjutnya standarisasi mitigasi di wilayah pesisir, daratan, dan pegunungan.

"Kami akan membangun ekosistem ketahanan air yang kuat, mendorong gerakan dekarbonisasi dan oxigenisasi, dan pembangunan ekosistem pariwisata hijau yang produktif," papar Danny Pomanto

Misi kedua dibacakan oleh Azhar Arsyad, dimana misi ini berfokus pada rekonstruksi sosial dan pengembangan Sumber Daya Manusia. 

Dalam misi kedua, DIA fokus pada rekonstruksi sosial dan peningkatan kualitas SDM Sulsel yang inklusif dan berdaya saing. 

Beberapa program yang dirancang antara lain engembangan ekosistem pendidikan yang inklusif, peningkatan kualitas generasi Sulsel yang sehat dan resilient, eksplorasi budaya lokal Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja untuk daya saing Sulsel.

Selanjutnya penguatan ikatan sosial dan ketahanan komunitas, pembangunan smart health dan smart care berbasis kecamatan, penyediaan 13.000 tenaga kerja terampil di bidang digital.

"Kami juga akan memberikan peenguatan keimanan dan solidaritas berbasis egaliterian, serta pembangunan jejaring sosial melalui gerakan keluarga "Jagai Anakta," paparnya. 

Azhar melanjutkan misi ketiganya, ialah penguatan ekonomi dan teknologi yang berdaya saing. 

Misi ketiga berfokus pada pembangunan ekonomi dan teknologi yang sombere, macca, resilient, dan berdaya saing tinggi.
 
Program-program utama pada misi ketiga ini mencakup penguatan ekonomi berbasis pangan melalui perdagangan, industri, dan pariwisata.

Kemudian pemberdayaan ekonomi petani dan nelayan dengan peran pemerintah sebagai offtaker, pembangunan kawasan hilirisasi produk pertanian dan perikanan yang terpadu.

Adapula pengembangan ekosistem ekonomi biru dengan standar teknologi hijau, pmbuatan platform digital terpadu "Sulsel Sombere & Macca."

"Pengembangan ekosistem digital yang sehat dan fiskal yang kuat, tata kelola pemerintahan yang digital, profesional, dan bebas korupsi, dan pengembangan ekosistem ketahanan energi, pangan, dan cyber," ujarnya. 

Dengan visi dan misi ini, DIA optimis untuk membangun masa depan Sulsel yang lebih produktif, berkelanjutan, dan memiliki daya saing global. (*) 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved