Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pelantikan PWNU Sulsel

Gus Yahya Sebut Latihan Banser Mirip Gaya Militer Prabowo

Gus Yahya melihat pendekatan militer Prabowo dalam membentuk pemerintahan ini mirip dengan sistem yang berjalan di PBNU.

Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM/FAQIH IMTIYAAZ
Ketua Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf sambutan di pelantikan PWNU Sulsel, Hotel Claro, Jl AP Pettarani, Makassar, Senin (28/10/2024). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf menilai retreat ala militer menteri di Lembah Tidar sebuah langkah positif.

Gus Yahya sapaannya, melihat pendekatan militer Prabowo dalam membentuk pemerintahan ini mirip dengan sistem yang berjalan di PBNU.

"Kalau Kita lihat sisi positif, ini adalah pilihan dan cara Presiden Prabowo untuk konsolidasikan tim kerjanya langsung melaksanakan tugas," jelas Gus Yahya di Pelantikan PWNU Sulsel di Hotel Claro, Jl AP Pettarani, Makassar, Senin (28/10/2024).

"Kita ini sebetulnya juga melakukan cara yang sama untuk kader muda kita," jelasnya.

Pelatihan pada Barisan Ansor Serbaguna (Banser) NU juga melalui pendekatan ala militer.

Itu disebutnya dilakukan agar kader siap bertugas di lapangan dengan medan apapun.

"Dalam GP Ansor ada barisan serbaguna. Banser yang dilatih secara militer. Diklatsar itu pelatihannya seperti pelatihan militer dengan pendekatan kurang lebih mirip militer," ujar Gus Yahya.

Saat ini, Gus Yahya melihat pendekatan militer pada berisan muda sudah menuai hasil.

Gus Yahya mengaku kerap menyebut Banser dan GP Ansor merupakan elemen genetik dari NU.

"Elemen Genetik itu adalah bagian yang dijamin bergerak apapun yang terjadi. Banser dan Ansor ini dijamin terus bergerak. Kalau kita membutuhkan itu segera bergerak menuju satu arah, maka kita bisa kita andalkan bergerak lebih jauh," lanjutnya.

Gus Yahya mengaku sering mendapat kritik terhadap pendekatan tersebut pada Banser.

Namun, Gus Yahya menenangkan kritikan tersebut.

"Kita memang lakukan militerisasi terhadap kader Ansor bagian Banser. Militerisasi cara dilatih seperti militer. Kita memang meminta bantuan ke TNI melatih kader banser," katanya.

"Supaya mereka miliki mentalitas disiplin seperti militer, miliki mentalitas siaga dan itu semua dibutuhkan. Tapi militerisasi bukan militerisme," lanjutnya.

Retreat ala Prabowo di Lembah Tidar pun menurutnya harus menjadi contoh positif bagi PWNU Sulsel.

Sehingga Prof KH Hamzah Harun diminta segera konsolidasi jajaran pengurusnya.

Kemudian langsung mulai bekerja dengan solid.

"Saya minta ini menjadi inspirasi PWNU Sulsel juga sesudah ini langsung tancap gas," jelasnya.

Prof KH Hamzah Harun Ketua Tanfidziyah PWNU Sulsel

Prof Kiai Haji (KH) Hamzah Harun terpilih lagi sebagai Ketua Tanfidziyah PWNU Sulsel di Konferensi Wilayah (Konferwil) XIV masa khidmat 2024-2029.

Prof KH Hamzah Harun terpilih sebagai Ketua Tanfidziyah PWNU Sulsel untuk kedua kalinya.

Ketua Tanfidziyah PWNU Sulsel, Prof KH Hamzah Harun mengatakan hal pertama dilakukan setelah terpilih menyolidkan warga nahdliyin.

Tujuannya untuk mengembangkan organisasi lima tahun ke depan.

Masalah yang ada, secepat mungkin akan diselesaikan dengan bijaksana.

Agar sesama warga NU tetap kompak dan solid menyongsong kepengurusan periode 2024-2029.

Tujuannya untuk mengembangkan organisasi lima tahun ke depan.

Masalah yang ada, secepat mungkin akan diselesaikan dengan bijaksana.

Agar sesama warga NU tetap kompak dan solid menyongsong kepengurusan periode 2024-2029.

“Sedapat mungkin masalah internal yang terjadi kita bisa selesaikan dengan bijaksana,” katanya.

“Untuk itu saya ajak semua tokoh dari berbagai kalangan untuk bisa secara ikhlas terlibat dalam kepengurusan sekaligus memberikan dukungan penuh,” tambahnya.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, Faqih Imtiyaaz

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved