Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ponpes Asadiyah Berduka

Ribuan Santri Sholati Jenazah Almarhum Ahmad Imran

Sholat jenazah dipimpin imam besar Masjid Agung Ummul Quraa Sengkang, KH Abdul Waris Ahmad.

|
Penulis: M. Jabal Qubais | Editor: Sudirman
Ist
Almarhum Dr Ahmad Imran Syuaib saat disholatkan (kiri) dan dimakamkan di pekuburan Islam Jarae Tempe (kanan), Rabu (23/10/2024) 

TRIBUNWAJO.COM, SENGKANG - Ribuan santri ikut sholati jenazah Dr Ahmad Imran Syuaib di Masjid Al-Ikhlas Zul-Jama’ah Al As’adiyah, kompleks Ponpes Asadiyah Sengkang, Rabu (23/10/2024).

Sholat jenazah dipimpin imam besar Masjid Agung Ummul Quraa Sengkang, KH Abdul Waris Ahmad.

Tampak pula keluarga, kerabat dan sejumlah guru pondok pesantren As'adiyah memadati Masjid.

Setelah disholatkan, jenazah kemudian dibawa ke Pekuburan Islam Jarae Tempe.

Tak sedikit dari santri juga ikut mengantarkan jenazah almarhum ke tempat peristirahatan terakhirnya.

Faisal, salah seorang warga yang ikut mengantar jenazah almarhum Dr Ahmad Imran terharu sekaligus turut berduka cita.

"Kami bersaksi beliau orang baik, semoga dilapangkan kuburnya dan ditempatkan sejajar para sholihin," ungkapnya saat ditemui Tribun-Timur.com.

Sosok Almarhum Dr Ahmad Imran di Mata Santri

Sosok Dr Ahmad Imran Syuaib Nawang menaruh kisah tersendiri bagi santri dan mahasantrinya.

Seperti yang diutarakan Fajri dan Yasir, mahasiswa Mahad Aly As'adiyah Sengkang.

"Gurutta (Ahmad Imran) adalah sosok yang tegas terhadap muridnya. Beliau selalu memberikan kami motivasi, khususnya bagaimana cara menjalani hidup agar tetap damai dan tenteram," ungkap Yasir, Mahasantri asal Kabupaten Sidrap.

Tidak hanya itu, Almarhum Dr Ahmad Imran juga dikenal sebagai pahlawan oleh Santri dan Mahasantrinya.

Musababnya, dia adalah salah satu pelopor penolakan kedatangan Ustadz Firanda di Kabupaten Wajo, 2022 lalu.

Ketua Nahdatul Ulama (NU) Kabupaten Wajo, Andi Hasbi Gani, secara tegas menolak kedatangan Firanda Andirja di Bumi Lamaddukelleng.

Menurutnya, rekam jejak Firanda Andirja sebagai penceramah sangat bertolak belakang dengan tradisi dan cara pandang masyarakat Kabupaten Wajo yang dikenal sebagai Kota Santri.

Diketahui, Almarhum merupakan Kepala Madrasah PDF Ulya Putra Macanang.

Alumnus program doktoral UIN Alauddin Makassar ini berpulang di Rumah Sakit Sengkang Pukul 05.00 dini hari tadi. 

Sejumlah karangan bunga ucapan belasungkawa terlihat.

Keluarga, kerabat, tetangga dan warga setempat ikut berduka.

 

 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved