Sosok 2 Bersaudara Asal Sulsel Jadi Pimpinan di Senayan
Sosok dua bersaudara asal Sulsel jadi pimpinan di Senayan, Nurdin Halid Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Waris Halid Wakil Ketua Komite II DPD RI
Sepakterjang NH di dunia koperasi dirintis mulai dari bawah ketika menjadi manajer penyuluh koperasi di Kabupaten Gowa tahun 1983.
Lalu tahun 1985 pindah ke Sidrap, sebelum diangkat menjadi kepala perwakilan Puskud Hasanudin di Kabupaten Pinrang tahun 1987.
Sukses di level kabupaten, NH ditarik ke Puskud Hasanuddin di Kota Makassar tahun 1992.
Hanya dalam dua tahun, NH mendapat kepercayaan menjadi Direktur Utama Puskud Hassanuddin.
Di tangan NH, wajah Puskud Hasanuddin berubah total menjadi ‘perusahaan koperasi’ berlabel konglomerat.
Beragam usaha digarap seperti membeli dan menjual produk petani, usaha jasa taksi, ekspor impor, hingga perkulakan.
Hasilnya, hanya dalam dua tahun, Puskud Hasanuddin meraup keuntungan Rp 17 miliar.
Awal era Reformasi tahun 1998 ia terpilih sebagai ketua Umum Induk KUD (Inkud), kemudian Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin).
NH ketika berhasil menduduki kursi Ketua Umun Induk Koperasi Unit Desa (Inkud) di Jakarta.
Seperti waktu di Puskud Hasanuddin, NH pun mengubah paradigma bisnis Inkud untuk mengurus bisnis-bisnis besar, terutama menjadi distributor pupuk, minyak goreng, beras, dan gula.
Nurdin Halid pernah menangani PSM Makassar musim 1995/1996.
Di bawah kepemimpinannya, Nurdin menggaet tiga pemain bintang dari luar Sulsel dan tiga pemain asing asal Amerika Latin (kedua terobosan itu menjadi tabu bagi klub Perserikatan seperti PSM).
Lalu, memberi gaji dan bonus besar kepada pemain, pelatih, dan tim ofisial.
Hasilnya, pada musim pertama di tangan NH, PSM menembus babak semifinal.
Musim berikutnya, melaju hingga final.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.