Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kabinet Prabowo

Nasaruddin Umar Bukan Menteri Agama Kaleng-kaleng, Serah Terima Jabatan dari Gus Yaqut

Gus Yaqut menyebut Nasaruddin sebagai pemimpin yang berkapasitas tinggi dan layak memimpin Kementerian Agama.

Editor: Sudirman
Kemenag
Serah terima jabatan menteri agama dari Yaqut Cholil Qoumas ke Nasaruddin Umar 

TRIBUN-TIMUR.COM - Menteri Agama 2020-2024, Yaqut Cholil Qoumas, menyerahkan jabatannya kepada Nasaruddin Umar.

Serah terima jabatan berlangsung di Kantor Pusat Kemenag, Jakarta, Senin (21/10/2024).

Gus Yaqut menyebut Nasaruddin sebagai pemimpin yang berkapasitas tinggi.

Ia mengungkapkan bahwa Nasaruddin bukan "Menteri Agama kaleng-kaleng."

Serah terima ini terkait berakhirnya masa tugas Kabinet Indonesia Maju.

Baca juga: Menteri Agama Pangkas Aturan Pendirian Rumah Ibadah, Gus Men: Kader Gerindra Harus Menangi Pilkada

Kabinet Merah Putih, dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto, melanjutkan pemerintahan.

Acara ini juga dihadiri oleh para Penasehat Dharma Wanita Persatuan Kemenag.

Jajaran Pejabat Eselon I dan II Kemenag turut serta dalam acara tersebut.

Gus Yaqut mengungkapkan Nasaruddin pernah menjabat Wakil Menteri Agama.

Nasaruddin juga pernah menjadi Dirjen Bimas Islam Kemenag.

Gus Yaqut optimis Kemenag akan lebih baik di bawah kepemimpinan Nasaruddin.

Nasaruddin mengapresiasi kepemimpinan Gus Yaqut sebagai Menag ke-24.

Ia menilai Gus Yaqut memiliki kemampuan sosial yang luar biasa.

Nasaruddin menyebut Gus Yaqut sebagai Menteri Agama termuda.

Meski muda, Gus Yaqut diakui unggul dalam kemampuan human relation.

Nasaruddin juga mengapresiasi capaian Kemenag di bawah Gus Yaqut.

Ia menyoroti stabilitas kehidupan beragama yang terjaga selama kepemimpinan Gus Yaqut.

Kehidupan antar umat beragama dinilai sangat damai dan sejuk.

Kesejukan antar mazhab juga tercipta di bawah Gus Yaqut.

Menurut Nasaruddin, menciptakan keadaan seperti ini bukanlah hal yang mudah.

Pantauan Tribun Timur di Desa Ujung, Kecamatan Dua Boccoe, Kabupaten Bone, keluarga bersuka cita menyambut amanah baru diberikan kepada Nasaruddin Umar.

Profil Nasaruddin Umar

Nasaruddin Umar lahir di Ujung Bone, Sulawesi Selatan, 23 Juni 1959 sehingga saat ini usianya 63 tahun.

Nasaruddin Umar menikah dengan Helmi Halimatul Udhma dan dikaruniai tiga anak.

Mereka adalah Andi Nizar Nasaruddin Umar, Andi Rizal Nasaruddin Umar, dan Cantik Najda Nasaruddin Umar.

Nasaruddin Umar menghabiskan masa kecilnya di Sulawesi Selatan dan menimba ilmu di berbagai tempat.

Satu di antaranya di Pondok Pesantren As'adiyah yang berpusat di Sengkang, Wajo.

Ponpes ini merupakan lembaga pendidikan tertua di Sulawesi Selatan yang didirikan oleh ulama besar Sulawesi Selatan, AGH Muhammad As'ad al-Bugisi gelar Puang Aji Sade.

Lulus dari Pondok Pesantren As'adiyah, Nasaruddin Umar lantas melanjutkan pendidikan di IAIN Alauddin Ujung Pandang jurusan Fakultas Syari'ah pada 1980 dan mendapat penghargaan sebagai mahasiswa teladan.

Nasaruddin Umar lantas melanjutkan pendidikan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta baik di jenjang strata 2 (S2) maupun jenjang strata 3 (S3).

Nasaruddin Umar juga pernah menjadi mahasiswa di Kanada dan Belanda saat menjalani program doktoral.

Berikut pengalaman pendidikan Nasaruddin Umar, dikutip dari istiqlal.or.id:

SDN 6 tahun, di Ujung-Bone 1970

Madrasah Ibtida’iyah 6 tahun, di Pesantren As’adiyah Sengkang, 1971.

PGA 4 Thn, di pesantren As’adiyah Sengkang, 1974

PGA 6 Thn, di Pesantren As’adiyah Sengkang 1976

Sarjana Muda , Fakultas Syari’ah IAIN Alauddin Ujung Pandang, 1980

Sarjana Lengkap (Sarjana Teladan) Fakultas Syari’ah IAIN Alauddin Ujung Pandang, 1984

Program S2 (tanpa tesis) IAIN syarif Hidayatullah Jakarta, 1990-1992.

Program S3 (alumni Terbaik) IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan disertasi tentang” Perspektif Jender Dalam al-qur’an, 1993-1998.

Visiting Student di Mc Gill University canada, 1993-1994

Visiting Student di Leiden University Belanda, 1994/1995

Mengikuti Sandwich program di Paris University Perancis, 1995

Pernah melakukan penelitian kepustakaan di beberapa perguruan tinggi di Kanada, Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Belanda, Belgia,

Italia, Ankara, Istanbul, Srilanka, Korea Selatan, saudi Arabia, Mesir, Abu Dhabi, Yordania, Palestina, dan Singapore, Kualalumpur, Manila.

Sosok Nasaruddin Umar juga dikenal sebagai ulama sekaligus akademisi yang pernah berkarier di sejumlah tempat.

Mengutip dari staff.uinjkt.ac.id, Nasaruddin Umar berstatus sebagai PNS dosen dengan pangkat IV/e golongan pembina utama.

Pada 12 Januari 2002, Nasaruddin Umar juga dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Tafsir pada Fakultas Ushuluddin IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selain menjadi guru besar, ia menjabat sebagai Rektor Universitas Perguruan Tinggi Ilmu Al Qur'an (PTIQ).

Sementara itu, ia pernah menjabat sebagai Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama periode 2006-2012.

Kemudian pada 2012, Nasaruddin Umar diangkat menjadi Wakil Menteri Agama RI hingga 2014.

Penulis buku Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Quran itu juga merupakan pendiri organisasi lintas agama untuk Masyarakat Dialog antar Umat Beragama.

Nasaruddin Umar juga menjadi anggota dari Tim Penasehat Inggris-Indonesia yang didirikan oleh mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair.

Jabatan non-akademisi yang pernah diemban Nasaruddin Umar adalah Komisaris PT Balai Pustaka selama 2008-2012, Dewan Pengawas Perusahaan Umum (Perum) Percetakan Uang Republik Indonesia tahun 2012-2013, dan Dewan Pengawas Perum Jaminan Kredit Indonesia tahun 2014-2016.

Sejak 13 Oktober 2017, Nasaruddin Umar diangkat sebagai Komisaris Bank Mega Syariah.

Pada 18 April 2023, Nasaruddin Umar diangkat menjadi Komisaris Independen pada Komisaris PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR). (*)

 

 

 

 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved