Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Cerita Warga Bone Sosok Nasaruddin Umar Menteri Agama Kabinet Merah Putih

Meski sudah menetap di Jakarta, namun Nasaruddin Umar selalu menyempatkan waktunya pulang ke Kabupaten Bone.

Penulis: Wahdaniar | Editor: Sudirman
Ist
Pondok Pesantren Al Ikhlas Ujung Bone, yayasan milik Menteri Agama RI, Prof Nazaruddin Umar 

TRIBUNBONE.COM, BONE - Warga Desa Ujung, Kecamatan Dua Boccoe, Kabupaten Bone, Tajang, mengaku bangga dilantiknya Nasaruddin Umar sebagai Menteri Agama.

Nasaruddin Umar menggantikan Yaqut Cholil Qoumas.

Ia dilantik Prabowo Subianto di Kabinet Merah Putih, Senin (21/10/2024).

"Ia orang pintar dan dermawan. Beliau selalu menyalurkan bantuan kepada kami (masyarakat Desa Ujung),"ujar Tajang.

Meski sudah menetap di Jakarta, namun Nasaruddin Umar selalu menyempatkan waktunya pulang ke Kabupaten Bone.

"Sering pulang kampung itu, kadang dalam satu bulan pulang lagi," ujar Tajang.

Ketka berkunjung ke Kabupaten Bone, ia juga selalu menyempatkan waktunya mengunjungi santrinya.

Sementara Ketua Ikatan Alumni Pondok Pesantren Al Ikhlas Ujung, Muhaimin Marsono, bersyukur dan bangga atas dilantiknya pimpinan pondok Pesantren Al Ikhlas Ujung. 

"Saya percaya di bawah naungan beliau akan menghadirkan toleransi ummat agama, tidak ada lagi perpecahan antara agama maupun suku di Indonesia," harapnya. 

"Kami selaku santri beliau selalu mendoakan yang terbaik, semoga sehat selalu," tandasnya. 

Punya Pesantren Al Ikhlas

Pondok Pesantren Al-Ikhlas, Ujung, Kecamatan Dua Boccoe, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) bernaung di bawah Yayasan Al-Ikhlas yang didirikan pada 18 September 2000.

Yayasan itu didirikan Andi Muhammad Umar dan Bunga Tungke bersama putranya, yakni Prof Nazaruddin Umar yang kini merupakan Menteri Agama era Presiden Prabowo Subianto.

Pada tahun 2000, Pondok pesantren Al Ikhlas sudah mulai melakukan proses kegiatan belajar mengajar, akan tetapi pada tahun 2002 baru mendapatkan pengakuan dari pemerintah mengenai kegiatan kepesantrenan. 

Pada mulanya kegiatan belajar dilakukan di Madrasah Diniyah As'Adiyah hingga memiliki gedung tahun 2002 atas bantuan Pangayuban Ikhlas di Jakarta. 

Pada tahun 2004 dibukalah penerimaan santri Madrasah Aliyah dengan penerimaan santri dari alumni Madrasah Tsanawiyah. 

Pondok Pesantren Al Ikhlas Ujung memberlakukan sistem Boarding School. 

Hal tersebut dilakukan guna memberikan pemahaman dan penghayatan nilai-nilai pendidikan secara komperhensif. 

"Kalau untuk kurikulum sendiri itu, kita menerapkan kurikulum paralel. Yakni perpaduan antara ilmu agama dan ilmu umum dengan tetap memperhatikan kurikulum nasional," ujar Humas Pondok Pesantren Al Ikhlas Ujung, Andi Akbal Nur saat dikonfirmasi Tribun-Timur.com, Senin (21/10/2024). 

Selain itu ia mengungkapkan ada beberapa program unggulan di Pondok Pesantren Al Ikhlas Ujung, diantara nya program Tahfidz, Qiraatul Qutub, Halaqah Kitan Kuning, serta program pengembangan bahasa yakni (Bahasa Arab dan Inggris). 

"Jadi bahasa sehari-hari mereka ini Bahasa Inggris atau Arab, dan kami juga mendatangkan langsung pengajar dari Arab (Syekh) untuk lebih mendalami bahasa arab," jelasnya. 

Berbagai prasaran dan sarana turut melengkapi kegiatan santri setiap harinya. 

Diantaranya, minimarket, wisma (untuk orang tua santri yang berkunjung dan tamu), bus, ambulance, klinik santri, toko roti, kendaraan dinas roda dua dan empat, dapur, ruang makan, masjid dan masih banyak lagi. 

"Kalau untuk santrinya, banyak yang dari pulau Sulsel sendiri dan juga luar pulau SulSel yang datang untuk menimbah ilmu," ujarnya. 

"Kalau untuk kegiatan sehari-harinya kami menerapkan sistem full day," tandasnya.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved