Menyelisik Kekuatan Mereka 2
Etos Orang Jepang di Buku Menyelisik Kekuatan Mereka 2, Prof Hamdan: Sedikit Bicara Banyak Kerja
Buku Menyelisik Kekuatan Mereka 2 mengingatkan Prof Hamdan Juhannis pada kawan lamanya saat menimba ilmu di Australia.
Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar Prof Hamdan Juhannis mengulik Buku Menyelisik Kekuatan Mereka 2 dalam diskusi disiarkan langsung di YouTube Tribun Timur, Sabtu (19/10/2024).
Menyelisik Kekuatan Mereka 2 ditulis kolumnis tetap Kilas Tokyo Tribun Timur, Dr Eng Muh Zulkifli Mochtar dan Guru Besar Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Andi Iqbal Burhanuddin.
Ada 29 artikel termuat dalam buku ini, sebanyak 16 artikel ditulis oleh Zulkifli dan 13 artikel lainnya ditulis oleh Andi Iqbal.
Keduanya menguraikan empat pilar kota maju dan layak huni, seperti yang diterapkan di Tokyo, yaitu infrastruktur, ekonomi politik, pendidikan dan kesehatan lingkungan, serta keamanan.
Buku ini mengingatkan Prof Hamdan Juhannis pada kawan lamanya saat menimba ilmu di Australia.
Dalam pertemanannya, Prof Hamdan bertemu dengan mahasiswa dari Jepang, India dan Filipina.
Dari lingkar tersebut,Prof Hamdan belajar tentang etos orang Jepang.
Baca juga: Mewujudkan Mimpi Buku Menyelisik Kekuatan Mereka 2, Prof Tasrief : Butuh Revolusi Pembelajaran
"Waktu kuliah di Australia, ada tiga teman saya. Pertama ada Kuch dari India. Karakternya bekerja selalu bicara. Terus Tomomi Orang Jepang, empat tahun saya berteman. Sedikit Bicara banyak kerja, ini etos Jepang," katanya.
"Ketiga ada Romel orang Filipina. Saya bilang Filipina kalau saya cari ciri karakternya sebaliknya Tomomi, banyak kerjanya sedikit kerjanya. Setelah itu ketiganya tanya saya, kalau Indonesia lain dibicarakan lain juga dikerjakan," jelas Prof Hamdan.
Buku ini pun disebutnya mengulas jelas etos kerja orang Jepang.
Orang Jepang memang dikenal memiliki etos tinggi dalam menjalani kehidupan.
Dedikasi, profesionalisme hingga kerja keras melekat pada diri orang Jepang.
Itupun diterapkan dalam setiap lini kehidupan.
"Buku ini meneliti kekuatan mereka, Pak Zul ulas ini etos Jepang. Etos kan pendefinisian ciri atau karakter kelompok. Jadi Prof Iqbal tidak berlebihan sebenarya seandainya orang Jepang sudah bersyahadat, mereka penuhi surga itu," jelas Prof Hamdan.
"Kita sudah banyak berkontak, sering berhubungan, punya transaksi social diberbagai kehidupan. Sedikit bicara banyak kerja benar itu, itu pendefinisian tentang etos," lanjutnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.