Stunting di Makassar
Angka Stunting di Makassar Melonjak dari 18,4 Persen ke 25,6 Persen
Angka stunting di Kota Makassar mengalami kenaikan signifikan, dari 18,4 persen menjadi 25,6 persen.
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Angka stunting di Kota Makassar mengalami kenaikan signifikan, dari 18,4 persen menjadi 25,6 persen.
Peningkatan ini menjadi tantangan besar bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar.
Target nasional sendiri mengharapkan angka stunting berada di 14 persen. Untuk mencapai target tersebut, Pemkot Makassar menggelar rapat koordinasi dengan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) guna melakukan monitoring dan evaluasi, serta memperkuat kolaborasi dalam upaya penanganan stunting.
Rapat koordinasi ini dipimpin oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Makassar, Andi Arwin Azis, di Hotel Horison Ultima, Makassar, pada Senin (14/10/2024).
“Tujuan rakor ini adalah untuk membangun sinergi dengan semua pihak agar bisa segera menanggulangi peningkatan angka stunting dan menurunkannya sesuai target,” ujar Andi Arwin Azis.
Pembahasan intervensi melibatkan perangkat daerah terkait, termasuk Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dalduk KB), Dinas Kesehatan, serta Dinas Sosial.
Melalui kolaborasi lintas sektor, Pemkot berharap penurunan angka stunting dapat tercapai hingga di bawah 14 persen.
Terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Dalduk KB, Syahruddin, mengungkapkan bahwa lonjakan angka stunting di Makassar cukup mengejutkan.
Ia menjelaskan bahwa data tersebut berbeda dengan hasil pengukuran melalui aplikasi Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM).
Menurutnya, pengukuran EPPGBM yang dilakukan Dinas Kesehatan menunjukkan penurunan angka stunting, sementara metode Survei Kesehatan Indonesia (SKI) menunjukkan sebaliknya.
"Masalah ini tak hanya terjadi di Makassar, tapi juga di seluruh Indonesia. Ada dua metode pengukuran yang berbeda, antara EPPGBM dan SKI. Sehingga ada daerah yang angka stuntingnya tiba-tiba naik, termasuk Makassar," ungkap Syahruddin.
Ia menyebutkan bahwa pada pengukuran bulan Juni lalu, terdapat lebih dari 3.000 anak stunting dari sekitar 90.000 anak yang diukur.
Persentasenya berkisar di angka 3,29 persen.
Syahruddin menambahkan, Pemkot Makassar telah melakukan berbagai intervensi untuk menangani masalah ini.
Salah satunya melalui program Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT), yang menyediakan makanan tambahan bagi 1.073 anak stunting di Makassar.
Selain itu, Pemkot juga menjalankan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang bekerja sama dengan mitra-mitra seperti Rumah Zakat, Klinik Baznas, dan berbagai pihak lainnya.
“Harapannya, dengan berbagai intervensi yang telah dan sedang dilakukan, kondisi stunting di Makassar akan semakin membaik,” tutup Syahruddin. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.