Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Dinasti Politik Megawati di DPR Jadi Perbincangan, 3,6 Persen Legislator PDIP Keluarganya

Jadi perbincangan di media sosial, dinasti politik Ketua Umum PDIP sekaligus mantan Presiden RI, Megawati Soekarnoputri di DPR RI.

Editor: Edi Sumardi
DOK TRIBUNNEWS.COM
Puan Maharani, Romy Soekarno atau Hendra Rahtomo, Puti Guntur Soekarno, dan Diah Pikatan Orissa Putri Haprani (dari kiri ke kanan). Mereka adalah legislator DPR dari PDIP sekaligus anak, ponakan, dan cicit Megawati Soekarnoputri. 

Selain cucu, ada pula cicit Soekarno.

Dia adalah Diah Pikatan Orissa Putri Haprani atau Pinka Haprani, putri Puan.

Pinka Haprani terpilih dari dapil Jateng IV (Kabupaten Karanganyar, Sragen, dan Wonogiri).

Perempuan kelahiran 8 Desember 1998 itu dilantik jadi anggota DPR pada usia 24 tahun.

Sebenarnya, tak hanya dinasti politik Megawati yang ada di DPR pada periode ini.

Dikutip dari Kompas.com, hasil riset Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia atau Formappi menemukan sedikitnya 79 dari total 580 anggota DPR terpilih periode 2024-2029 terindikasi dinasti politik atau punya kekerabatan dengan pejabat lainnya. 

DPR menjadi tempat berkumpulnya suami, istri, anak, hingga sanak saudara elite politik.

Sumber data penelitian Formappi berasal dari informasi anggota DPR terpilih yang dikumpulkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sejak pencalonan.

Namun, Formappi menilai data yang dicatat tergolong kurang lengkap dan tidak bisa diidentifikasi lebih dalam lagi, contohnya riwayat pekerjaan.

Dengan banyaknya anggota DPR yang terkait dinasti politik, peneliti senior Formappi, Lucius Karus, pesimistis kinerja DPR periode mendatang lebih baik dibandingkan dengan DPR 2019-2024.

Kondisi itu justru meningkatkan peluang terjadinya korupsi dan kolusi.

”Jenis kekerabatan beragam, ada yang suami, istri, anak, dan saudara-saudara dengan politisi, penguasa daerah, elite partai. Yang paling banyak adalah anak pejabat. Lama-lama bisa saja ada grup arisan keluarga di DPR,” ujar Lucius saat rilis anatomi anggota DPR terpilih bertajuk ”DPR Baru, Lebih Baik atau Lebih Buruk” secara hibrida di Jakarta, Selasa (24/9/2024).

Sementara, peneliti Pusat Riset Politik, BRIN, Firman Noor mengatakan, banyaknya dinasti politik di DPR-RI periode 2024-2029 menjadi tanda demokrasi Indonesia mengalami kemunduran.

"Yang terjadi adalah sekarang mengalami regresi di mana justru sumber-sumber kekuasaan itu malah terpusat ke segelintir orang. Semakin kemari, kekuasaan yang ada justru menjadi akses atau menjadi media untuk akumulasi kekuasaan dan juga kekayaan," ujar Firman dalam Obrolan Newsroom Kompas.com, Rabu (2/10/2024).

Firman mengatakan, jika politik dinasti yang terjadi di DPR dikaitkan dengan situasi demokrasi Indonesia, maka akan terasa semakin berkaitan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved