Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Sulsel Terpuruk di PON 2024

Pro Kontra Yasir Mahmud Nakhodai KONI Sulsel dan Terpuruknya Prestasi di PON 2024

Yasir Mahmud kala itu masih berstatus Direktur Utama PT Sulsel Citra Indonesia (SCI) atau perusahaan daerah milik Pemprov Sulsel (Perseroda).

|
Editor: Alfian
ist
Yasir Mahmud saat terpilih sebagai Ketua KONI Sulsel 2022/2026 di Hotel Novotel, Makassar, Jumat (25/3/2022) 

Laporan jurnalis Tribun-Timur.com, Kaswadi Anwar dan Faqih Imtiyaaz

Baca berita sebelumnya : 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Terpilihnya Yasir Mahmud sebagai Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia Sulawesi Selatan (KONI Sulsel) periode 2022/2026 jadi harapan baru kemajuan prestasi olahraga di Sulsel.

Janji membawa Sulsel berada di peringkat 5 besar klasemen pada Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 Aceh-Sumut hanya janji manis.

Realitasnya, Sulsel berada di posisi 16 dan menjadi prestasi terburuk secara peringkat di klasemen sepanjang gelaran PON yang sudah pernah diikuti.

Yasir Mahmud kala itu masih berstatus Direktur Utama PT Sulsel Citra Indonesia (SCI) atau perusahaan daerah milik Pemprov Sulsel (Perseroda).

Dengan jabatan tersebut, Yasir Mahmud dianggap sebagai orang dekat Gubernur Sulsel saat itu yakni Andi Sudirman Sulaiman.

Kedekatan antara Yasir Mahmud dan Andi Sudirman Sulaiman dianggap sebagai poin penting dalam pengembangan olahraga di Sulsel utamanya untuk persiapan PON 2024 Aceh-Sumut.

Maka tak heran, saat Muyawarah Olahraga Provinsi (Musprov) Sulsel yang digelar di Hotel Novotel Makassar, Jumat (25/3/2022) malam, Yasir Mahmud terpilih secara aklamasi.

Mayoritas pemilik suara mempercayakan KONI Sulsel dipimpin oleh Yasir Mahmud sebagai Ketua pengganti Ellong Tjandra.

Setelah terpilih secara meyakinkan, Yasir Mahmud dengan tegas menjanjikan perbaikan kualitas olahraga di Sulsel dengan memasang dua target jangka panjang.

"Kita akan lakukan pembinaan atlet dan pelatih Selain itu juga pengembangan Infrastruktur," ujar Yasir Mahmud.

"Sehingga kita targetkan PON berikutnya (PON 2024) kita masuk 5 besar secara nasional," lanjut Yasir Mahmud kala itu.

Pro Kontra Yasir Mahmud Nakhodai KONI Sulsel

Perjalanan Yasir Mahmud duduk sebagai Ketua KONI Sulsel 2022/2026 tak berjalan mulus walau di saat pemilihan ia terpilih secara aklamasi.

Sebelum memasuki tahapan pemilihan Ketua KONI Sulsel, diketahui saat itu ada figur lain yang mendaftarkan diri sebagai bakal calon.

Sosok tersebut yakni M Roem, mantan Ketua DPRD Sulsel.

Saat mendaftar, M Roem menyertakan 57 dukungan. 

Terdiri atas dukungan 44 cabang olahraga dan 13 KONI Kabupaten/Kota. Khusus KONI Kabupaten/Kota, yakni Bantaeng, Barru, Bulukumba, Luwu,Luwu Utara, Pangkep, Palopo, Sinjai, Takalar, Toraja Utara, Tana Toraja, Sidrap, dan Maros.

Sedangkan Yasir Mahmud hanya menyetorkan 21 dukungan, terdiri atas 13 cabang olahraga dan 8 KONI Kabupaten/Kota, seperti Maros, Bone, Selayar, Wajo, Pinrang, Parepare, Enrekang, dan Luwu Timur.

Di atas kertas, M Roem bisa terpilih sebagai Ketua KONI Sulsel.

Namun saat pelaksanaan Musprov KONI Sulsel, M Roem tak hadir dan menitipkan surat pengunduran diri.

M Roem punya alasan khusus sehingga memilih untuk mundur dalam pencalonan ketua KONI Sulsel.

“Saya tidak bisa konsentrasi di sana karena saya punya kesibukan yang tidak kalah pentingnya. Pengalaman saya tahun 2003 sampai 2010 pimpin KONI Sulsel tidak boleh setengah-setengah,” ungkapnya.

Sementara itu Yasir Mahmud mengklaim jika M Roem lebih mempercayakan sosok muda sebagai Ketua KONI Sulsel.

"Beliau sampaikan lebih bagus kalo lebih muda memimpin, apalagi banyak agenda yang menanti," ujar Yasir Mahmud kepada Tribun-Timur.com, Sabtu (26/3/2022).

"Mulai dari pembinaan, event porprov yang sisa beberapa bulan, hingga target kita yang besar," lanjutnya.

Setelah terpilih, Yasir Mahmud mendapat protes keras dari beberapa pengurus cabang olahraga (Cabor).

Salah satunya yakni pengurus Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI) Sulsel.

Yasir dinilai tidak punya waktu mengelolah organisasi induk seluruh cabor di Sulsel.

Bahkan untuk memenuhi undangan pelantikan pengurus cabor pun dia ogah hadir.

Saat pelantikan Pengurus Provinsi Persatuan Sepak Sakraw Indonesia (Pengprov PSTI) Sulawesi Selatan, di Hotel Aryaduta, Sabtu malam (11/2/2023), Yasir Machmud tak hadir.

‘’Jangankan ketuanya,  pengurus KONI Sulsel tak satu orang pun hadir. Saya juga heran ada apa ini. Apa salahnya kami dari cabor sepak takraw. Padahal ada undangan diantar ke kantor KONI,’’ sebut Sekum Pengprov PSTI Sulsel, Nukhrawi Nawir kala itu.

Yang mengherankan lagi, lanjut dosen Universitas Negeri Makassar (UNM) ini, jumlah pengurus KONI Sulsel ada 70-an orang.

‘’Masa tidak satu pun bisa hadir. Sementara puluhan tokoh olahraga dari luar Sulsel saja jauh-jauh datang menghadiri undangan dan memberi ucapan selamat kepada pengurus PSTI Sulsel,” cetus mantan Pengurus KONI Sulsel ini penuh kecewa.

Bagi Nukhrawi ketidak hadiran Yasir Machmud atau perwakilan KONI pada pelantikan Pengprov PSTI Sulsel adalah suatu kesalahan besar.

 ‘’KONI Sulsel itu organisasi bernaungnya semua induk cabang olahraga. Pengurus KONI  harus menjadi teladan dan contoh yang baik. Kadispora saja hadir,’’ katanya.

Nuhrawi mengingatkan Yasir dipilih oleh pengurus cabor.

‘’Cabor yang merekomendasikan Yasir sebagai calon ketua dan memilih dia sebagai ketua KONI Sulsel. Jangan seperti kacang lupa kulitnya.”

Dukungan Andi Amran Sulaiman

Baru saja terpilih saat itu, Yasir Mahmud mendapat nasehat dari Andi Amran Sulaiman

Nasehat tersebut disampaikan Amran Sulaiman saat kegiatan jalan santai 24 Pengurus KONI Kab/Kota Se-Sulsel dan 53 Pengurus Cabor Se-Sulsel pada Minggu, (27/03/2022).

Jalan santai tersebut diikuti kurang lebih 200 peserta dengan rute star Novotel, melewati Jalan Kartini, Kajoalalido, Arif Rate, Haji Bau, Jalan Tanjung, masuk Kawasan CPI hingga berakhir di The Icon Cafe and Resto milik pribadi Yasir Machmud.

Amran Sulaiman mengatakan bahwa harus membangun kerja kolektif keolahragaan dengan ikhlas dan kerja keras, sehingga bisa menciptakan prestasi untuk olahraga.

 Menurut Amran yang juga Ketua IKA Unhas ini mengatakan, jadi pengurus olahraga tidak gampang karena yang pertama membutuhkan keyakinan untuk menjadi juara.

Yang kedua kata dia, kalau selama ini latihan atelt hanya 3 jam perhari itu tidak cukup karena 3 jam itu hanya wajibnya, harus ada tambahan jamnya untuk menggapai kualitas yg maksimal. Dia mencontohkan bagaimana dalam konsepsi Islam, shalat 5 waktu itu wajibnya.

"Sehingga butuh tambahan salat sunah untuk menambah kualitasnya," tandasnya.

Terpilih Jadi Anggota DPRD Sulsel, Yasir Mahmud Janjikan Pengembangan Olahraga

Yasir Mahmud resmi dilantik sebagai Anggota DPRD Provinsi Sulsel periode 2024-2029.

Usai mengikuti prosesi pelantikan yang digelar di Kantor DPRD Provinsi Sulsel Jln. Urip Sumihardjo Makassar, Selasa (24/9/24), Yasir Machmud kemudian bergegas menuju The Icon Cafe untuk menggelar syukuran bersama keluarga, kerabat, tim pemenangan dan kolega serta simpatisannya.

Dalam acara syukuran tersebut hampir semua pengurus KONI Sulsel dan pengurus cabor hadir memberikan ucapan selamat kepada politisi Gerindra ini.

Diketahui organisasi yang dinakhodai Yasir Machmud belum lama ini mengikuti PON XXI di Aceh-Sumut dengan membawa nama Sulsel di ajang 4 tahunan itu meski hasilnya tidak sesuai yang ditargetkan dimana Kontingen Sulawesi Selatan (Sulsel) menempati peringkat ke-16 di klasemen akhir PON XXI.

Meski begitu, perolehan medali kontingen Sulsel meningkat drastis yakni mencapai 61 medali terdiri dari 10 medali emas, 20 perak, dan 31 perunggu.

Meski jumlah medali mengalami peningkatan dibandingkan PON XX Papua, Sulsel harus menerima kenyataan bahwa target medali emas tidak tercapai.

Pada PON XX Papua 2021 lalu, Sulsel berada di peringkat ke-11 dengan capaian medali 11 emas, 13 perak, dan 13 perunggu. Total 37 medali.

Olehnya itu Yasir Machmud selaku Ketua KONI Sulsel, menanggapi hasil PON XXI ini dengan keprihatinan. Menurutnya, capaian target emas yang dicanangkan dari 18 cabang olahraga (cabor) unggulan sebagian besar meleset.

“Hal ini disebabkan karena porsi pembinaan atlet yang tidak optimal akibat kurangnya dukungan anggaran pembinaan, yang berbeda jauh dibandingkan dengan provinsi lain. Sulsel menurunkan 402 atlet yang lolos ke PON XXI, namun tidak ada satupun yang mendapat fasilitas tryout atau sarana yang memadai. Kalaupun ada atlet yang melakukan tryout, sebagian besar menggunakan dana pribadi. Sementara itu, provinsi lain mendukung atlet mereka hingga latihan di luar negeri,” ujar Yasir Machmud.

Ia juga menyoroti perubahan kebijakan pengelolaan anggaran olahraga prestasi, yang pada awalnya dikelola oleh KONI dalam bentuk hibah, kini diambil alih oleh Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sulsel.

Menurutnya, perubahan ini bertentangan dengan UU Nomor 11 Tahun 2021 Pasal 79 dan 83, yang menyatakan bahwa anggaran olahraga prestasi seharusnya dikelola oleh KONI dengan dukungan dari pemerintah daerah.

“Kami berharap, ke depannya, olahraga prestasi ini dikembalikan ke porsi yang seharusnya, di mana KONI sebagai adhoc pemerintah di bidang olahraga diberikan wewenang untuk mengelola olahraga prestasi. Kami terkendala dengan kebijakan yang ada di Dispora karena beberapa item kegiatan yang lebih terjangkau jika dikelola oleh KONI, justru menjadi mahal ketika dikelola oleh Dispora,” sambungnya.

Yasir menekankan pentingnya dukungan pemerintah dalam pembinaan jangka panjang untuk menciptakan atlet berprestasi melalui pelatihan yang sistematis, berkelanjutan, dan melibatkan sport science serta teknologi olahraga.

“Inshaa Allah kami akan melakukan evaluasi bersama cabang olahraga dan pemerintah untuk memperbaiki tata kelola olahraga ke depan, agar prestasi olahraga Sulsel terdongkrak terutama dalam menghadapi PON XXII di NTB/NTT pada tahun 2028 mendatang”, pungkas Yasir Mahmud.(bersambung)

Baca berita selanjutnya: Daftar Atlet Sulsel Peraih Medali di PON Aceh-Sumut

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved