Akpol 1996
Ingat Adex Yudiswan Polisi Temukan Pesawat Aviastar di Luwu? Jebolan Akpol 96 Kini Pangkat Jenderal
Adex Yudiswan kini berpangkat Brigjen sembilan tahun setelah meninggalkan Polres Luwu.
TRIBUN-TIMUR.COM - Masih ingat Adex Yudiswan eks Kapolres Luwu?
Adex Yudiswan menjabat Kapolres Luwu tahun 2015.
Namanya mulai dikenal publik saat memimpin "Tim 30".
Tim 30 merupakan tim pencarian pesawat Aviastar yang jatuh di Kabupaten Luwu.
Pesawat rute Luwu Utara - Makassar kehilangan kontak saat berada di Kabupaten Luwu.
Butuh beberapa hari pencarian pesawat Aviastar baru bisa ditemukan.
Baca juga: Sosok Tiga Jebolan Akpol 1996 Pecah Bintang atau Naik Brigjen, Termasuk eks Kapolres Luwu
Pesawat ditemukan di Gunung Buntu Bajaja, Desa Ulu Salu, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.
Seluruh penumpangnya meninggal dunia.
Setelah sembilan tahun meninggalkan Polres Luwu, kini Adex Yudiswan telah berpangkat jenderal atau Brigjen.
Mutasi Kombes Adex Yudiswan bernomor ST/2100/IX/KEP/2024.
Sebelumnya, Kombes Adex Yudiswan menjabat KABAGPIN ROJAKSTRA SRENA POLRI.
Mutasi terbaru ia promosi bintang satu setelah dipercaya menjabat Karojakstra Srena Polri.
Adex menggantikan Brigjen Sambodo Purnomo Yogo.
Jebolan Akademi Kepolisian (Akpol) 1996 dikenal salah satu polisi berprestasi di Polri.
Adex juga pernah meraih prestasi saat menjabat Kapolres Gresik.
Bahkan Polres Gresik menorehkan 3 prestasi sekaligus.
Ia juga pernah meraih pin emas dari Kapolri.
Pin emas diraih karena meraih predikat wilayah bebas dari korupsi (WBK).
Setelah menjabat Kapolres Gresik, Adex kemudian dimutasi menjabat Wakapolres Metro Jakarta Barat.
Cerita Adex saat Temukan Korban Aviastar 2015
Adex Yusdiwan merupakan salah satu polisi berjasa menemukan puing-puing pesawat Aviastar.
Pesawat Aviastar ditemukan di Gunung Buntu Bajaja, Desa Ulu Salu, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu
Peristiwa itu terjadi pada tahun 2015.
Adex Yusdiawan menjabat Kapolres Luwu saat masih berpangkat AKBP.
Adex Yudiswan mengaku matanya tak berkedip saat menemukan korban pesawan Aviastar.
Lututnya gemetar menyaksikan pemandangan di depan mata.
Mayat gosong menghitam, serpihan pesawat bergelimpangan.
"Saya menangis saat melihat para korban dan rombongan lain langsung histeris sambil meneriakkan ‘Allahu Akbar dan Laa Ilaaha Illalah’. Sejenak kami terperangah,” ujar Adex saat diwawancarai tahun 2015.
Adex termenung manatap tajam jenazah yang bersujud memegang telepon genggam di luar badan pesawat.
Setelah menguasai emosi jiwa, Adex mengomando tim untuk memindahkan jenazah.
Adex dan para personel “Tim 30" mengangkat satu per satu jenazah tanpa kaos tangan.
Setelah memindahkan semua jenazah ke sarung dan kantong mayat, Adex dan rombongan membalur tangan dengan tanah untuk menghilangkan sisa “daging terbakar” yang melengket, tak ada air di sekitar lokasi penemuan itu.
Setelah seluruh jenazah dibungkus sarung dan kantong serta diletakkan di posisi aman, Adex dan anggota tim istirahat.
Dia putuskan bermalam di samping jenazah dan serpihan pesawat.
Perjalanan pulang ke Posko Utama di Desa Ulu Salu tidak bisa ditempuh di malam hari.
Adex tak bisa menggambarkan suasana angker malam itu.
"Kalau masalah gaib-gaib jangan tanya ke saya. Tanya sama teman-teman yang ikut sama rombongan,” kata Adex.
Pagi menjelang. Tim sudah siap berangkat tanpa sarapan. Sambil menggendong mayat bayi dan serpihan Aviastar, Adex memimpin tim kembali ke posko induk.
Lapar dan haus menyerang “Tim 30" yang sedang menggendong jenazah dan serpihan pesawat.
Di tengah puncak lapar dan haus, seorang anggota tim berteriak lantang, “Di depan ada sungai...di depan ada sungai."
Langkah kaki Adex dipercepat menuju sungai.
Rombongan pun bisa mengisi perut sepuasnya dengan air sungai sekitar pukul 12.00 wita."Kami hanya minum air sungai, itupun pada Selasa siang," ujar Adex.
Penampakan Perempuan
Gunung Buntu Bajaja, Desa Ulu Salu, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, dikenal angker oleh warga setempat.
Warga Desa Ulu Salu, M Ali, mengatakan, apabila ada orang yang suka bicara bohong dan bicara kotor di Gunung Buntu Bajaja, maka ia bisa tersesat di tengah hutan.
Pada Senin (5/10/2015) malam hingga Selasa (6/10/2015) subuh, saat tim pencari pesawat itu menginap di dekat badan Aviastar beserta 10 mayat korban, Ali mengaku seringkali mendengar suara orang yang memanggil.
"Seandainya hanya dua orang yang datang, maka saya tidak berani bermalam di gunung Buntu Bajaja. Namun, untungnya saat itu kita ramai - ramai sehingga berani bermalam di gunung," kata Ali saat menceritakan, Kamis (8/10/2015).
Kata Ali melanjutkan, seorang di antara anggota rombongan sempat melihat seorang perempuan mengenakan baju putih pada malam itu.
Sosok Calon Kapolda Muda Masuk Nominasi Hoegeng Award 2025 |
![]() |
---|
Kenalkan Brigjen Arief Adiharsa Akpol 1996 Nominasi Hoegeng Awards 2025 |
![]() |
---|
Sosok Kombes Deonijiu De Fatima 'Sang Matahari dari Timor', Polisi Penjinak Bom Dapat Jabatan Baru |
![]() |
---|
Profil Kombes Deonijiu De Fatima, Akpol 1996 Sempat Jadi Tukang Tambal Ban Kini Dapat Jabatan Baru |
![]() |
---|
Sosok 3 Kapolda Termuda Indonesia dari Batalyon Wira Satya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.