Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilgub Jatim 2024

Elektabilitas Luluk - Lukmanul di Jawa Timur Tertinggal Jauh, Khofifah Rawan Disalip Risma

Sementara elektabilitas hofifah Indar Parawansa - Emil Dardak dan Tri Rismaharini - KH Zahrul Azhar berda di posisi dua dan tiga.

Editor: Ansar
Tribun-Timur.com
Elektabilitas pasangan Luluk Nur Hamidah dan Lukmanul Khakim calon gubernur-wakil gubernur Jawa Timur usungan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tertinggal jauh. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Elektabilitas pasangan Luluk Nur Hamidah dan Lukmanul Khakim calon gubernur-wakil gubernur Jawa Timur usungan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tertinggal jauh.

Sementara elektabilitas hofifah Indar Parawansa - Emil Dardak dan Tri Rismaharini - KH Zahrul Azhar berda di posisi dua dan tiga.

Hal itu berdasarkan hasil survei Lembaga survei Poltracking Indonesia untuk Pilkada Jawa Timur 2024.

 Poltracking mencatat elektabilitas pasangan Luluk Nur Hamidah dan Lukmanul berada di posisi buncit dengan raihan suara 2,2 persen. 

Hasil ini berbanding jauh dengan paslon petahana Khofifah - Emil Dardak dengan 57,3 persen dan Tri Rismaharini - KH Zahrul Azhar 22,7 persen.

Survei ini dilakukan pada periode 4-10 September 2024.

Menanggapi hasil survei ini, Lukmanul mengatakan dirinya dan Luluk merupakan pasangan baru yang dideklarasikan pada hari pertama pendaftaran pencalonan Pilkada pada 27 Agustus 2024 pukul 03.00 pagi.

Atas dasar itu, dirinya mengakui apa yang dilakukan masih belum semasif paslon lainnya.

“Karena memang waktunya kami ini sampai hari ini, per hari ini memang belum semasif calon-calon yang lain. Nah tetapi kami semenjak didaftarkan itu sampai hari ini, saya baru pulang ke Jakarta hari ini, itu kami yang pertama sudah kami lakukan konsolidasi struktur partai,” kata Lukmanul saat sowan ke kediaman eks Ketum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, di Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (19/9/2024).

Menurutnya jika survei Pilkada Jatim dilakukan 3 pekan atau 1 bulan dari sekarang, ia meyakini angka elektabilitas Luluk-Lukman akan mencapai 2 digit.

“Kalau disurvei kira-kira tiga minggu atau satu bulan ke depan, saya yakin angkanya sudah gak segitu lagi, mungkin dua digit kira-kira gitu ya,” ucapnya.

Ia menyatakan dirinya dan Luluk punya modal untuk Pilkada Jatim.

Satu diantaranya adalah PKB yang notabene sebagai partai pemenang di Jawa Timur.

Sehingga harapannya konstituen PKB dapat menyumbangkan suaranya ke paslon Luluk-Lukmanul pada November mendatang.

“Jadi kami punya mesin yang solid dan itu modal awal yang saya kira cukup bagus untuk kami katakan bahwa memang kami tidak lebih dulu daripada yang lain,” terang Lukmanul.

Khofifah rawan

Dari dua rival Khofifah Indar Parawansa - Emil Dardak di Pemilihan Gubernur Jawa Timur (Jatim), hanya satu paslon berpotensi menyalip.

Elektabilitas Khofifah-Emil Dardak di Pilgub Jatim 2024 hingga kini belum terkalahkan.

Namun elektabilitasnya potensi disalip calin gubernur usungan PDIP.

Sosok yang berpeluang geser Khofifah adalah Tri Rismaharini (Risma) .

Lantas, seperti apa kekuatan terkini Tri Rismaharini di Pilkada Jatim 2024?

Terkait hal itu disampaikan oleh seorang pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin.

Dalam pernyataannya, Ujang Komarudin mengatakan, Risma sulit mengejar elektabilitas yang dimiliki pesaingnya, yakni Gubernur Jatim periode 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa.

Hal itu mengingat, Pilgub Jatim 2024 sudah di depan mata, yakni pencoblosan akan dilakukan pada 27 November 2024 mendatang.

"Kalau bicara Risma, dia dalam waktu sempit dan relatif sedikit ya susah untuk menyodok elektabilitas agar bisa memiliki lompatan tinggi menyaingi Khofifah," kata Ujang, Selasa (17/9/2024).

Bila mengacu pada hasil survei Litbang Kompas periode 20-25 Juni 2024, elektabilitas Khofifah mencapai 26,8 persen.

Sementara Risma memperoleh elektabilitas sebesar 13,6 persen.

Terdapat selisih sebesar 13,2 persen antara elektabilitas Khofifah dan Risma.

Ditambah lagi, wakil dari Khofifah yakni Emil Dardak terekam memiliki elektabilitas sebesar 3,8 persen.

Tentunya hal tersebut semakin menguatkan Khofifah dalam pentas kontestasi demokrasi di Jatim.

Di samping itu, Risma dinilai akan kesulitan untuk merebut ceruk suara di Jatim dengan mengandalkan kekuatan dari partai pengusung PDIP. 

"Karena kita tahu Jawa Timur bukan basis merah atau PDIP. Lalu waktunya sempit dan kita tahu di lapangan dikuasai ibu Khofifah sebagai petahana," ujarnya.

Kondisi demikian ditambah dengan waktu masa kampanye yang relatif terbilang sebentar bagi setiap kandidat untuk bersosialisasi pada masyarakat. Sehingga hal itu dinilai tidak cukup waktu bagi Risma untuk melampaui popularitas Khofifah di Jatim. 

Apalagi, rekam jejak Khofifah sudah terbukti bawa keberhasilan mendorong Jatim semakin maju.

Sebagai petahana, Khofifah telah berhasil menorehkan berbagai prestasi gemilang dan sangat membanggakan bagi masyarakat.

"Kalau dalam masa singkat ini sulit untuk bisa menyodok untuk bisa Risma unggul begitu," pungkasnya.

Survei Elektabilitas Terbaru di Pilkada Jatim: Risma dan Luluk Sulit Saingi Khofifah, Cek Selisihnya

Berikut hasil survei elektabilitas Pilkada Jawa Timur (Jatim) 2024. Tri Rismaharini dan Luluk Nur Hamidah sulit saingi Khofifah Indar Parawansa.

Terkait hal itu disampaikan oleh Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin.

Ujang Komarudin mengatakan elektabilitas yang dimiliki oleh Ketum PP Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa sangat sulit untuk dikejar oleh pesaingnya, yakni Tri Rismaharini atau Risma dalam waktu singkat.

"Kalau bicara Risma, dia dalam waktu sempit dan relatif sedikit ya susah untuk menyodok elektabilitas agar bisa memiliki lompatan tinggi menyaingi Khofifah," kata Ujang, Sabtu (14/9/2024).

Bila mengacu pada hasil survei Litbang Kompas periode 20-25 Juni 2024, elektabilitas Khofifah mencapai 26,8 persen.

Sementara Risma hanya memperoleh elektabilitas sebesar 13,6 persen.

Terdapat selisih sebesar 13,2 persen antara elektabilitas Khofifah dan Risma.

Ditambah lagi, wakil dari Khofifah yakni Emil Elistianto Dardak terekam memiliki elektabilitas sebesar 3,8 persen.

Hal tersebut semakin menguatkan Khofifah dalam pentas kontestasi demokrasi di Jatim.

Di samping itu, Risma dinilai akan kesulitan untuk merebut ceruk suara di Jatim dengan mengandalkan kekuatan dari partai pengusung PDIP.

"Karena kita tahu Jawa Timur bukan basis merah atau PDIP. Lalu waktunya sempit dan kita tahu di lapangan dikuasai ibu Khofifah sebagai petahana," ujarnya.

Kondisi demikian ditambah dengan waktu masa kampanye yang relatif terbilang sebentar bagi setiap kandidat untuk bersosialisasi pada masyarakat. Sehingga tidak cukup waktu bagi Risma untuk melampaui popularitas Khofifah di Jatim.

Apalagi, rekam jejak Khofifah dinilai bawa keberhasilan mendorong Jatim semakin maju.

Sebagai petahana, Khofifah telah berhasil menorehkan berbagai prestasi gemilang dan sangat membanggakan bagi masyarakat.

"Kalau dalam masa singkat ini sulit untuk bisa menydok. Untuk bisa Risma unggul begitu," pungkasnya.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved