PM Makassar Tegaskan Muhammadiyah Tegak Lurus dengan Politik Kebaikan untuk Semua
Ia menegaskan, Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia memang tidak berpolitik praktis tapi tidak anti politik.
Penulis: Erlan Saputra | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kota Makassar, Awang Dermawan mendukung sikap Ketua Muhammadiyah Makassar KH Muh Said Abd Shamad yang menyebut Muhammadiyah berkomitmen pada politik nilai atau high politics.
Hal tersebut diungkapkan KH Said sapaannya usai silaturahmi kunjungan Wali Kota Makassar Danny Pomanto di Pusat Dakwah Islamiyah Muhammadiyah di Jl Lompo Battang, Kota Makassar baru ini.
Menurut Awang, penegasan Kiyai Said ini dalam momentum pesta demokrasi bahwa Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia memang tidak berpolitik praktis tapi tidak juga anti politik.
"Muhammadiyah memang tidak berpolitik praktis. Tapi sebagai sebuah kekuatan besar, Muhammadiyah tentu tidak anti politik. Namun politik yang diusung Muhammadiyah adalah politik nilai, politik adiluhung," kata Awang, Kamis (19/9/2024).
Menurut Awang, politik nilai yang diusung Muhammadiyah adalah politik yang membawa kebaikan dan kemaslahatan untuk semua umat berdasarkan nilai-nilai agama.
Politik yang berorientasi pada kemajuan dan perbaikan kualitas hidup manusia.
Ia menegaskan, Muhammadiyah berkomitmen untuk berhidmat kepada berpolitik yang lebih santun, beradab, tidak rakus, apalagi ingin menguasai segala level kehidupan politik maupun ekonomi.
"Muhammadiyah jelas menolak perilaku low politics yang cenderung bersifat praktis, jangka pendek, dan transaksional. Yang menjadikan uang sebagai instrumen meraup suara," tegas dia.
Meski secara organisasi tidak terlibat dalam Pilkada, lanjut Awang, Muhammadiyah memberikan keleluasaan kepada warganya dalam menyalurkan hak-hak politiknya.
Bahkan, Muhammadiyah mendorong warga persyarikatan untuk terlibat aktif dalam proses politik.
Hanya saja, warga Muhammadiyah didorong untuk memilih secara cerdas dan rasional dengan memperhatikan nilai-nilai dan gagasan yang diusung oleh para kandidat.
"Secara lembaga, Muhammadiyah pasti mendorong agar warganya memilih figur pemimpin yang menghendaki kemajuan, perbaikan, dan perubahan atas demokrasi transaksional, politik uang, dan oligarki yang belakangan tumbuh subur di negeri ini," tutupnya.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.