Disebut Tak Cocok Jadi Menteri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo Masih Jabat Kapolri Era Prabowo?
Artinya, Jenderal Listyo Sigit Prabowo berpotensi masih jabat Kapolri era pemerintahan Prabowo - Gibran sebagai presiden dan wakil presiden.
TRIBUN-TIMUR.COM - Jenderal Listyo Sigit Prabowo disebut tak cocok jadi menteri diera pemerintahan Prabowo - Gibran.
Artinya, Jenderal Listyo Sigit Prabowo berpotensi masih jabat Kapolri era pemerintahan Prabowo - Gibran sebagai presiden dan wakil presiden.
Potensi Jenderal Listyo Sigit Prabowo jadi menteri atau pejabat lembaga lain kecil, jika Prabowo menerima usulan Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi.
Haidar Alwi berharap Prabowo mempertahankan Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolri dibanding dijadikan menteri atau kepala lembaga lainnya.
Ia pun menyampaikan alasannya, berharap Prabowo pertahankan Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Satu diantaranya, masa jabatan Jenderal Listyo di kepolisian masih tersisa tiga tahun.
"Selain usia kerja yang masih panjang sampai 2027, kapasitas dan kapabilitas Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolri lebih dibutuhkan untuk mengawal pemerintahan Prabowo-Gibran ke depannya," kata R Haidar Alwi yang juga Wakil Ketua Dewan Pembina Ikatan Alumni ITB, Kamis (12/9/2024).
Sebab, katanya hanya beberapa pekan setelah dilantik, pemerintahan Prabowo-Gibran akan dihadapkan pada agenda besar pilkada serentak 2024.
Dalam pesta demokrasi ini, Polri memiliki peranan yang sangat penting untuk memastikan pilkada serentak berjalan aman dan damai.
Saat pilpres dan pileg pada Februari lalu, peran Polri dinilai sudah optimal.
Terbukti, pemilu berjalan jauh lebih aman dan damai dibanding pemilu sebelumnya.
Diharapkan, hal yang sama juga terjadi pada pilkada serentak November mendatang.
"Pergantian pucuk pimpinan dikhawatirkan berdampak pada internal Polri dan sinergitas dengan lembaga lain sehingga memengaruhi keamanan dan ketertiban di masyarakat," kata dia.
"Sementara pemerintahan yang baru membutuhkan stabilitas mengingat tantangan di tahun politik tidaklah mudah," jelas R Haidar Alwi.
Menurut R Haidar Alwi, kinerja Polri di bawah kepemimpinan Jenderal Listyo Sigit Prabowo dari aspek menjaga keamanan dan ketertiban di masyarakat sudah sangat baik.
Kinerja apik Polri berkontribusi besar bagi terciptanya "zero terrorist attack" atau tidak adanya serangan teroris sepanjang tahun 2023 sampai Agustus 2024.
"Selama tahun 2023 memasuki tahun politik setidaknya ada 142 tersangka teroris yang berhasil ditangkap oleh Polri sebelum mereka melancarkan aksinya," lanjutnya.
"Ini menunjukkan bahwa Polri mampu bergerak lebih cepat daripada teroris itu sendiri sehingga bisa mencegah terjadinya teror dan korban jiwa di masyarakat," ungkap Ketua Dewan Pembina Forum Komunikasi Alawiyyin (Habaib) Indonesia ini.
Sedangkan dari sisi penegakan hukum, jumlah kasus yang berhasil diselesaikan Polri di bawah kepemimpinan Jenderal Listyo Sigit Prabowo menunjukkan peningkatan sebesar 12,22 persen.
Dari 181.168 kasus pada 2020 (sebelum menjabat Kapolri) menjadi 203.293 kasus pada 2023.
"Karenanya menjadi logis bila kemudian survei Litbang Kompas yang terkenal independen menempatkan Polri sebagai lembaga penegak hukum dengan citra positif terbaik mengungguli Kejaksaan, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi dan Komisi Pemberantasan Korupsi," papar R Haidar Alwi.
Haidar Alwi mengaku bahwa seingatnya, presiden terpilih Prabowo Subianto sebenarnya pernah memberikan sinyal akan mempertahankan Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolri.
Ia yakin, Prabowo Subianto tidak akan membiarkan sinar terang Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo redup di Kementerian atau Lembaga lainnya.
"Posisi Kapolri untuk Jenderal Listyo Sigit Prabowo adalah "the right place for the right person at the right time". Tempat yang tepat untuk orang yang tepat di waktu yang tepat," pungkas Haidar Alwi.
Profil Listyo Sigit Prabowo
Listyo Sigit Prabowo lahir di Ambon, Maluku pada 5 Mei 1969.
Di umur 51 tahun Listyo Sigit menjadi Kapolri termuda di Indonesia, bahkan lebih muda dari Jenderal Tito Karnavian.
Listyo Sigit Prabowo sebelumnya menjabat sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal Polri sejak tanggal 6 Desember 2019.
Listyo adalah lulusan Akademi Kepolisian tahun 1991. Ia lulusan S-2 di Universitas Indonesia. Listyo membuat tesis tentang penanganan konflik etnis di Kalijodo.
Listyo pernah beberapa kali menduduki jabatan di daerah Jawa Tengah.
Tercatat, Listyo pernah menjadi Kapolres Pati. Setelah itu, dia menduduki posisi Wakapoltabes Semarang, dan pernah menjadi Kapolres Solo.
Pada tahun 2012, Listyo dipindahtugaskan ke Jakarta untuk menjabat sebagai Asubdit II Dit Tipdum Bareskrim Polri.
Sejak bulan Mei 2013, dirinya bertugas di Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sulawesi Tenggara.
Listyo tercatat pernah menduduki sejumlah jabatan penting.
Dia adalah Ajudan Presiden RI Joko Widodo.
Ia kemudian menjabat Kepala Kepolisian Daerah Banten, Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Kepolisian Negara Republik Indonesia dan terakhir sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal Polri.
Pernah Ungkap Kasus Besar
Disarikan Kompas.tv dari siaran pers Divisi Humas Polri, Rabu (13/1/2021), berikut rekam jejak Listyo Sigit Prabowo dalam mengungkap kasus-kasus besar selama berada di Bareskrim:
1. Diawali ketika 12 hari diangkat menjadi Kabareskrim, Listyo Sigit langsung tancap gas mengungkap kasus penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan.
Pada 27 Desember 2019, mantan Kapolres Solo pada 2011 itu mengumumkan secara langsung penangkapan dua terduga pelaku kasus tersebut.
Komjen Listyo Sigit Prabowo saat menjabat Kabareskrim (YouTube Berita Satu)
Mereka adalah, RM dan RB, keduanya merupakan oknum anggota kepolisian.
2. Bareskrim Polri juga melimpahkan tahap II kasus tersangka dan barang bukti kasus dugaan korupsi Kondensat PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI), ke Kejaksaan Agung (Kejagung) setelah dinyatakan lengkap atau P21.
Diketahui, kasus ini sudah bergulir sejak 2015 lalu dan mangkrak lama lantaran adanya kendala non-teknis.
Dalam pengadilan, Honggo divonis 16 tahun penjara dan denda Rp1 miliar subsidair 6 bulan kurungan. Sementara dua tersangka lainnya Raden Priyono dan Djoko Harsono divonis 4 tahun penjara ditambah denda Rp200 juta subsider 2 bulan.
3. Bareskrim juga melakukan penangkapan buronan terpidana kasus hak tagih (cassie) Bank Bali, Djoko Tjandra pada 30 Juli 2020. Dalam kasus ini, Komjen Listyo memimpin langsung tim ke Malaysia guna menangkap Djoko Tjandra atas perintah Kapolri Jenderal Idham Azis.
“Terhadap peritiwa tersebut pak Presiden perintahkan untuk cari keberadaan Djoko Tjandra dimanapun berada dan segera ditangkap untuk dituntaskan sehingga semua menjadi jelas, atas perintah tersebut kepada Kapolri maka Kapolri bentuk tim khusus yang kemudian, secara intensif mencari keberadaan Djoko Tjandra,” kata Sigit di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Kamis 30 Juli 2020 malam.
Penangkapan itu disebut Sigit sebagai komitmen Polri dalam melakukan penegakkan hukum, sekaligus untuk menjawab keraguan publik.
Apalagi, dalam pengusutan perkara ini diketahui adanya keterlibatan dua oknum jenderal yakni, Brigjen Prasetijo Utomo dan Irjen Napoleon Bonaparte.
4. Sebelum menangkap Djoko Tjandra, jajaran Bareskrim Polri bersama Kemenkumham juga menangkap Maria Pauline Lumowa yang telah menjadi buronan selama 17 tahun dalam kasus pembobolan bank senilai Rp1,7 triliun.
5. Teranyar, Bareskrim Polri sedang menangani kasus dugaan penyerangan Laskar FPI kepada aparat kepolisian di Tol Jakarta-Cikampek. Penyidikan dilakukan dengan merangkul seluruh pihak seperti Komnas HAM dan lembaga independen lainnya.
6. Bareskrim juga mengusut kasus dugaan pelanggaran kekarantinaan kesehatan yang menyeret Rizieq Shihab. Mulai dari Petamburan, Jakarta Pusat, kerumunan di Megamendung, dan RS Ummi Bogor diambilalih oleh Bareskrim.
7. Bareskrim juga melakukan pengusutan dugaan pelanggaran protokol kesehatan dalam kerumunan di acara Haul Syekh Abdul Qadir Jailani yang digelar di Pondok Pesantren Al-Istiqlaliyyah, Kampung Cilongok, Kabupaten Tangerang, pada 29 November lalu. Kini perkaranya masih dalam proses penyelidikan.
8. Kasus besar lainnya yang ditangani Sigit dan jajarannya adalah kebakaran Gedung Kejaksaan Agung (Kejagung). Penyidik Bareskrim telah menetapkan 11 orang sebagai tersangka.
Komjen Pol Listyo Sigit Punya 3 Anak, Profesinya Jauh Berbeda
Melansir artikel Tribunnews berjudul "Komjen Pol Listyo Sigit Dilantik Jokowi jadi Kapolri, Profesi 3 Anaknya Disorot, Tak Kalah Mentereng" 3 Anak Komjen Pol Listyo Sigit tak kalah mentereng dari ayahnya.
Anak laki-laki yang sulung sudah mandiri dan menikah serta berprofesi sebagai seorang dokter.
Namanya Cornelius Krishna Satya Patria Wardhana yang menikah 2018.
Acara lamaran di Joglo Ageng, Balai Sarwono, Jalan Madrasah Nomor 14 Jeruk Purut, Jakarta Selatan.
Krishna melamar Rana Thalitashani, anak dari Bapak (alm) Robby Subiakto dan Rini Subiakto dalam acara lamaran yang disaksikan oleh seluruh anggota keluarga dari kedua belah pihak.
Nama Cornelius Krishna Satya Patria Wardhana terdaftar di database IDI Jakarta.
Sedangkan anak laki-laki kedua juga sudah menamatkan kuliahnya dan berprofesi sebagai seorang banker di satu bank swasta nasional.
Dan anak yang paling bungsu adalah satu-satunya anak perempuan yang sekarang ini masih menempuh jenjang pendidikan akhir/ berkuliah.
Komjen Listyo Sigit Prabowo adalah bapak yang perhatian dengan keluarganya.
Meski sibuk, ia selalu memanfaatkan waktu luang di akhir pekan untuk bercengkerama bersama keluarga, usai lima hingga enam hari fokus menangani tugas di Polri.
“Hari Minggu bersama keluarga, harus makan bareng, interaksi dengan anak-anak.
Saya sempatkan waktu buat keluarga dari pagi sampai sore,” katanya. (*)
Kapolri Resmi Lantik Irwasum dan Kapolda Sulbar, Sertijab 6 PJU Mabes Polri dan 6 Jabatan Kapolda |
![]() |
---|
Ingat Timur Pradopo Kapolri era Presiden SBY? 4 Bulan Kapolda Metro, 18 Hari Jenderal Bintang 3 |
![]() |
---|
Profil Empat Jenderal Jabat Wakapolri era Listyo Sigit Prabowo, Ada Bergelar Profesor |
![]() |
---|
Rekam Jejak Kompol Dicky Dwi Priambudi Sutarman, Anak Mantan Kapolri Dirotasi Kapolda Besan KDM |
![]() |
---|
Sosok 2 Jenderal Bersaudara Punya Jabatan Strategis di Polri dan TNI, Ayahnya Pensiunan Pati TNI AD |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.