Tim Rihlah Budaya Sulsel Ziarah Makam Anregurutta Abdurrahman Ambo Dalle di Mangkoso Barru
Tim Rihlah Budaya Sulawesi Selatan (Sulsel) berziarah ke makam Anregurutta Abdurrahman Ambo Dalle di Pondok Pesantren DDI Mangkoso, Barru.
Penulis: Darullah | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUNTIMUR.COM, BARRU - Tim Rihlah Budaya Sulawesi Selatan (Sulsel) berziarah ke makam Anregurutta Abdurrahman Ambo Dalle di Pondok Pesantren DDI Mangkoso, Kabupaten Barru, Sulsel, Jumat (13/9/2024).
Makam Anregurutta KH Abdurrahman Ambo Dalle berada di samping Masjid Besar Ad Da'wah Ponpes DDI Mangkoso.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Founder Merial Institute Arief Rosyid Hasan, Guru Besar Filolog Islam UIN Syarif Hidayatullah Prof Oman Fathurrahman, Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Darud Da'wah wal-Irsyad (PB DDI) KH Helmi Ali Yafie, Periset Pusat Riset Manuskrip Literatur dan Tradisi Lisan BRIN Husnul Fatimah Ilyas bersama rombongan lainnya.
Prof Oman Fathurrahman menjelaskan, secara garis besar kunjungannya di Sulsel sebagai Rihlah Budaya di Sulsel.
"Tujuannya adalah, salah satunya kita menyadari bahwa ada masalah besar di bangsa kita ini, khususnya generasi muda, ada keterputusan dengan masa lalunya," ujarnya.
"Ada keterputusan ingatan tentang kejayaan kebudayaan dan keagungan masa lalu kita yang sudah ber abad-abad kita miliki, seperti tradisi tulisnya, dan keagungan para ulamanya yang menulis dan seterusnya," kata Prof Oman.
Lanjut Prof Oman, salah satunya mengangkat bukti-bukti peradaban masyarakat khususnya di Sulsel melalui pelacakan karya-karya tertulisnya.
Termasuk peninggalan-peninggalan lembaga pendidikan seperti madrasah di Mangkoso.
"Oleh karenanya, nanti kita harapkan kunjungan ini memberikan inspirasi bahwa kita memiliki masa lalu yang sangat luar biasa dari segi tradisi tulis, cendekiawan, dari segi ingatan bersama tentang pentingnya pendidikan melalui madrasah," jelasnya.
"Supaya hal ini dapat kita teruskan ke generasi sekarang ini, karna jangan sampai ada keterputusan ingatan dari masa lalu untuk kepentingan masa kini dan untuk membangun masyarakat kita di masa depan," tandasnya.
Sementara Husnul Fatimah Ilyas menjelaskan, rihlah budaya adalah pemantik sebagai langkah awal untuk menggali budaya.
Terutama manuskrip dan karya-karya ulama yang tersebar dan berjejaring antara satu wilayah dengan lainnya.
"Jadi koneksi ini adalah satu-kesatuan dari nusantara, dan ini merupakan pasel-pasel berserakan. Dengan rihlah ini kita mencoba mengambil satu persatu pasel-pasel untuk menghubungkan dan hingga pada akhirnya nanti akan tergambar keberadaan antara jalur satu dengan jalur lainnya baik secara genealogi keilmuan maupun genealogi darah secara silsilah," jelasnya. (*)
Laporan jurnalis TribunTimur.com, Darullah
Putra Selayar Andi Aziz Nakhodai Kodaeral VI Makassar |
![]() |
---|
Niat Ingin Dibebaskan, PT Makassar Justru Tambah Hukuman Ratu Emas Mira Hayati Jadi 4 Tahun |
![]() |
---|
Jalan di Sejumlah Pasar Kota Watampone Rusak Parah, Warga Sentil Pemkab |
![]() |
---|
LDII Sulsel Gelar Donor Darah, Kumpulkan 41 Kantong |
![]() |
---|
Deretan Jenderal Asal Makassar Raih Pangkat Penuh Terbaru Sjafrie-Yunus Yosfiah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.