Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kabinet Prabowo

Prabowo Masih Simulasi Jumlah Menteri, Kabinet Prabowo akan Diisi Banyak Profesional

Prabowo Subianto masih sibuk melakukan profiling terhadap sosok yang akan duduk di kabinetnya mendatang.

Editor: Muh Hasim Arfah
Tribunnews.com
Presiden RI Terpilih Prabowo Subianto menghadiri acara penutupan Kongres ke-III DPP Partai NasDem di JCC, Senayan, Jakarta, Selasa (27/8/2024). 

"Sehingga jumlah ada yang bilang 44, ada yang bilang 42, ada bilang 40 kita juga masih melakukan simulasi. Mungkin nomenklatur maupun orang itu akan final H-7 atau H-5," ujarnya.

"Nah apabila kita kemudian nanti sudah publish, lalu kemudian mengalami perubahan, padahal sekarang masih dalam tahap penggodokan," ujarnya.

Dasco mengklaim kabinet pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka bakal lebih banyak diisi kalangan profesional atau ahli. Jatah menteri dari partai politik lebih sedikit.

"Keberadaan orang-orang profesional itu juga lebih banyak kelihatannya daripada yang kemudian dari parpol," kata Dasco.

Ia mengatakan saat ini parpol Koalisi Indonesia Maju (KIM) tengah mensimulasikan komposisi menteri di kabinet Prabowo.

Pihaknya mempertimbangkan untuk menempatkan orang yang terbaik di posisi yang tepat.

"Ya, kan kita ini akan kemudian dalam pemenuhan janji kampanye, tentunya juga melihat tempat dan orang yang tepat," ucapnya.

Rencana Prabowo membentuk zaken kabinet atau kabinet yang diisi oleh orang-orang profesional sebelumnya juga disampaikan Ahmad Muzani.

Menurutnya, Prabowo sudah meminta parpol-parpol anggota KIM mengusulkan kalangan profesional untuk masuk menjadi menteri dalam kabinetnya.

"Pak Prabowo ingin ini adalah sebuah pemerintahan zaken kabinet. Di mana yang duduk adalah orang-orang yang ahli di bidangnya meskipun yang bersangkutan berasal atau diusulkan dari parpol," kata Muzani.

Dengan begitu, kata dia, nantinya jabatan menteri yang diisi dari orang yang memiliki keahlian.

Tak hanya itu, figur yang diusulkan harus memiliki relevansi dengan kementerian yang dipimpin.

"Sehingga tidak kehilangan relevansinya di jabatan yang diduduki karena yang bersangkutan memiliki keahlian dari jabatan yang disandang. Meskipun dia orang partai atau orang politik, harapannya adalah orang-orang yang ahli di bidangnya," jelas Muzani.(tribun network/igm/mam/dod) 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved