Pilkada Bone 2024
Daftar Nama 13 Bupati Bone dari Masa ke Masa, Hanya 3 Sosok Tak Bergelar Andi
Sejak kemerdekaan, sudah ada 13 orang yang menjabat Bupati Bone dan mayoritas memiliki gelar bangsawan Sulsel 'Andi'.
TRIBUN-TIMUR.COM - Tahukah kamu, Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan sejak berdiri dan menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sudah dipimpin 13 Bupati defenitif.
Menariknya, dari 13 nama tersebut hanya ada 3 sosok tak bergelar Andi yang menjabat Bupati Bone.
Gelar Andi disematkan kepada keturunan bangasawan Bugis.
Selepas kemerdekaan RI, Kabupaten Bone untuk pertama kalinya dipimpin seorang Bupati pada tahun 1951.
Bupati Bone yang pertama yakni Abdul Rachman Daeng Mangung.
Abdul Rachman Daeng Mangung adalah seorang tokoh penting dalam sejarah Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
Ia menjabat sebagai Kepala Afdeling Bone pada tahun 1951 atau saat ini setingkat Bupati.
Jabatan ini merupakan salah satu posisi penting dalam pemerintahan daerah pada masa itu, sebelum sistem pemerintahan modern diterapkan di Indonesia.
Selain, Abdul Rachman Daeng Mangung ada dua sosok lagi yang tak bergelar Andi pernah menjabat Bupati Bone.
Yakni Ma’mun Daeng Mattiro menjabat Bupati Bone pada tahun 1955-1957.
Baca juga: Putusan Pengadilan Negeri Watampone: Andi Asman Sulaiman dan Asman Merupakan 1 Orang
Lalu ada nama PB Harahap yang menjabat Bupati Bone pada tahun 1977-1982.
PB Harahap merupakan mertua dari Mantan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo.
Selebihnya, atau 10 nama lainnya yang pernah menjabat Bupati Bone bergelar Andi.
Berikut adalah daftar beberapa Bupati Bone dari masa ke masa:
- Abdul Rachman Daeng Mangung (1951)
- Andi Pangerang Daeng Rani (1951-1955)
- Ma’mun Daeng Mattiro (1955-1957)
- Andi Mappanyukki (1957-1960)
- Andi Suradi (1960-1966)
- Andi Baso Amir (1967-1970)
- Andi Suaib (1970-1977)
- P.B. Harahap (1977-1982)
- Andi Syamsul Alam (1983-1988)
- Andi Sjamsoel Alam (1988-1993)
- Andi Muhammad Amir (1993-2003)
- Andi Muhammad Idris Galigo (2003-2013)
- Andi Fahsar Mahdin Padjalangi (2013-2023)
3 'Andi' Berebut Kursi Bupati di Pilkada Bone 2024
Pilkada Bone 2024 diikuti oleh tiga pasangan calon.
Mereka, Andi Asman Sulaiman-Andi Akmal Pasluddin, Andi Rio Idris Padjalangi-Amir Mahmud, dan Andi Islamuddin-Andi Irwandi Natsir.
Andi Asman- Andi Akmal diusung sembilan partai politik (Parpol), yaitu Demokrat, Nasdem, PAN, Gerindra, PKS, Perindo, Gelora, PBB, dan PSI.
Pasangan Andi Rio-Amir diusung empat partai yakni Golkar, PDIP, Hanura dan Ummat.
Pasangan Andi Islamuddin-Andi Irwandi diusung dua partai yakni PKB dan PPP.
Menurut pengamat Politik IAIN Bone, Prof Dr Andi Nuzul, ketiga paslon bupati dan wakil bupati di Bone berpotensi.
"Kalau saya melihatnya bukan dari siapa partai pengusungnya. Yang paling banyak itu pengusung itu yang menang, tidak. Tapi semua berpotensi karena semuanya kembali lagi kepada masyarakat. Dan tiga orang ini merupakan putra terbaik Kabupaten Bone," jelasnya.
"Dan mereka semua punya pengalaman yang berbeda dari pemerintahan, birokrasi dan partai," sambung mantan ketua Panwas Kab. Bone tahun 2004.
Selain itu ia mengungkapkan semua masyakat sudah memiliki pilihan masing-masing.
"Hanya saja yang sempat disayangkan kemarin itu karena ada foto yang beredar PNS dan Kades foto dengan paslon. Itu tentunya tidak etis karena kan ASN itu haris netral," jelasnya.
Gelar 'Andi' Asman Sulaiman Bersoal
Salah satu bakal calon Bupati Bone, Andi Asman Sulaiman tambah gelar demi memenuhi salah satu syarat untuk maju di Pilkada 2024
Ia melakukan hal tersebut guna menyelaraskan beberapa dokumen penting miliknya hanya bernama, Asman.
Di Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) dirinya bernama Andi Asman Sulaiman.
Namun pada akte kelahiran hanya tertulis dengan nama, Asman. Begitu juga dengan akta nikah miliknya.
Nama Asman juga tercatat dalam tiga ijazah miliknya yakni mulai SD Inpres No.10/73 Mappesangka tanggal 10 Juni 1991.
Surat Tanda Tamat Belajar Sekolah Menengah Umum Tingkat Pertama Negeri Ponre, tanggal 4 Juni 1994, serta Surat Tanda Tamat Belajar Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Lappariaja, tanggal 31 Mei 1997.
Nama dokumen lain yang berbeda dengan KTP dan KK yakni di Ijazah S1, tertulis Asman, S.Sos. Sebagai bukti bahwa dari dua nama berbeda tersebut hanya satu orang, maka dilakukan proses persidangan di pengadilan.
Sebagai mana dikutip Tribun-Timur.com dari laman resmi Pengadilan Negeri Watampone perkara pemohon dengan nomor: 90/Pdt.P/2024/PN Wtp memutuskan bahwa Andi Asman Sulaiman dan Asman alias Asman, S.Sos merupakan satu orang.
"Mengabulkan permohonan Pemohon seluruhnya; Menyatakan bahwa nama ANDI ASMAN SULAIMAN, S.Sos. yang tertulis pada Kartu Tanda Penduduk NIK 7308110406780001 tanggal 16 Mei 2024 dan Kartu Keluarga No.7308210908120002 tanggal 31 Oktober 2023, dengan nama ANDI ASMAN SULAIMAN yang tertulis pada Kutipan Akta Kelahiran Nomor 7308-LT-28122022-0039 tanggal 28 Desember 2022, dengan nama ASMAN yang tertulis pada Kutipan Akta Nikah Nomor 162/14/VI/2004 tanggal 14 Juni 2004 yang diterbitkkan Pegawai Pencatat Nikah KUA Kecamatan Tanete Riattang," bunyi putusan tersebut.
Selanjutnya masih putusan tersebut, menerangkan bahwa nama Asman Alias Asman S.Sos tercatat juga dalam Surat Tanda Tamat Belajar Sekolah Dasar Inpres No.10/73 Mappesangka tanggal 10 Juni 1991, Surat Tanda Tamat Belajar Sekolah Menengah Umum Tingkat Pertama Negeri Ponre, tanggal 4 Juni 1994.
Surat Tanda Tamat Belajar Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Lappariaja, tanggal 31 Mei 1997, Ijazah Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Puangrimaggalatung Bone, No Seri Ijazah: 37/093110/STIA/XII/2006 tanggal 3 Januari 2007, dengan nama ASMAN, S.Sos yang tertulis pada Ijazah Universitas Muslim Indonesia, Nomor: 162/PPS-MM/S-2-UMI/2015 tanggal 28 Desember 2015 adalah orang yang sama yaitu Pemohon.
"Membebankan biaya perkara ini kepada Pemohon sejumlah Rp173.000,00 (seratus tujuh puluh tiga ribu rupiah); Pemberitahuan Putusan ," bunyi akhir putusan tersebut.
Menanggapi hal tersebut Ketua Tim Pemenangan Beramal, Yassir Machmud (YM) mengungkapkan penyesuaian nama dan titel di PN itu hal biasa untuk calon kepala daerah.
Ia mengatakan tidak terlalu serius menanggapi isu perubahan nama calon Bupati Bone Andi Asman Sulaiman, itu hal biasa.
Menurutnya, Andi Asman Sulaiman ini, bukan melakukan perubahan nama dipengadilan Negeri, tapi hanya melakukan perbaikan atau penyesuain nama dan titel karena ada beberapa dokumen persyaratan sebagai calon bupati diminta oleh KPU bone harus disesuaikan dengan nama dan titel aslinya, seperti halnya ijasah.
"Kalau ada yang mengatakan itu perubahan nama saya rasa itu keliru, yang benar adalah penyesuaian identitas sesuai aslinya," ujarnya.
"Saya pun ketika kemarin maju sebagai calon legislatif mengajukan perbaikan atau penyesuain nama di Pengadilan Negeri Watampone dengan perkara No. 74/Pdt.P/2023/PN.Wtp, karena memang ada beberapa dokumen saya yang wajib harus disesuaikan dengan nama aslinya, saya rasa itu hal biasa yang sering terjadi sehingga tidak perlu ditanggapi serius,"tandasnya.
Sementara Komisioner KPU Bone, Zainal saat dikonfirmasi mengungkapkan alasan tiga Paslon di Bone di BMS kan (Belum Memenuhi Syarat)
"Memang kemarin waktu di BMS kan karena ada perbedaan elemen data yang ada di KTP elektronik dengan dokumen lainnya. Yang dimana kita mengacu pada KTP Elektronik," jelasnya.
"Yang kedua itu, jika terdapat perbedaan antara KTP el dengan dokumen lainnya cukup melengkapi surat pernyataan Calon. Dan semuanya sudah dilengkapi," katanya lebih lanjut.
Asal Usul Gelar Andi di Sulsel
Gelar "Andi" di Sulawesi Selatan memiliki sejarah yang menarik dan unik.
Gelar ini digunakan untuk menandai keturunan bangsawan di wilayah tersebut.
Namun, gelar ini bukanlah asli dari budaya lokal, melainkan diperkenalkan oleh Belanda pada awal abad ke-20.
Pada tahun 1930-an, seorang misionaris Belanda bernama B.F. Matthes memperkenalkan gelar "Andi" untuk membedakan antara bangsawan yang terpelajar dengan rakyat biasa12.
Matthes adalah pendiri sekolah Opleiding School Voor Inlandhsiche Ambtenaren (OSVIA), dan ia ingin menciptakan sistem Standen Stelsel di Sulawesi Selatan seperti yang ada di Jawa2.
Oleh karena itu, gelar "Andi" diberikan kepada anak-anak bangsawan yang menamatkan pendidikan di sekolah-sekolah Belanda.
Penggunaan gelar ini kemudian meluas dan menjadi simbol status sosial di Sulawesi Selatan.
Selain "Andi", ada juga gelar bangsawan lain seperti Opu, Daeng, Karaeng, Arung, Bau, Petta, atau Puang.(*)
Kala Klan Sulaiman Runtuhkan Dominasi Keluarga Padjalangi di Bone Sulsel |
![]() |
---|
Alumnus STIE Prima Bone Andi Asman Sulaiman Kalahkan Alumni UMI dan UII Yogyakarta |
![]() |
---|
Partisipasi Pemilu Turun, Bawaslu Bone Warning KPU |
![]() |
---|
Rayakan Kemenangan, Bupati Bone Terpilih Andi Asman Borong Dagangan Penjual Bakso Keliling |
![]() |
---|
KPU Bone Mulai Repitulasi Suara dari 27 Kecamatan, Adik Menteri Pertanian Unggul Versi Quick Count |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.