Kota Parepare Inflasi 2,22 Persen di Agustus 2024, Tertinggi di Sulsel
Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukan inflasi Kota Parepare secara year on year (yoy) pada Agustus sebesar 2,22 persen.
Penulis: Rachmat Ariadi | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, PAREPARE - Kota Parepare kembali menjadi daerah yang mengalami inflasi tertinggi di Sulawesi Selatan (Sulsel) di periode Agustus 2024.
Hal tersebut berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukan inflasi Kota Parepare secara year on year (yoy) pada Agustus sebesar 2,22 persen dan menjadi inflasi tertinggi di Sulsel.
Padahal, inflasi Sulsel pada bulan Agustus secara yoy hanya tercatat di angka 1,77 persen.
Parepare sebagai yang tertinggi untuk inflasi selama Agustus secara yoy, menyusul Kota Palopo dengan inflasi 2,13 persen dan Kabupaten Lutim dengan 2,02 persen.
Kepala BPS Parepare Suparno Pani mengatakan adanya terjadinya inflasi karena adanya kenaikan harga yang diatur oleh Pemkot Parepare seperti kenaikan tarif parkir dan tarif rumah sakit.
Baca juga: Inflasi YoY Sulsel 1,77 Persen, Pj Gubernur Zudan: Sangat Terkendali
"Inflasi Parepare tertinggi di Sulsel. Adanya kenaikan administered prices atau kenaikan harga yang diatur oleh pemerintah, dalam hal ini adalah pemerintah daerah yaitu kenaikan tarif parkir dan tarif rumah sakit," katanya, Kamis (5/9/2024).
Suparno mengungkapkan, terdapat juga beberapa komoditas yang menyumbang inflasi diantaranya, beras dan cabai rawit.
Ini terjadi karena Parepare selama ini mendapatkan suplai dari luar daerah.
"Hasil produsen lainnya seperti beras, cabai rawit dimana parepare bukan merupakan daerah produsen sebagian kebutuhan masyarakat didatangkan dari luar Parepare," ungkapnya.
Dia mengutarakan, Pemkot Parepare pada dasarnya memang harus menaikkan tarif parkir dan rumah sakit.
Ini menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan pendapatan daerah.
Namun dia mewanti-wanti, Pemkot Parepare untuk bisa mengantisipasi gejolak harga.
Dia berharap musim panen akan berjalan lancar sehingga inflasi dari beras tidak terjadi lagi.
"Dinaikkan karena mungkin untuk penyesuaian dan menaikkan PAD. Tapi harus diperhatikan juga melihat trend harga saat ini. Semoga ini tidak berlangsung lama, utamanya komoditas beras bisa terjaga karena ini (beras) penyumbang utama inflasi," ucapnya.
DPRD Sulsel Soroti Kelangkaan BBM, Antrian Panjang di Makassar |
![]() |
---|
Awaluddin Mustafa: Bawaslu Sulsel Siap Jadi Ruang Belajar Mahasiswa |
![]() |
---|
865 Personel Gabungan Amankan Laga Big Match PSM Vs Persija di Stadion BJ Habibie Parepare |
![]() |
---|
Andi Muhammad Rekrut 49 Pengurus, Lampaui Jumlah Partai NasDem Sulsel |
![]() |
---|
Sosok Kapolsek KPN Parepare Ungkap Upaya Penyelundupan Narkoba 64 Kg |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.