Manusia Silver
Manusia Silver dan Anak Jalanan Kembali Menjamur di Maros Sulsel, Dinsos: Tumpahan dari Makassar
Manusia silver dan anak jalanan (Anjal) menjamur di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Rabu (4/9/2024).
Penulis: Nurul Hidayah | Editor: Sukmawati Ibrahim
"Ini menjadi fakta dan harus diberitahu masyarakat bahwa jangan kita terpengaruh dengan gimmick, penampilan, kemudian kita ubah dan memberi yang padahal kita tidak tahu kondisi rilnya," tegasnya.
"Modus-modus seperti ini sudah menjadi kebiasaan bagi orang tertentu yang memanfaatkan kebaikan orang," tutupnya.
Sejarah manusia silver
Asal mula manusia silver berawal dari aksi sekelompok pemuda di Bandung tahun 2012 yang berinisiatif menggalang dana untuk peduli yatim piatu.
Supaya terlihat unik dan berbeda, mereka mengecat tubuh dengan cat warna silver demi mendapatkan perhatian dari orangorang sekitar.
Hampir setiap hari manusia silver tersebut terlihat di jalan-jalan protokol Kota Bandung seperti persimpangan Dago - Cikapayang, Kartika Sari Dago yang merupakan pusat jajanan ternama di Bandung yang terletak di Jl Ir H. Juanda, dan tempat lainnya.
Selain itu manusia perak sering dijumpai di persimpangan Martanegara serta persimpangan Buah Batu yang terletak dekat dengan markas besar mereka.
Kelompok masyarakat melabelkan mereka dengan nama komunitas Silver Peduli, hal ini karena menarik perhatian dari masyarakat.
Tidak sedikit pengamen dan anak jalanan lain yang mencoba mencari tahu bahan yang mudah digunakan untuk melumuri tubuh dengan cat perak tersebut.
Seiring berjalannya waktu, pandemi Covid-19 melanda dunia saat ini.
Perusahaan banyak yang melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pekerjanya, toko-toko ditutup, para supir angkutan kota (angkot) kehilangan penumpang, pengangguran meningkat, dan masih banyak kejadian lainnya.
Pandemi Covid-19 menjadi pemicu dari banyaknya manusia perak di jalanan, mengais rezeki di pinggir jalan atau lampu merah.
Walaupun toko-toko ditutup dengan pembatasan waktu tertentu, di jalanan tetap saja ramai akan kendaraan yang lewat.
Banyak juga yang awalnya berprofesi sebagai supir angkutan kota (Angkot), pengamen, pedagang kaki lima, beralih menjadi manusia perak.
Bahkan, seorang ibu rela membawa anaknya ikut serta dalam bekerja sebagai manusia silver.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.