Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Polwan

Sosok Tiga Polwan Berpangkat Jenderal Non Akpol, Ada Jebolan Universitas Diponegoro atau Undip

Tiga polwan menyandang pangkat jenderal yaitu Brigjen Pol Desy Andriani, Brigjen Pol Nurul Azizah, dan Brigjen Pol Sumy Hastry Purwanti.

Editor: Sudirman
Ist
Brigjen Pol Desy Andriani, Brigjen Pol Nurul Azizah, dan Brigjen Pol Sumy Hastry Purwanti. Tiga Polwan kini berpangkat jenderal. 

Selain itu, Brigjen Nurul Azizah sempat bertugas sebagai Kepala Bagian Penenerangan Umum (Kabagpenum) Divisi Humas Polri.

Profil Nurul Azizah

Nurul Azizah lahir di Banyubiru, Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, pada tanggal 5 November 1972.

Saat ini ia berusia 52 tahun.

Ia salah satu polisi non Akpol berkarir cemerlang di Polri.

Nurul Azizah mengawali karier di kepolisian dengan masuk Sekolah Bintara Polwan pada 1991.

Pada tahun 1992, Nurul mengikuti kursus Dasba Operator Komputer Hankam.

Setelah itu, dia melanjutkan pendidikan D3 Ilmu Kepolisian pada tahun 1994 dan lulus tahun 1997.

Pada 1998, Nurul melanjutkan pendidikan Setukpa Polwan.

Dia kemudian mendapat pangkat Letnan Dua atau Inspektur Polisi Dua.

Lalu, Nurul ditugaskan sebagai Perwira Pertama Staf Personel di Mabes ABRI.

Ia mengenyam pendidikan S-1 di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) pada 2007.

Setelah lulus, polisi wanita (Polwan) ini melanjutkan studi S-2 di Universitas Indonesia dan berhasil lulus pada tahun 2012.

Nurul Azizah lalu melanjutkan pendidikan S-3 di Universitas Negeri Jakarta.

Ia berhasil meraih gelar doktor di kampus tersebut pada tahun 2017.

Perjalanan Karier

Karier Brigjen Nurul Azizah sudah malang melintang di dalam kepolisian tanah air.

Berbagai jabatan strategis di Korps Bhayangkara sudah pernah diembannya.

Nurul Azizah tercatat pernah menjabat sebagai Staf Perencanaan Umum dan Anggaran.

Semenjak itu, ia banyak berkutat di bidang perencanaan, pengembangan, dan penganggaran Polri.

Di tahun 2005, Nurul yang sudah berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP) melanjutkan jenjang pendidikan S-1 di PTIK/STIK.

Kemudian di tahun 2009, ia sudah berpangkat Komisaris Polisi (Kompol).

Pada 2010 Nurul Azizah bertugas di Polda Metro Jaya dan Pamen PTIK.

Empat tahun kemudian, Nurul naik pangkat menjadi Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP).

Pada tahun 2015, ia menjabat sebagai Kasubbag Prodi S3 STIK/PTIK.

Di tahun 2017, Nurul kemudian diamanahkan untuk mengisi kursi jabatan sebagai Kasubbag Monev Tala Rolemtala Srena Polri.

Satu tahun kemudian, Nurul dipercaya untuk menjabat sebagai Kasubbaglemwil Baglem Rolemtala Srena Polri.

Lalu, ia dimutasi menjadi Kabag Jianalis Rolemtala Srena Polri tahun 2019.

Pada Januari 2020, Nurul berhasil naik pangkat menjadi Komisaris Besar (Kombes).

Di tahun itu juga, Kombes Pol Nurul Azizah dipercaya untuk menjadi dosen utama di STIK.

Pada Juni 2022, Nurul kemudian didapuk menjadi Kabagpenum Divhumas Polri.

Ia berhasil menjadi Polwan pertama yang menempati posisi tersebut.

Barulah di akhir tahun 2023 Brigjen Nurul Aziziah dipercaya untuk menjabat sebagai Dirprogsarjana STIK. 

3. Brigjen Pol Sumy Hastry Purwanti

Sosok Brigjen Pol Sumy Hastry Purwanti tenaga dokkes investigasi kepolisian utama Tk. II Pusdokkes Polri.

Brigjen Pol Sumy Hastry Purwanti salah satu polisi berkarir cemerlang meskipun bukan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol).

Sumy Hastry Purwanti baru pecah bintang dua bulan lalu atau per 26 Juni 2024 setelah dimutasi ke Pusdokkes Polri.

Ia merupakan Polwan pertama dokter forensik.

Tugas pertamanya saat menjadi anggota tim forensik ialah mengidentifikasi korban Bom Bali I tahun 2002.

Dia juga dikenal Polwan pertama di Asia yang bergelar dokter forensik.

Sosok Brigjen Pol Sumy Hastry Purwanti

Usia Brigjen Pol Sumy Hastry Purwanti kini memasuki 53 tahun.

 Ia lahir di Jakarta 23 Agustus 1970. 

Suaminya ialah dr Harry Tjahyanto SpOG, dokter kandungan konsultan fertilitas yang secara khusus menangani masalah kesuburan.

Keduanya bertemu di rumah sakit saat Hastry sedang koas dan sang suami, sudah menjadi dokter spesialis kandungan.

Pernikahan keduanya dikaruniai dua anak.

Riwayat Pendidikan

Hastry menyelesaikan pendidikan S1 Kedokteran di Universitas Diponegoro (Undip) pada 1995.

Dua tahun kemudian, ia meraih gelar dokter (dr) dari kampus yang sama.

Pada 1998, Hastry memutuskan untuk menjadi Polwan.

Ia pun melanjutkan pendidikan ke Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SEPA) Polri 1998.

Setelah menjadi Polwan, Hastry rupanya jatuh cinta pada dunia forensik setelah diajak ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus kriminal pembunuhan.

Ia pun mengambil spesialis forensik dan merampungkan pendidikannya 2005 juga dari Undip.

Pada 2016, Hastry sukses menyelesaikan pendidikan S3 di Universitas Airlangga yang membawanya meraih gelar Doktor (Dr).

Perjalanan Karier

Karier Brigjen Sumy Hastry Purwanti telah malang melintang di dalam kepolisian tanah air terutama di bidang Kedokteran Kepolisian (Dokpol).

Jabatan terakhir jenderal bintang satu ini adalah Kabiddoksikes Rodokpol Pusdokkes Polri.

Ia merupakan Polwan pertama di Asia yang bergelar Doktor Forensik dan telah banyak berkiprah hingga tingkat internasional.

Selain itu, Hastry juga merupakan sosok yang sangat peduli dengan perlindungan perempuan dan anak.

Ia mendirikan layanan Forensik Klinik (Forklin) yang secara khusus berpihak kepada korban kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak.

Hastry memang lebih banyak berkarier di Jawa Tengah. Jabatan terakhirnya di Polda Jateng adalah Kabiddokkes Polda Jateng.

Meski demikian, Hastry juga pernah bertugas di luar Polda Jateng yaitu Kabiddokkes Polda NTB.

Jabatan lain yang pernah diembannya adalah KA Instalasi Forensik RS Bhayangkara Tingkat I Raden Said Sukanto.

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved