Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Seminar Internasional 4 Ethos 4 Jusuf

Menilik Jejak Perjuangan Syekh Yusuf di Cape Town, Tak Bisa Dibungkam Termasuk Penjara/Pengasingan

Duta Besar Afrika Selatan untuk Amerika Serikat, Ebrahim Rasool menyampaikan, kehidupan Syekh Yusuf dan pengaruhnya di Cape Town.

Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Sukmawati Ibrahim
Tribun Timur
Duta Besar Afrika Selatan untuk Amerika Serikat, Ebrahim Rasool saat jadi pembicara Seminar Internasional Prinsip dan Karakter Bugis-Makassar 4 Ethos dan 4 Jusuf, Senin (2/9/2024). 

Akhirnya, mereka mengasingkan Syekh Yusuf seumur hidup ke Cape Town.

Di Cape Town, Belanda tidak bisa menahan Syekh Yusuf di pusat kolonial.

Lantaran pengaruh dan reputasinya begitu besar, sehingga mereka harus mengasingkannya lebih jauh ke luar batas kolonial Cape Town.

Ke sebuah pertanian di Zandvliet, tempat Sungai Eester mengalir ke laut. 

"Di sanalah mereka menempatkan beliau (Syekh Yusuf) bersama 49 orang yang menyertainya dari Indonesia, dari Makassar, Sulawesi Selatan.

Mereka (Belanda) tahu ada seorang pejuang kemerdekaan dan aktivis anti-kolonial," tuturnya.

Pria berkacamata ini menambahkan, Belanda juga tahu Syekh Yusuf adalah seorang cendekiawan.

Beliau tidak hanya belajar di Indonesia, tapi juga di Arab selama hampir 20 tahun.

Syekh Yusuf fasih dalam banyak bahasa, dengan status yang begitu tinggi sehingga beliau bahkan menjadi hakim agama di Banten.

Itulah sebabnya Gubernur Belanda saat itu, Simon van der Stel menyambut beliau ke Cape Town, kemudian mengasingkannya ke Zandvliet.

Baca juga: Dialah Jenderal/Milik TNI Pangkat Tertinggi di Sulawesi Karena Bintang 4 Ulas JK Soal M Jusuf

Pengaruh Syekh Yusuf yang besar, sehingga Zandvliet sebagai tempat pengasingannya kini disebut Makassar.

"Jadi, tidak hanya ada Makassar di Sulawesi Selatan, Indonesia, tempat asal empat Yusuf yang hebat, tetapi juga ada dampak Makassar di Cape Town yang mencerminkan pengaruh salah satu dari mereka, Yusuf Al-Makassari atau Syekh Yusuf atau Tuan Yusuf seperti yang kami kenal," sebutnya.

Ebrahim Rasool menyebut, alih-alih menjadi tempat pengasingan, Zandvliet justru menjadi pusat Islam yang terorganisir, tidak hanya di Cape Town tetapi juga di Afrika Selatan

Tempat ini menjadi tempat perlindungan bagi budak yang dibebaskan dari segala agama, budaya, dan bahasa.

Jika berada di Zandvliet, mereka akan berada dalam tangan-tangan yang penuh kasih sayang dari Syekh Yusuf Al-Makassari.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved