Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Bawakan Kuliah Umum terkait Ekonomi Biru di Unhas, MKP Trenggono Siap Kerjasama Budidaya Udang

Ratusan mahasiswa hukum dan fakultas perikanan dan kelautan Unhas memadati area acara sejak pagi. Bahkan, tingginya minat mahasiswa membuat banyak yan

Editor: Ina Maharani
handover
Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) RI, Sakti Wahyu Trenggono, membahas urgensi implementasi Ekonomi Biru untuk mewujudkan keberlanjutan dan kesejahteraan di Indonesi, di Baruga Baharuddin Lopa, Universitas Hasanuddin Kemis (29/8) 

 

Makassar, Tribun - Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono menekankan pentingnya penerapan Ekonomi Biru untuk mewujudkan keberlanjutan dan kesejahteraan di Indonesia.

Hal itu disampaikan dalam acara Kuliah Umum bertema Implementasi Kebijakan Ekonomi Biru: Mewujudkan Keberlanjutan dan Kesejahteraan Bersama di Universitas Hasanuddin, Makassar, Kamis (29/8/2024). 

Kuliah Umum tersebut dihadiri Rektor Universitas Hasanuddin Prof Jamaluddin Jompa, di Aula Baharuddin Lopa, Fakultas Hukum Unhas.

Ratusan mahasiswa hukum dan fakultas perikanan dan kelautan Unhas memadati area acara sejak pagi. Bahkan, tingginya minat mahasiswa membuat banyak yang rela duduk melantai.

Hadir juga dekan dan dosen, serta seluruh civitas akademika Universitas Hasanuddin, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan, serta pejabat Eselon I dan II Lingkup KKP. 

Di hadapan para hadirin, Trenggono mengatakan, peningkatan populasi penduduk global yang mencapai 9,7 miliar jiwa pada 2050 menjadi tantangan semua negara termasuk Indonesia, dalam memenuhi kebutuhan pangan manusia. 

Di samping itu, dunia juga dihadapkan dengan isu malnutrisi. 

Berdasarkan data FAO (2023), jumlah masyarakat yang mengalami kekurangan pangan di dunia meningkat dari 7,9 persen di tahun 2019 menjadi 9,2 persen di tahun 2022. 

Hal ini juga terjadi di Indonesia di mana jumlah masyarakat yang mengalami kekurangan pangan meningkat dari 8,5 persen di tahun 2021 menjadi 10,2 persen di tahun 2022. 

"Laut dapat menjadi jawaban untuk mengatasi permasalahan pangan yang dunia sedang hadapi saat ini," kata Menteri Trenggono dalam paparannya. 

Menteri Trenggono menjelaskan, laut menyediakan beragam sumber daya yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan yang tidak hanya bergizi tetapi juga lebih ramah terhadap lingkungan. 

Berdasarkan data Skyquest (2023), peran sektor kelautan dan perikanan dalam menyuplai sumber pangan diproyeksi akan semakin besar. 

Nilai pasar perikanan dunia diproyeksi akan terus mengalami pertumbuhan dengan Compound Annual Growth Rate atau CAGR sebesar 6,52 persen dari USD 269,3 miliar pada tahun 2023 menjadi USD 419,09 miliar pada tahun 2030. 

"Sebagai negara kepulauan terbesar yang dianugrahi kekayaan sumber daya laut dan perikanan yang luar biasa besar, maka Indonesia harus menempatkan laut sebagai halaman depan sekaligus episentrum pembangunan nasional untuk mewujudkan Indonesia Emas di tahun 2045," katanya. 

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved