AMSI
Bisakah Media Menyajikan Konten Berkualitas di Era AI? Siaran Lengkap Indonesia Digital Conference
Demikian di antara sederet pertanyaan diharapkan terjawab melalui Indonesia Digital Conference (IDC) yang digelar Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI
Penulis: Abdul Azis | Editor: Mansur AM
Menurut Wahyu, ada dua kunci bagi media dalam menghadapi kondisi ini. "Beradaptasi dengan teknologi yang berubah. Kemudian berinovasi, menciptakan value baru untuk jurnalisme," ujarnya.
Menghadapi tantangan ini, di IDC 2024, AMSI untuk pertama kalinya berkolaborasi dengan Indonesia Digital Association (IDA).
AMSI sadar, tanpa kemampuan berinovasi mulai dari mengidentifikasi masalah, merumuskan solusi dan mengeksekusi solusi itu menjadi produk yang bisa diterima audiens perusahaan media tidak akan bisa menjamin keberlanjutannya.
Padahal, tanpa media yang sehat secara bisnis dan konten berkualitas, seluruh ekosistem informasi digital akan terancam.
Ketua Umum IDA, Dian Gemiano, dalam sambutan pembukanya menegaskan, media harus mandiri secara konten, teknologi, bisnis, dan finansial.
"Mandiri bukan berarti anti kolaborasi, anti teknologi. Mandiri, lebih proaktif kolaborasi dan berinovasi. Proaktif artinya mendorong inovasi tersebut:,” katanya.
Dengan demikian, konten dan bisnis bisa berjalan dengan misi yang sama.
Sementara Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informasi Bidang Komunikasi dan Media Massa Molly Prabawaty, mengatakan, media massa harus mempertahankan kredibilitas dan menjadi verifikator rujukan informasi untuk mendapat kepercayaan publik.
Apalagi saat ini masyarakat masih mengandalkan media untuk memperoleh informasi. Berdasarkan data UNESCO tahun 2023, perkembangan penggunaan platform digital indonesia sangat besar dalam akses informasi.
"Trennya pengguna online 79 persen, medsos 60 persen, TV 40 persen, dan media cetak 9 persen. Kita lihat sendiri, tren sekarang masyarakat lebih sering akses dari online untuk berita media,” kata Molly.
Molly juga menegaskan komitmen pemerintah untuk keberlanjutan media. Salah satunya melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 32 Tahun 2024 tentang Tanggung Jawab Perusahaan Platform Digital untuk Mendukung Jurnalisme Berkualitas atau Perpres Publisher Rights.
Perpres ini sebagai kebijakan afirmatif dan komitmen pemerintah dalam menciptakan fair play bagi pelaku industri nasional dari perspektif bisnis. Menciptakan hubungan yang adil dan memastikan media tidak tergerus disrupsi digital.
Direktur USAID Indonesia, Jeffery P Cohen juga mengingatkan media di Indonesia tentang , lanskap digital yang berkembang sangat cepat, seperti kecerdasan artifisial (Artificial Intelligence/AI) sehingga media harus mengimbanginya.
Media harus mengenal audiensnya, verifikasi, dan konfirmasi karena terlalu banyak disinformasi yang terjadi.
Teknologi seperti AI bukan hanya sekadar alat, tapi menjadi bagian integral ekosistem yang bisa mendorong kemajuan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.