Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Esai Sarkatik Senior Angkatan Prabowo, Letjen Kiki Syahnarki Viral Bunuh Kebenaran Hidup dalam Aib

Jenderal Kiki banyak jadi penulis buku, jadi komisaris di Artha Graha, aktif jadi pembicara di kampus, dan jadi penulis essai, di sejumlah media.

|
Editor: thamsil_tualle
Tribunnews
Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri, saat ditemui usai menghadiri acara 'Pengukuhan Pengurus Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat (PPAD) periode 2016-2021' di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Senin (5/12/2016). 

MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM — Sebuah esai tulisan jenderal purnawirawan, Letnan Jenderal (Letjen) TNI Kiki Syahnarki (77), viral akhir pekan ini.

Kiki Syahnarki adalah tokoh senior militer Indonesia.

Dia mantan Wakil Kepala Staf TNI-AD (1999-2002), dan manyan Pangdam IX Udayana.

Dua adalah adik angkatan Jenderal (purn) Prabowo Subianto (78), dan juga presiden terpilih Indonesia.

Kiki alumnus  Akademi Militer (Akmil) Magelang tahun 1971.

Sedangkan Prabowo lulus tahun 1974.

Prabowo dan Kiki sama-sama berjuang dalam pembebasan Timor-Timor, 1974 hingga 1999.

Prabowo menghabiskan karier di Kopasuss sedangkan Kiki di infanteri, Kostrad.

Terakhir, Jenderal Kiki banyak jadi penulis buku, jadi komisaris di Artha Graha, aktif jadi pembicara di kampus, dan jadi penulis essai, di sejumlah media.

Tahun 2014, Kiki menulis buku Timor Timur The Untold Story, terbitan Gramedia.

Terakhir, tulisan itu berjudul Beramai-Ramai Membunuh Kebenaran, Agar Bersama-sama Hidup dalam Aib.

Tulisan itu, bercerita pembunuhan seorang komandan tentara oleh seorang wanita yang selamat dari aksi pemerkosaan massal di sebuah kampung.

“.. TENTARA musuh memasuki sebuah desa. Mereka menodai kehormatan seluruh wanita di desa itu, kecuali seorang wanita yang selamat dari penodaan. 

Dia melawan, membunuh dan kemudian memenggal kepala tentara yang akan menodainya.

Ketika seluruh tentara sudah pergi meninggalkan desa itu, para wanita malang semuanya keluar dengan busana compang-camping, meraung, menangis dan meratap, kecuali satu orang wanita tadi…

Tulisan bentuk essai sarkatik ini, belakangan  dimuat di salah satu media lokal di Jawa Tengah, Suara Merdeka.

Esai seolah menyindir perilaku elite dan warga negara yang kehilangan orientasi akan kebenaran.

Sindiran itu, berupa kekhawatiran massif, yang mereka ciptakan sendiri.

Di bagian lain, essainya, Kiki Syahnarki menggambarkan, wanita yang selamat dari pemerkosaan massal karena melawan itu, dibunuh beramai-ramai, hanya untuk menutup aib mereka dari penguasa.

… Dia keluar dari rumahnya dengan busana rapat dan bersimbah darah sambil menenteng kepala tentara itu dengan tangan kirinya.

Para wanita bertanya: “Bagaimana engkau bisa melakukan hal itu dan selamat dari bencana ini.?”

Ia menjawab: “Bagiku hanya ada satu jalan keluar. Berjuang membela diri atau mati dalam menjaga kehormatan.”

Para wanita mengaguminya, namun kemudian rasa was-was merambat dalam benak mereka. Bagaimana nanti jika para suami menyalahkan mereka gara-gara tahu ada contoh wanita pemberani ini.

Mereka kawatir sang suami akan bertanya, “Mengapa kalian tidak membela diri seperti wanita itu, bukankah lebih baik mati dari pada ternoda..?”

Kekaguman pun berubah menjadi ketakutan yang memuncak. Bawah sadar ketakutan para wanita itu seperti mendapat komando.

Mereka beramai-ramai menyerang wanita pemberani itu dan akhirnya membunuhnya. Ya, membunuh kebenaran agar mereka dapat bertahan hidup dalam aib, dalam kelemahan, dalam fatamorgana bersama…”

Kiki, satu dekade terakhir memang banyak menyuarakan kritik santun ke penguasa.

Di awal masa jabatan periode kedua sebagai Presiden, Joko Widodo, Jumat (31/5/2019) siang, mengundang sejumlah jenderal purnawirawan ke Istana.

Salah satu yang diundang adalah Kiki Syahnarki.

Tokoh purnawirawan TNI yang hadir, antara lain mantan KSAD Jenderal (purn) Wismoyo Arismunandar, mantan Komandan Jenderal Kopassus Letjen (purn) Sintong Hamonangan Panjaitan, Ketua Umum LVRI Letjen (purn) Rais Abin, mantan Wakil KSAD Letjen (purn) Kiki Syahnakri dan mantan KSAL Laksamana (purn) Ade Supandi. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved